ARTIKEL
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SAINS MELALUI METODE EKSPERIMEN BERMAIN SODA PADA ANAK TK Â
KELOMPOK A
Oleh
SITI NUR HIDAYATI
Email : Sitinurhidayati519@gmail.com
Â
ABSTRAK
Â
Pemilihan judul tersebut dengan latar belakang adanya kemampuan sains melalui metode eksperimen yang kurang tepat, yaitu metode pemberian tugas yang tidak melibatkan anak secara langsung, sehingga penguasaan anak tentang sains sangat rendah, untuk itu peneliti mencoba menggunakan metode eksperimen dalam pembelajaran sains . Tujuan dari peneliti ini adalah untuk meningkatkan kemampuan sains  anak melalui  metode pembelajaran eksperimen bermain soda.
Penelitian yang dilakukan hanya meneliti kegiatan sains bermain soda pada pembelajaran kognitif sains untuk kelompok A yang di lakukan di TK Al-Hidayah XXII Kecamatan Sukorejo Kota Blitar. Peneliti menggunakan pedoman penilaian unjuk kerja yang dilakukan anak dan observasi.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan sains dengan penerapan metode pembelajaran eksperimen bermain soda. Pada siklus I peningkatan mencapai 21,38% dan diperoleh rata-rata penilaian sains melalui metode eksperimen bermain soda sebesar 62.01%. Dan pada siklus II peningkatan mencapai 21,38% dan diperoleh rata-rata penilaian  sains sebesar 83.39%.
Berdasarkan pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan metode pembelajaran eksperimen, kemampuan sains bermain soda anak meningkat. Pembelajaran berpusat pada guru menjadi berpusat pada anak, perubahan penilaian ke arah yang komprehensif yang tidak hanya dengan hasil kerja anak, dan pengembangan situasi pembelajaran ke arah yang lebih kondusif, maka disarankan untuk menggunakan metode eksperimen dalam kegiatan pembelajaran sains  pada bidang pengembangan kognitif.
Kata Kunci : kemampuan sains , metode eksperimen, bermain soda
1.PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
Mengembangan kemampuan sains akan sangat berarti jika dilakukan sejak usia dini, yakni sejak TK. Anak usia dini adalah anak yang perkembangan pola pikirnya sangat pesat. Pada usia nol sampai dengan usia prasekolah ini disebut dengan masa peka belajar atau masa usia emas (Golden Age).Lingkup pengembangan kemampuan sains merupakan kegiatan yang dipersiapkan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas sesuai dengan tahap perkembangan anak, meliputi : berbahasa, kognitif, fisik / motorik dan seni. Pendidikan prasekolah bertujuan untuk membantu meletakkan dasar kearah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.
Hasil pengamatan yang dilakukan di TK AL-HIDAYAH XXII Blitar pada kelompok A yang kurang dalam kegiatan eksperimen. Hal ini dapat dilihat dari pengetahuan anak tentang sains, kemampuan anak dalam berfikir analisis dan sikap kritis anak masih rendah. Dari 15 anak dikelompok A2 masih 6 anak yang mampu berfikir analis dan kritis tentang sains melalui metode eksperimen bermain soda di TK AL HIDAYAH XXII BLITAR.
Penyebab masalah tersebut karena proses pembelajaran sains hanya mendengar ceramah dari guru saja atau membaca buku teks yang dilanjutkan dengan pembahasan secara verbal hal ini mengakibatkan siswa tidak mempunyai kesempatan untuk menemukan sendiri fakta dan konsep dan siswa tidak mempunyai kesempatan untuk mengembangkan ketrampilan memproseskan perolehan. Pembelajaran sains harus melibatkan aspek pengetahuan, afektif dan psikomotor sehingga pengetahuan untuk memahami konsep diperoleh melalui proses berpikir dengan memiliki ketrampilan proses dan sikap ilmiah. Pemahaman ini bermanfaat bagi anak untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat menanggapi secara kritis perkembangan sains.
Berdasarkan permasalahan diatas peneliti akan melakukan perbaikan pembelajaran  melalui metode sains proses, meningkatkan kemampuan sains pada anak, diharapkan anak memiliki sikap ilmiah dan  anak lebih berminat untuk menghayati sains. Tetapi kenyataannya di lapangan, anak-anak sekarang kurang berminat pada sains.
Tahapan pengembangan sains usia 4-5 tahun menurut Yuliani (2017:12.12) adalah:
- Anak mulai mengerti tentang banyak hal seperti informasi yang
- Â Â Â berhubungan dengan lingkungan sekitar
- Anak mulai memahami apa yang dimaksud dengan penelitian yang
- Â Â Â menyukai percobaan-percobaan dengan bantuan oran dewasa.
- Mulai mampu menyeleksi akitifitas yan dilakukan.
Berdasarkan uraian diatas maka dalam penelitian tindakan ini sengaja peneliti mengambil judul "Meningkatkan KemampuanSains Melalui Metode Eksperimen Bermain Soda Pada Anak Kelompok A TK Al Hidayah XXII Blitar"
- Perumusan Masalah
- Â Â Â Â Â Dari uraian tersebut diatas dapat diperoleh identifikasi masalah sebagai berikut:
- Bagaimana meningkatkan kemampuan sains melalui bermain soda anak  Â
- Â Â Â kelompok A TK AL HIDAYAH XXII Blitar ?
- Tujuan Perbaikan
- Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
- Sebagai berikut:
- Melalui metode eksperimen dapat mengembangkan kemampuan sains
- anak kelompok A TK Al Hidayah XXII Blitar.
- Manfaat Perbaikan
- Kegunaan Teoritis
- Â Â Â Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang pendidikan anak usia dini.
- Kegunaan Praktis
- Â Â Â Dengan terselesainya penelitian ini diharapkan hasilnya dapat dimanfaatkan bagi berbagai pihak diantaranya adalah
- Bagi guru
- Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi guru dalam meningkatkan kemampuan sainsanak didiknya melalui metode eksperimen bermain soda.
- Bagi lembaga
- Sebagai media informasi yang efektif untuk memperbaiki kekurangan yang terkait dengan tema penelitian ini.
- Bagi anak didik
- Sebagai sumbangan pemikiran atau masukan dan pertimbangan untuk dapat berkembang secara optimal khususnya kemampuan mengenal sains
- Bagi peneliti yang akan datang
- Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan petunjuk, arahan dan bahan pertimbangan bagi para peneliti lebih lanjut.
- 2.KAJIAN PUSTAKA
- Karakteristik Anak Usia Dini
Anak usia dini menurut NAEYC (National Association for The Education of Young Children) adalah anak yang berada pada rentang usia 0 -- 8 tahun, yang tercakup dalam program pendidikan di Taman Penitipan Anak, penitipan anak pada keluarga, pendidikan prasekolah baik itu swasta ataupun negeri, TK, dan SD. Karekteristik anak usia dini (Siti Aisyah, 2012:1.4)
Untuk karakteristik anak usia dini adalah sebagai berikut :
1. Memiliki rasa ingin tahu yang besar
2. Merupakan pribadi yang unik.
3. Suka berfantasi dan berimajinasi.
4. Masa paling potensial untuk belajar.
5. Menunjukkan sikap egosentris.
6. Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek
7. Sebagai bagian dari makhluk sosial.
B.Pengembangan Sains
- Pengertian Sains
Menurut yuliani (2017:10.2) Sains yang diartikan sebagai ilmu pengetahuan adalah suatu obyek bahasan yang berhubungan dengan bidang studi tentang kenyataan atau fakta dan teori-teori yang mampu menjelaskan tentang fenomena alam. Hakikat pengembangan sains adalah kegiatan belajar melalui pengamatan, penyelidikan,dan percobaan untuk mencari tahu atau menemukan jawaban tentang kenyataan yang ada didunia sekitar, yang dilakukan dengan menyenangkan dan menarik dilaksanakan melalui bermain.
- Tujuan pengembangan sains untuk anak usia dini
(Gunardi 2017:94) Pembelajaran sains pada anak usia dini secara umum bertujuan agar anak mampu secara aktif mencari informasi di sekelilingnya. Secara khusus, hal ini bertujuan agar anak memiliki kemampuan mengamati berbagai perubahan yang terjadi, melakukan percobaan sederhana, mengklarifikasikan, membandingkan, memperkirakan, mengkomunikasikan dan membangun kreativitas.
- Manfaat permainan sains
- Permainan sains bermanfaat bagi anak karena dapat menciptakan suasana yang menyenangkan serta dapat menimbulkan imajinasi pada anak yang pada akhirnya dapat menambah pengetahuan anak secara alamiah. Secara khusus permainan sains dapat bermanfaat bagi guru dan orang tua, (Yuliani, 2017:10.4)
- Pengaruh permainan sains pada berbagai aspek perkembangan: Perkembangan sosial, fisik,kognitif,kreatifitas
- Kegiatan belajar dalam penerapan konsep sains pada anak
- Ada beberapa langkah yang dapat digunakan dalam melakukan kegiatan belajar sains  (Yuliani, 2017:10.10): Perencanaan dan pengaturan, rencana untuk keamanan, sikap yang harus dibangun (Keterbukaan, langsung dari guru, spontanitas)
- Ketrampilan dalam permainan sains
       Pendekatan yang digunakan dalam kegiatan belajar sains kepada anak sangat tergantung pada pengalaman, usia dan tingkat perkembangannya (Yuliani 2017:10.18). Beberapa indikator disetiap usia dibawah ini :
- Â Usia 4-5 Tahun
- Anak-anak mulai mengerti tentang banyak hal berupa informasi yang berhubungan dengan apa yang terjadi di dunia sekitarnya.
- Mulai memahami apa maksud penelitian dan menjedi lebih bermakna dan menemukan penjelajahan mereka.
- Mulai memyeleksi aktivitas yang dilakukan.
- Mulai mampu membuat perkiraan-perkiraan terhadap berbagai peristiwa yang akan terjadi.
- Suka memikirkan penjelasan dari apa yang mereka teliti baik itu fakta ataupun imajinasi/fantasi.
- Menikmati percakapan dengan anak-anak lain dan mulai secara spontan berbagi dan mengambil keputusan.
- Memahami percakapan dengan yang lain, seperti mereka bermain dan melakukan percobaan.
- Mulai menggunakan gambaran untuk mewakili dan mengungkapkan ide-ide.
- Senang melihat buku-buku dan pura-pura membacanya
C.Metode Pembelajaran di TK
- Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan cara yang dilakukan guru untuk membelajarkan anak dalam mencapai kompetensi yang telah ditetapkan (Depdiknas, 2004: 11). Metode pembelajaran adalah cara yang dipilih oleh guru dan dilaksanakan dalam pembelajaran di TK untuk mencapai kompetensi dan tujuan yang telah ditetapkan.
- Macam-Macam Metode Pembelajaran
- Metode bercerita
- Metode bercakap-cakap
- Metode tanya jawab
- Metode karya wisata/wisata bermain
- Metode demonstrasi
- Metode pemberian tugas
- Metode eksperimen/penemuan
- Metode proyek
D.Metode Eksperimen
- Pengertian Metode Eksperimen
Eksperimen atau percobaan adalah suatu kegiatan yang di dalamnya dilakukan cobaan dengan cara mengamati proses dan hasil dari percobaan tersebut menurut Trianto (2010) dalam bloknya. Syaiful Bahri Djamarah , metode percobaan/eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Menurut Roestiyah , metode eksperimen ialah suatu metode mengajar di mana pendidik bersama anak didik mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dari hasil percobaan itu.
Dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen adalah suatu cara pembelajaran dengan menempatkan anak sebagai subjek yang aktif untuk melakukan dan menemukan pengetahuan sendiri, serta untuk mengetahui kebenaran akan sesuatu.
- Manfaat dan Tujuan Eksperimen
- Anak memiliki sifat ingin tahu oleh karena itu, metode eksperimen sangat mendukung optinialisasi potensi intelektual yang sesuai dengan taraf berpikir anak pada masa ini menurut Gunardi (2017:4.76) Tujuan penggunaan metode eksperimen bagi anak adalah sebagai berikut:
- Menjelaskan tentang proses terjadinya sesuatu.
- Memberikan pengalaman kepada anak tentang proses terjadinya sesuatu.
- Membuktikan tentang kebenaran sesuatu.
Sedangkan manfaat yang dapat diraih berdampak pada seluruh aspek-aspek perkembangan anak. Aspek  perkembangan menurut (Gunardi, 2017:4.78) tersebut, antara lain sebagai berikut: Aspek intelektual, Bahasa, Fisik-motorik, Seni, Sosial-emosi dan Moral-agama
- Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen
Metode eksperimen memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan (Gunardi 2017:4.79) sebagai berikut:
Kelebihan metode eksperimen
- Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaan.
- Dalam membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupannya.
- Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.
Kelemahan metode eksperimen
- Metode ini lebih sesuai untuk bidang-bidang sains dan tehnologi
- Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan kadangkala mahal.
- Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
- Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada factor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan dan pengendalian.
E.Pengertian Soda Kue
- Menurut Nissa Sholihah (2015) Soda kue adalah salah satu bahan makanan tambahan yang terdiri dari bahan kimia natrium bikarbonat atau sodium bikarbonat. Soda kue berbentuk Kristal serbuk berwarna putih yang halus. Digunakan untuk pembuatan kue, sifatnya alkali, ia baru akan bereaksi ketika bertemu dengan sesuatu yang bersifat asam. Ketika bereaksi akan membentuk gelembung-gelembung gas karbon dioksida, karena soda kue langsung bereaksi ketika bertemu dengan zat asam.
- KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan kemampuan sains permulaan dalam bidang pengembangan kognitif pada anak kelompok A TK Al-Hidayah XXII Â Blitar maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
- Dalam penerapan metode eksperimen, anak diajak untuk melakukan berbagai macam penelitian dengan tema tanaman. Kegiatan yang dilakukan antara lain, dengan praktik mengobservasi, mengklasifikasi dan menceritakan apa yang terjadi jika ada suatu perubahan alamiah.
- Penerapan metode pembelajaran eksperimen dapat meningkatkan kemampuan sains  anak kelompok A TK Al-Hidayah XXII Blitar Kecamatan Sukorejo Kota Blitar. Hal ini terbukti pada hasil penelitian tindakan yang menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan sains melalui metode eksperimen bermain soda
DAFTAR PUSTAKA
- Aisyah, Siti, dkk 2014. Aspek Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka
- I G A K wardani, Kuswaya Wihardit. 2017. Penelitian Tindakan Kelas. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka
- Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
- Gunarti, Winda, dkk. 2017. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka
- Nugraha, Ali. 2014. Dasar-dasar Matematika dan Sains. Jakarta: Universitas Terbuka
- Nurani, Yuliani. 2017. Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka
- Roestiyah, N.K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H