Mohon tunggu...
Siti FaridaNurhasanah
Siti FaridaNurhasanah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Ketika Ramadhan Telah Pergi

8 Mei 2022   13:15 Diperbarui: 8 Mei 2022   13:25 787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

KETIKA RAMADHAN TELAH PERGI

Rasanya baru saja kita bersuka cita menyambut kedatangan bulan ramadhan. Namun kini ramadhan telah pergi meninggalkan kita, hati ini akan selalu merindukannya, karena di bulan inilah kita semua mampu menjaga hawa nafsu, mampu beribadah dengan semangat, setiap orang berlomba-lomba berbuat amal shalih, bersedekah, tilawah dan sholat malam. Tentu saja berpuasa selama satu bulan. 

Ternyata kita mampu. Artinya perintah Allah itu tidak akan memberatkan manusia. Karena Allah maha mengetahui kapasitas dan kemampuan setiap hamba-hambaNya.


Lalu, setelah ramadhan pergi akankah kita kembali kepada kebiasaan awal diluar ramdahan? Seperti malas ibadah, sibuk bekerja dan lain-lain disebabkan urusan dunia dan hawa nafsu kita. Tentu kita tidak ingin hal itu terjadi setelah satu bulan dicuci segala dosa hingga bersih seperti bayi yang baru lahir ke dunia.


Syaikh Shalih Al Fauzan hafizahullah berkata.''Wahai sekalian hamba Allah bila nanti bulan ramadhan telah usai, maka sesungguhnya hak-hak Allah tidak pernah usai kecuali dengan kematian.''


Subhanallah, tulisan ini untuk mengingatkan kita semua terutama penulis sendiri. Mari kita penuhi hak-hak Allah seperti bulan ramadhan, kita pasti bisa jika niat kita karena Allah ingin mencari ridho Allah. Mari luruskan niat semata karena Allah kita melakukan aktifitas sebagaimana di bulan ramadhan, berpuasa, tilawah, berdzikir, sholat malam dan sedekah adalah aktifitas yang semoga senantiasa kita istqomah melaksanakannya.


Selain hak-hak Allah kita juga hendaknya memenuhi hak-hak saudara kita. Seperti :


1. Menjaga Silaturahmi
Jika ibadah ramadhan kita sempurnakan dengan silaturahmi, maka silatrahmi ini kita jaga selalu kita dimudahkan masuk ke surga Allah. Rosulullah shallallahu laihi wa sallam bersabda:


''Tidak akan masuk surga orang yang memutus tali silaturahmi."(HR. Muslim).


Kita jalin silaturahmi kepada orang baik itu sudah biasa, tapi ketika kita menjalin tali silaturahmi kepada orang yang jahat dan benci kepada kita sungguh luar biasa. Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu memaafkan dengan terus menjaga tali silaturahmi dengan orang yang membenci kita.


"Barang siapa mendiamkan saudaranya selama setahun, maka dia seperti menumpahkan darahnya."(H.R Abu Dawud)


Berdamai mtidak harus menunggu lebaran, kalau bisa secepatnya dan bersegera untuk meniadakan permusuhan dan pertikaian, namun terkadang sebagian merasa gengsi dan merasa berat hati jika ingin meminta maaf di moment biasa. Biarlah orang lain membenci kita tapi kita jangan membenci orang lain.


2. Tidak menyakiti orang lain
Jika kita tidak bisa menyenangkan orang lain, maka janganlah kita menyakiti orang lain terutama dengan lisan kita yang seringkali keseleo berbiacara tidak baik kepada orang lain. Maka disinilah perlunya kita menjaga lisan dari ucapan yang mentakitkan atau menyinggung perasaan. 

Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda.''Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik dan jika tidak maka diamlah.' (HR. Bukhari)


Indahnya jika kita hidup dengan mentaati syariat islam, berbicara saja ada adabnya. Jika tidak bisa berkata yang baik, hendaknya kita diam. Bukankah kita sering menyesal berbicara daripada sering menyesal karena diam? Hendaknya kita juga ingat bahwa setiap ucapan maupun perbuatan akan dicatat oleh malaikat.


"Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." (QS. Qaaf [50] : 18)


3. Berbuat Baik dimanapun Berada


Kita berbuat baik dimanapun berada karena kita tidak tahu kapan Allah mencabut nyawa kita. Tentu kita ingin kehidupan ini berakhir dengan cara yang baik. Maka menjadi orang baik dimanapun berada harus senantiasa kita jaga. 

Berbuat baik kepada manusia, hewan mapun alam semesta. In sya Allah mereka akan menjadi saksi kebaikan kita di hari kiamat kelak. Dan balasan kebaikan adalah kebaikan pula. Yakni tidak ada balasan bagi orang yang berbuat baik di dunia melainkan diperlakukan dengan baik di akhirat. Mereka memiliki kedudukan yang paling tinggi diantara penghuni surga. Sebagaimana dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala.


''Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan ( pula ).''( Qs. Ar rahman : 60 )

Semoga kita semua menjadi orang yang baik hingga dipanggil Allah dengan cara yang baik dan bertemu lagi dengan ramadhan tahun depan.  Aamiin

Siti Farida
Cilacap, 8 Mei 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun