WHAT
Apa itu kritik dan evaluasi compliance risk management (CRM)?
Kritik dan evaluasi Compliance Risk Management (CRM) adalah proses menilai sejauh mana sistem dan proses CRM yang telah diterapkan berhasil mencapai tujuannya. Ini melibatkan analisis mendalam terhadap seluruh aspek CRM, mulai dari identifikasi risiko hingga implementasi strategi mitigasi.
Tujuan utama kritik dan evaluasi CRM:
 - Menetapkan efektivitas: Apakah sistem CRM berhasil mengurangi risiko ketidakpatuhan?
 - Mengidentifikasi kelemahan: Di mana terdapat celah atau kekurangan dalam sistem CRM?
 - Meningkatkan efisiensi: Bagaimana cara mengoptimalkan proses CRM?
 - Memastikan kesesuaian: Apakah sistem CRM masih relevan dengan perubahan peraturan dan lingkungan bisnis?
Aspek yang biasanya dievaluasi:
 -Proses identifikasi risiko: Apakah risiko telah diidentifikasi secara komprehensif dan akurat?
 -Analisis risiko: Apakah analisis risiko telah dilakukan secara mendalam dan objektif?
 -Strategi mitigasi: Apakah strategi mitigasi yang dipilih efektif dan sesuai dengan tingkat risiko?
 - Implementasi: Apakah strategi mitigasi telah diimplementasikan dengan baik?
 - Monitoring dan pelaporan: Apakah sistem monitoring dan pelaporan risiko berjalan efektif?
Manfaat kritik dan evaluasi CRM:
 - Peningkatan kepatuhan: Dengan mengidentifikasi dan memperbaiki kelemahan, perusahaan dapat meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan dan regulasi.
 - Pengurangan risiko: Evaluasi yang komprehensif dapat membantu mengidentifikasi risiko baru dan mengembangkan strategi mitigasi yang lebih efektif.
 - Peningkatan efisiensi: Dengan mengoptimalkan proses CRM, perusahaan dapat mengurangi biaya dan meningkatkan produktivitas.
 - Perbaikan reputasi: Perusahaan yang memiliki sistem CRM yang kuat dan efektif akan memiliki reputasi yang lebih baik di mata pemangku kepentingan.
Metode evaluasi:
 - Tinjauan dokumen: Menganalisis dokumen-dokumen terkait CRM, seperti kebijakan, prosedur, dan laporan.
 - Wawancara: Melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terlibat dalam proses CRM.
 - Pengamatan langsung: Mengamati langsung pelaksanaan proses CRM.
 - Analisis data: Menganalisis data terkait kejadian risiko dan kinerja mitigasi.
Konsep pemikiran Aristotle, Cartesian, dan Nash
Aristoteles
 - Fokus: Etika, logika, dan metafisika.
 - Konsep Utama:
  - Golden Mean: Mencari keseimbangan antara dua ekstrem. Misalnya, keberanian adalah titik tengah antara pengecut dan nekat.
  - Eudaimonia: Kebahagiaan sejati yang dicapai melalui tindakan yang berbudi luhur.
  - Alasan dan Logika: Menekankan pentingnya penalaran dan logika dalam memahami dunia. Mengembangkan logika formal dan silogisme.
Ren Descartes
 - Fokus: Rasionalisme, dualisme jiwa-raga, dan epistemologi.
 - Konsep Utama:
  - Cogito, ergo sum: "Aku berpikir, maka aku ada." Menekankan pentingnya alasan individu dan keraguan sebagai jalan menuju pengetahuan.
  - Dualisme Jiwa-Raga: Jiwa dan raga adalah substansi yang berbeda.
  - Rasionalisme: Pengetahuan terutama berasal dari akal, bukan pengalaman indra.
John Nash
 -Fokus: Teori permainan, matematika, dan ekonomi.
 - Konsep Utama:
  - Nash Equilibrium: Sebuah konsep dalam teori permainan di mana tidak ada pemain yang dapat memperbaiki hasil mereka dengan secara sepihak mengubah strategi mereka, mengingat strategi pemain lain.
  - Teori Permainan: Studi tentang pengambilan keputusan strategis dalam situasi di mana hasil untuk setiap peserta tidak hanya bergantung pada tindakan mereka sendiri tetapi juga pada tindakan orang lain.
Perbedaan Utama
 -Aristoteles: Lebih berfokus pada dunia nyata dan etika.
 -Descartes: Lebih berfokus pada pikiran dan keraguan metodis.
 - Nash: Berfokus pada interaksi sosial dan pengambilan keputusan strategis.
Penerapan dalam Kehidupan Sehari-hari
 - Aristoteles: Membantu kita memahami pentingnya etika dalam pengambilan keputusan dan mencari keseimbangan dalam hidup.
 - Descartes: Mendorong kita untuk berpikir kritis dan meragukan asumsi.
 - Nash: Membantu kita memahami dinamika sosial dan membuat keputusan yang lebih baik dalam situasi yang kompleks.
WHY
Mengapa Kritik dan Evaluasi Compliance Risk Management diperlukan?
Kritik dan evaluasi Compliance Risk Management (CRM) sangat penting karena beberapa alasan:
 - Memastikan Efektivitas: Evaluasi berkelanjutan memastikan bahwa sistem CRM yang telah diterapkan benar-benar efektif dalam mengurangi risiko ketidakpatuhan. Jika ditemukan kelemahan, langkah perbaikan dapat segera dilakukan.
 - Mengidentifikasi Area Perbaikan: Melalui evaluasi, kita dapat mengidentifikasi area-area dalam sistem CRM yang perlu ditingkatkan. Ini bisa meliputi proses identifikasi risiko, analisis risiko, atau strategi mitigasi yang kurang optimal.
 - Menyesuaikan dengan Perubahan: Peraturan dan lingkungan bisnis selalu berubah. Evaluasi memungkinkan kita untuk memastikan bahwa sistem CRM tetap relevan dan mampu menghadapi tantangan baru.
 - Meningkatkan Efisiensi: Dengan mengevaluasi proses-proses yang ada, kita dapat menemukan cara untuk menyederhanakan dan mengoptimalkan sistem CRM, sehingga lebih efisien dan hemat biaya.
 - Memperkuat Budaya Kepatuhan: Evaluasi yang dilakukan secara teratur menunjukkan komitmen organisasi terhadap kepatuhan. Ini dapat memperkuat budaya kepatuhan di seluruh organisasi.
 - Mencegah Kerugian Finansial: Ketidakpatuhan dapat mengakibatkan denda, sanksi hukum, dan kerusakan reputasi yang berdampak pada kinerja finansial perusahaan. Evaluasi yang efektif dapat membantu mencegah hal ini terjadi.
Secara singkat, kritik dan evaluasi CRM adalah kunci untuk:
 - Mencegah masalah: Dengan mengidentifikasi risiko sebelum menjadi masalah besar.
 - Meningkatkan kinerja: Dengan mengoptimalkan proses dan sumber daya.
 - Memastikan keberlanjutan: Dengan memastikan sistem CRM tetap relevan dan efektif dalam jangka panjang.
HOW
Bagaimana Kritik dan Evaluasi Compliance Risk Management pada Pemikiran Aristotle, Cartesian, dan Nash ?
Kritik dan Evaluasi CRM dalam Perspektif Filsuf
1. Aristoteles: Etika dan Keseimbangan
 - Etika dalam CRM: Bagi Aristoteles, etika adalah tentang mencari keseimbangan (golden mean) antara dua ekstrem. Dalam konteks CRM, etika berarti tidak hanya mematuhi peraturan secara kaku, tetapi juga mempertimbangkan nilai-nilai moral dan konteks situasi.
 - Kritik: Evaluasi CRM menurut Aristoteles akan melihat apakah sistem CRM telah mempertimbangkan aspek etika dalam pengambilan keputusan. Apakah kebijakan CRM sejalan dengan nilai-nilai organisasi dan masyarakat?
 - Evaluasi: Evaluasi akan menilai apakah tindakan-tindakan yang diambil berdasarkan sistem CRM sudah mencerminkan kebijaksanaan praktis (phronesis) atau hanya sekadar mengikuti aturan tanpa mempertimbangkan konteks.
2. Descartes: Rasionalisme dan Keraguan Sistematis
 - Keraguan Sistematis: Descartes mengajak kita untuk meragukan segala sesuatu. Dalam konteks CRM, ini berarti meragukan asumsi-asumsi yang mendasari sistem CRM.
 - Kritik: Evaluasi akan mempertanyakan apakah sistem CRM telah dibangun berdasarkan landasan yang kuat dan rasional. Apakah terdapat asumsi-asumsi yang tidak teruji atau bahkan keliru?
 - Evaluasi: Evaluasi akan menganalisis apakah sistem CRM telah mempertimbangkan semua kemungkinan risiko dan apakah langkah-langkah mitigasi yang diambil sudah cukup rasional.
3. Nash: Teori Permainan dan Interaksi Strategis
 - Teori Permainan: Nash menekankan pentingnya memahami interaksi antara berbagai pihak yang berkepentingan. Dalam CRM, ini berarti memahami bagaimana keputusan satu pihak dapat memengaruhi pihak lain.
 - Kritik: Evaluasi akan melihat apakah sistem CRM telah mempertimbangkan dinamika hubungan antara berbagai pihak yang terlibat, seperti karyawan, pelanggan, dan regulator.
 - Evaluasi: Evaluasi akan menganalisis apakah sistem CRM sudah cukup fleksibel untuk menghadapi perubahan dalam lingkungan bisnis dan regulasi.
Implikasi untuk Praktik
 - Pendekatan Holistik: Kritik dan evaluasi CRM harus dilakukan secara holistik, mempertimbangkan aspek etika, rasionalitas, dan dinamika sosial.
 - Fokus pada Manusia: Jangan hanya melihat sistem, tetapi juga pada perilaku individu dalam organisasi. Budaya organisasi yang kuat sangat penting untuk mendukung kepatuhan.
 - Berpikir Kritis: Selalu pertanyakan asumsi-asumsi yang mendasari sistem CRM. Jangan takut untuk menantang status quo.
 - Fleksibilitas: Sistem CRM harus cukup fleksibel untuk beradaptasi dengan perubahan.
Sumber
1. Aristotle. (1985). "Nicomachean Ethics".
2. Descartes, R. (1637). "Discourse on Method".
3. Nash, J. (1950). "Equilibrium Points in N-Person Games".
4. COSO (Committee of Sponsoring Organizations). (2004). "Enterprise Risk Management".
5. ISO 31000 - "Risk Management".
6. OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) - "Risk Management".
7. Kementerian Keuangan Republik Indonesia - "Pedoman Pengelolaan Risiko".
8. Peraturan Dirjen Pajak No. PER-04/PJ/2017 tentang Pemeriksaan Pajak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H