Shakil Ingin Pindah Sekolah
Hari ini Pak Wira mengajar pelajaran Agama Islam di kelas satu.
''Assalamualaikum anak-anak, apa kabar hari ini?''
"Waalaikumsalam Alhamdulillah, luar biasa, tetap semangat, Allahu Akbar!'' Jawab anak-anak serempak.
''Ohya sudah berdoa dan baca Asmaul Husna belum?"Tanya Pak Wira
''Sudah Pak Guru.'' Jawab mereka
Begitulah siswa SDN Cemerlang 1 setiap pagi berdoa dan membaca Asmaul Husna walau bapak dan ibu guru belum masuk kelas.
Tok..tok .. tok.. " Assalamualaikum..'' Terdengar suara salam dari luar.
''Waalaikumsalam..'" Jawab Pak Wira sambil membuka pintu kelas.
Ternyata Shakil dan ibunya. Mata Shakil tampak sembab dan penuh dengan air mata, lalu jatuh membentuk anak sungai di kedua pipinya,
''Maaf pak ..ini Shakil nangis dan mogok gak mau sekolah. Katanya pengen pindah.'' Jelas ibunya Shakil, sementara Shakil masih menangis tidak mau masuk kelas.
Pak Wira meraih tangan Shakil sembari jongkok.
"Kenapa ingin pindah, na? Yuk masuk dulu yuk!'' Bujuk pak Wira
'' Tolong ya pak Guru, Â dia pengen pindah sekolah katanya teman-temannya nakal.'' Ibunya kembali menjelaskan lalu pamit untuk pulang meninggalkan kelas.
'' Pak Guru, Kemarin Shakil diledekin Rafif, diejek nama bapaknya.'' Hana yang duduk di samping Shakil melaporkan
''Apa betul yang di katakan Hana?'' Tanya Pak Wira kepada Shakil
'' Uh dasar Shakil cengeng..gitu aja nangis.'' Rizki menimpali
'' Aku... aku mau pindah sekolah
.huhuhu... Disini pada nakal...huhuhu,'' Shakil kembali nangis di bangkunya
''Anak-anak.. dengarkan Pak Guru! Â kalian tidak boleh saling mengejek kalau tidak mau diejek. Itu perbuatan tercela dan bisa menyakiti hati orang lain. Rafif apa betul kamu ngejek Shakil dengan mengatakan nama Bapakny?'' Tanya Pak Wira
''Iya pak, teman-teman juga pada ngejekin.'' Jawab Rafif yang punya badan paling besar dibandingkan teman-temannya.
''Dengarkan semuanya, kata nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam, kita tidak boleh berkata yang tidak baik. Lebih baik diam daripada berkata yang tidak baik. Ada yang tau kenapa?''
''Aku tau, pak.'' Aufa mengacungkan tangan
'' Iya, kenapa?''
''Karena bisa menyakiti hati teman kita dan bikin teman kita jadi nangis.'' Jawab Aufa
''Betul sekali..anak pintar!
Tepuk tangan buat Aufa!'' Seru Pak Wira
Anak-anak tepuk tangan dengan riuh.
"Terus kalau kita salah harus bagaimana anak-anak?''
''Minta Maaaaaaf..'' Jawab anak-anak paduan suara
''Ayo mas Rafif segera minta maaf sama Shakil!'' Perintah pak Wira
Rafif menghampiri Shakil dan mengulurkan tangannya tanda mau minta maaf. Namun Shakil masih menangis dan emosi, ia menundukkan kepalanya diatas meja sembari sesenggukan. Pak Wira menghampiri mereka dan mengusap-usap punggung Shakil agar ia lebih tenang.
''Shakil ...ini Rafif mau minta maaf, ayo salaman anak sholeh,''
Akhirnya Shakil mau bersalaman tanda hatinya sudah mau memaafkan.
''Rafif tidak boeh diulang lagi ya, kalian semua anak-anak yang sholeh.'' Nasihat Pak Wira
''Baik anak-anak, sebelum pelajaran di mulai mari kita nyanyi dulu!''
Disini teman disana teman
Dimana-mana kita berteman
Tak ada musuh tak ada lawan
Semuanya saling menyayangi
Tidak ejek-ejekan tidak pukul-pukulan
Saling tolong dan sayang dengan teman
Tidak ejek-ejekan tidak pukul-pukulan
Saling tolong dan sayang dengan teman
Anak-anak semua bernyanyi dengan riang gembira karena mereka sudah hapal dengan lagu tersebut yang selalu dinyanyikan oleh pak Guru Wira pada saat Ice Breaking atau disela-sela pembelajaran.
Ingat ya anak-anakku yang shalih dan shalihah. Kita tidak boleh menyakiti kalau tidak mau disakiti. Menyakiti itu ada dua, satu menyakiti badan dengan memukul, menendang, mencubit. Dan menyakiti hati dengan mengejek, mengolok-ngolok, mengata-ngatai yang jelek apalagi .?''
''Ngebully...'' Jawab Katia
''Ngumpetin sepatu.'' Kata Vino sambil mengacungkan tangan
''Nah betul sekali..gak boleh itu..coba kalau sepatu kalian ada yang umpetin, mau gak?''
''Gak mauuuuuu....'' Jawab anak -anak
Kata Nabi, "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata baik atau diam." (HR. Bukhari) atau bahasa arabnya ''Fal yaqul khairan aw liyasmut.'' Bisa dipahami anak-anak?
Anak-anak menjawab'' Bisaaa.....''
''Sekarang kita tulis hadistnya, Â ya!'' Pak Wira menulis di papan tulis
''Pak Guru di buku PAI apa BTA?'' Tanya Hana
''Nulisnya di buku BTA?'' Tanya Arsya
''Pak Guru di buku PAI apa BTA?'' Tanya Aufa
''Buku BTA,'' Jawab Pak Wira dengan sabar
'' Pak, kalau gak cukup nulisnya kebawah?''
''Iya, nak!''
'' Pak, kalau gak cukup nulisnya kebawah?''
''iya,nak!''
''Pak guru. Kalau nulis Arab dari arah kanan?''
''iya, nak!''
Begitulah setiap mengajar di kelas satu, pak Wira harus menjawab pertanyaan yang sama setiap dan mereka biasanya mengikuti bentuk tulisan, huruf dan baris percis seperti di papan tulis. Namun ada pula yang rajin bertanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H