Mohon tunggu...
Siti Adidah
Siti Adidah Mohon Tunggu... Editor - content Writer

Bekerja di lembaga sosial LAZ Al Azhar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kriskama Dasamas Milenial, Penggerak Desa Cahaya di Kepulauan Meranti

1 November 2022   14:18 Diperbarui: 1 November 2022   14:47 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini menjadi pengalaman pertama bagi Kriskama menginjakkan kaki di pulau terpencil untuk mengabdikan diri menjadi seorang dai sahabat masyarakat (Dasamas). Perjuangannya dalam menggerakkan masyarakat bukan menjadi hal yang mudah. Tentu membutuhkan kerja keras dan ketulusan hati dalam menjalankan semua tanggung jawab dan amanah umat.

Bernama lengkap Kriskama Aprianto yang akrab dengan panggilan Kris ini, merupakan pemuda asal Serang, Banten yang rela menjalankan tugas berdakwah dan membawa perubahan bagi masyarakat di pelosok pulau yang berlokasi di Desa Sokop, Kecamatan Rangsang Pesisir, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau. 

Terpisah jarak ratusan kilometer dengan keluarga dan sanak saudara menjadi pilihan terbaik untuk terus menebarkan kebaikan untuk sesama. Dedikasinya, tentu patut untuk diberi apresiasi, berkat kerja keras dan kegigihan yang dilakukan Kris mampu menghadirkan perubahan sosial, ekonomi, keagamaan, dan pendidikan bagi masyarakat sekitar.

Di tengah gencarnya para milenial mencari pekerjaan di perkotaan, Kris mampu membuktikan bahwa mengembangkan kemampuan diri dapat dilakukan di mana saja, meskipun di lokasi terpencil. Bahkan baginya, perubahan tersebut akan begitu terasa nyata ketika apa yang ia lakukan, manfaatnya turut dinikmati masyarakat pelosok.

"Buat saya Dasamas adalah seorang pendakwah atau pendamping masyarakat yang memberikan segala bentuk kebermanfaatan bagi masyarakat yang didampingi maupun masyarakat sekitarnya," kata Kris.

Kris sendiri memiliki latar belakang pendidikan Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan dari Kampus Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor. Kris memutuskan untuk menjadi seorang Dasamas karena panggilan jiwa. Tahun 2020 Ia mulai bergabung menjadi pendamping desa dalam program pemberdayaan bersama LAZ Al Azhar dan YBM PLN.

Tidak ada hal yang mudah dalam memulai sebuah tugas, suka dan duka menjadi Dasamas pun telah dirasakan oleh Kris. Akses lokasi yang cukup jauh dari perkotaan adakalanya menjadi hambatan karena cukup sulit untuk membeli kebutuhan maupun keperluan guna memperkuat instrumen. 

Selain itu, akses jalan yang cukup jauh serta jalan yang rusak, menyulitkan untuk mobilisasi dalam penyebaran informasi ke stakeholder terkait baik pemerintahan maupun swasta.

Namun, di balik usaha yang dilakukan selama 2 tahun berjalannya program pemberdayaan masyarakat desa juga telah menghadirkan kemajuan positif dan sejumlah prestasi capaian yang dapat dirasakan masyarakat. Dimulai dari peningkatan kapasitas keilmuan kader atau sumber daya masyarakat lokal yang mulai mengerti akan budidaya sayuran dan kopi bahkan mereka telah mempraktikkannya secara langsung.

"Alhamdulillah, perubahan sosial ekonomi terus berkembang bahkan beberapa anggota sudah mampu menjual hasil panen sayuran sebagai bentuk penghasilan tambahan. Selain itu banyak lahan yang awalnya tidak termanfaatkan kini menjadi lebih produktif," ungkap Kris.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun