Siapa yang tidak ingin menulis buku, terlebih para guru yang selalu berurusan dengan kenaikan pangkat. Namun keinginan yang menggebu tidak dapat diwakili oleh ucapan semata. Butuh perjuangan lahir maupun batin. Proses bagaimana mampu menghasilkan buku solo merupakan tangga yang harus dilewati oleh penulis pemula.Â
Proses tidak akan mendustai hasil. Jika Anda telah melewati satu persatu tangga bagaimana tahapan menulis, maka menyelesaiakan buku bukanlah sekedar mimpi.
Menyelesaikan buku memang membutuhkan waktu yang tidak pendek, terlebih penulis pemula. Semua dalam katagori wajar dalam menulis. Lantas bagaimana Anda mampu menyelesaikan buku dengan waktu yang sangat singkat. Yah tujuh hari terbitkan buku. Mungkin dalam hati Anda akan bergejolak"Imposible". Menulis buku tidak asal menulis butuh step by step untuk bisa menghasilkan buku yang berkualitas.
Berkualitas tidaknya sebuah buku tergantung ide anda yang dikemas dengan bahasa yang ringan renyah, bergizi dan gurih. Pastinya bikin nagih untuk dibaca. Pembaca tidak harus dibikin mengerutkan kening lantaran kesan buku yang super mbulet.Â
Mengenali kebutuhan publik amatlah penting dalam penulisan buku. Terutama harus selalu update dengan perubahan yang kian massif. Buku ibarat camilan yang dikonsumsi dalam keadaan apapun. Sajian dan cita rasa buku harus bisa membuat pembaca mampu menganggukkan kepala tanda memahami dan mampu menjawab pertanyaan yang dibutuhkan.
Lantas bagaimana dengan buku yang selesai dalam waktu kilat?
Banyak orang berfikir bahwa menulis buku dalam waktu yang kilat merupakan sesuatu yang mustahil. Namun ini nyata adanya. Salah satu sahabat penulis telah mampu mematahkan pendapat bahwa menulis dengan waktu tujuh hari adalah mustahil. Bahkan telah menyelesaikan bukunya tepat waktu.Â
Beliau adalah Ibu Eva Hariyati Israel, S.kom alumni belajar menulis online. Â Menurut beliau sangat relative, tiap orang punya cara dan cirinya dari tulisannya sendiri. Menulislah ketika ingin menulis. Menulis juga bentuk syukur, dan ketika bentuk syukur di jadikan tulisan maka yang membaca bisa merasakan suasana hati dari penulis.Â
Dalam menekuni dunia literasi, bu Eva memiliki motto hidup yang luar biasa yaitu ''Semakin dibagi semakin tak terbatas, yang kurang lebih memiliki makna semakin kita memiliki ilmu dan kita bagikan, maka pahala yang kita dapatkan akan semakin banyak dan mengalir tak terbatas''
Jika mendengar kisah beliau rasanya otak saya ikut bekerja keras, karena membayangkan selama tujuh hari bisa menyelesaikan buku. Ini benar-benar luar biasa. Saya sangat kagum atas prestasi beliau dan  mampu mengispirasi sahabat literasi untuk berani melangkah menerima tantangan menulis dengan waktu tujuh hari.
Jika saudara kita ada yang berhasil menulis buku dalam waktu singkat, tentu kita juga mampu menerima tantangan menulis kilat. Semua tergantung niat dari personal. Semangat dan kekuatan niatlah yang akan mewujudkan mimpi. Tips menyelesaikan buku kilat antara lain.
- Fokus pada ide
- Kunci utama menulis kilat adalah focus pada ide yang akan ditulis. Usahakan tidak mengembang kemana-mana karena itu akan mempengaruhi isi yang akan  ditulis. Yang berdampak pada penambahan waktu.
- Kayin pada kemampuan
- Yakin adalah 25% keberhasilan dalam hal apapun. Menulis kilat membutuhkan keyakinan yang kuat. Benar-benar yakin bahwa mampu menyelesaikan target sesuai deadlinenya. Disamping yakin tentu amunisinya adalah usaha nyata. Jadda wa jadda siapa yang bersungguh sungguh maka ia akan mendapatkan apa yang diinginkan
- Pertimbangan waktu
- Deadline waktu merupakan rambu-rambu yang harus dipatuhi dalam menulis kilat. Anda bisa membagi waktu dengan tepat dan penuh perhitungan. Dalam sehari anda harus menyelesaikan berapa bab sesuai dengan target. Tanpa disiplin pada rambu-rambu waktu yang anda buat maka kegagalan menyelesaikan buku akan mengancam. Disiplin waktu menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan Anda.
- Menyusun mind map
- Penulis buku yang baik adalah penulis yang menyusun mind map. Dengan mind map Anda akan mampu membawa kemana alur dari apa yang akan Anda sampaikan sehingga lebih teraarah dan tertata. Cara menyusun mindmap dalam menyusun sebuah buku, sehingga dapat menjadi sebuah daftar isi yaitu tentukan dulu tema utama, lalu mulai dengan membuat konsep sederhana yang akan kita bangun, dari konsep - konsep ini akan menjadi simpul simpul baru yang akan memetakan pikiran kita sehingga mudah mencari referensinya. Mind map bisa juga disebut rambu-rambu, apa yanga akan anda bahas dalam buku. Misalnya ingin menulis buku tentang Guru Penggerak. Setelah ketemu temanya, Â mulailah dengan konsep sederhana. Â Yang akan kita bangun dari konsep - konsep ini akan menjadi simpul simpul baru yang akan memetakan pikiran kita sehingga mudah mencari referensinya. Misalkan : Â Idenya atau Judul Buku Guru penggerak : bab 1 bisa saya buat dengan judul : Filosofi guru penggerak, Bab II : Peran Guru penggerak Bab III : Guru penggerak dalam Transformasi Pendidikan. menggunakan main map inilah yang kita tuangkan menjadi outline buku sehingga tidak akan keluar dari jalur apa yang akan kita tulis
- Menulis tanpa typo
- Banyak orang menulis sibuk dengan typo. Terlebih penulis pemula. Baru menulis sebaris suda mau dibaca ulang dan diganti berkali-kali karena merasa tulisan kurang ini, itulah. Jika Anda menulis disibukkan dengan urusan typo maka Anda sedang dalam krisi kepercayaan diri, Yang berakibat apa yang ingin ditulis tak satupun mampu dituangkan. Semua buyar ide yang sempat nonggol tiba-tiba menghilang lantaran takut untuk kena typo. Pasti semua pernah mengalami hal yang sama manakala Anda mulai belajar menulis. Namun seiring berjalannya waktu, menulis benar-benar dapat dinikmati, mengalir  indah meski tanpa suara.
- Edit
- Jika ide anda sudah habis tertuang, maka peran edit akan menentukan kualitas tulisan Anda. Baca dengan hati secara  perlahan, resapi kata-demi kata yang bermakna.  Edit kata ataupun kalimat jika perlu. Pada tahap ini membutuhkan kondisi pikiran yang benar-benar fres. Jangan sekali -kali mengedit bersamaan dengan menulis. Karena buku anda hanya ada dalam mimpi, alis gak bakalan selesai. Ingat menulis buku yang baik adalah jika bukunya selesai. Jika tidak selesai namanya tidak berhasil alias gagal.
- Kirim ke penerbit
- Jika proses edit sudah selesai pada versi Anda maka tinggal memilih tahap terakhir yakni memilih penerbit yang tepat. Ada dua jenis penerbit yang bisa anda pilih, namun semua tergantuang kualitas buku yang Anda tulisan. Jika Akan dikirim menerbit Mayor maka harus sabar tingkat dewa sebab yang antri masuk dalam penerbit mayor berebut. Kenapa demikian? Tentu urusan finansial. Pada penerbit Mayor Anda tidak akan mengeluarkan biaya sepeserpun. Alias gratis. Berbeda dengan penerbit Indie tentu sebaliknya dong.
Sahabat penulis bagaimana dengan Anda? Siapkah mengikuti jejak sahabat kita menulis dalam waktu kilat? Tips tersebut bisa Anda terapkan jika ingin mencoba dan membuktikan bahwa Anda juga mampu. Cukup Fokus, Menata niat, menyusun mind map, disiplin waktu, tunda typo, lakukan edit pada waktu yang tepat dan siap untuk menerbitkannya.Â
Namun jangan keburu-buru saat mengirim ke penerbit. Jika akan dikirim ke penerbit Indie anda perlu koreksi ulang karena masih banyak waktu untuk menjadikan buku yang indah, ringan, renyah, bergizi dan gurih. Pastinya bikin nagih. Sebenarnya Alloh SWT menciptakan manusia dengan segala kelebihannya agar bermanfaat untuk sesama. Hambatan apapun tak akan berarti selama kita yakin dan mensukuri nikmat yang telah diberikanNya.
Selamat mencoba tiada yang tidak mungkin selama Anda yakin bisa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H