Kenapa tiktok shop bisa ditutup kok bisa???
Banyak yang bilang tiktok shop ditutup pertama kali heboh lantaran banyaknya keluhan dari pedagang di pasar Tanah Abang terkait harga jual beli terlalu rendah. Mereka mengeluhkan tidak dapat bisa bersaing dengan harga jual di tiktok lantaran harga dari distributor sangat jauh setara dengan harga jual kepada konsumen ditiktok.
Faktanya adalah dari semau berita yang beredar bahwa penyebab utamanya tiktok shop ditutup adalah karena izin usaha yang berlaku di Indonesia. TikTok mengantongi izin sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik dari Kementerian Komunikasi dan Informatika. Bukan Perdagangan Melalui Sistem Elektronik dari Kementerian Perdagangan. Nah, jadi alasan kenapa tiktok shop ditutup karena tiktok hanya meminta izin sebagai media sosial, bukan untuk Platform Dagang. Seperti Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 50 Tahun 2020 dan Permendag Nomor 31 Tahun 2023 menyebabkan penutupan resmi TikTok Shop dengan alasan social commerce jadi tempat promosi dan dilarang untuk bertransaksi. Pada Mulai Rabu 4 Oktober 2023 pukul 17.00 WIB. Tiktok sudah memutuskan untuk menutup jejaring layanan jual beli di platformnya. Dari data yang dirilis oleh Kementerian Perdagangan Indonesia, sebelum pencabutan Tiktok Shop, ada terdapat lebih dari 500.000 penjual aktif dan lebih dari 10 juta pembeli yang menggunakan platform tersebut secara rutin. Pencabutan ini telah mengurangi aktivitas e-commerce di negara ini secara signifikan. Penjualan online menurun sebesar 30% dalam sebulan setelah pencabutan Tiktok Shop.
Apakah anda setuju penutupan tiktok shop ditutup? Saya kurang setuju dengan penutupan tiktok shop ditutup karena bagi saya ini sih adalah sebuah dampak perubahan teknologi terhadap ekonomi, kalau memang karena tiktok shop atau e-commerce lain. Inikan seperti kejadian dulu ojek pangkalan yang marah-marah karena semua pelanggannya diambil oleh gojek. Ya seperti itulah pasar bebas, ya kalau begitu memang harus adaptasi. Memang dalam pasar tentu ada yang kalah dan ada yang menang, seleksi alam saja. Dan kita harus liat dan perhatikan apakah sekarang tanah abang yang dibilang sepi tersebut kembali ramai setelah Tiktok Shop ditutup. Apakah dengan menutup tiktok shop merugikan dan apa ada dampak negatifnya?? sebenarnya merugikan bagi para penjual ditiktok karena tidak ada pemasukan lagi terutama anak muda yang mencari penghasilan melalui tiktok. Bagi para kreator konten, tiktok shop mungkin telah memberikan peluang untuk menghasilkan pendapatan tambahan. Mereka dapat mempromosikan produk dan mendapatkan komisi dari penjualan melalui platform tersebut. Penutupan tiktok shop  mungkin membuat beberapa kreator merasa kehilangan sumber pendapatan yang penting. Adapun dampak negatifnya yaitu:
* Dampak Ekonomi : Penutupan tiktok shop berdampak besar pada perekonomian Indonesia. Banyak penjual dan pekerja terkait dengan Tiktok Shop yang kehilangan pekerjaan dan sumber penghasilan mereka.
* Inovasi Pengurangan : Tiktok shop itu ialah platform yang inovatif dalam menggabungkan video dengan e-commerce. Penutupan ini dapat mengurangi dorongan untuk inovasi serupa di masa depan.
Menurut Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan yang menuturkan bahwa platform social commerce hanya boleh mempromosikan barang atau jasa, tetapi dilarang membuka fasilitas transaksi alias jual beli bagi pengguna. "Social commerce itu hanya boleh memfasilitasi promosi barang atau jasa, tidak boleh transaksi langsung, bayar langsung, tidak boleh lagi, dia hanya boleh promosi," kata Zulkifli Hasan dikutip dari Antara, Senin (25/9/2023). Untuk Penutupan tersebut dimaksudkan guna memperbaiki pasar UMKM karena gencatan transaksi melalui sosial media secara daring.
Menurut opini saya, penutupan Tiktok Shop ini sangat banyak pertentangan. Dari beberapa orang mungkin tidak setuju karena melihatnya sebagai pembatasan kebebasan berbisnis, sementara yang lain mungkin mendukungnya dengan alasan keamanan atau privasi. Solusi dari saya yaitu bisa :
* Melibatkan keamanan lebih ketat,
* Pedoman yang lebih jelas, atauÂ
* Dialog terbuka antara pihak berwenang dan pemilik bisnis untuk menemukan solusi yang dapat diterima bersama. Ini hanya opininya dari saya mohon maaf jikalau ada kata-kata yang menyinggung dan terimakasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H