Novel La Barka merupakan novel terbaik karya Nh. Dini yang diterbitkan pada tahun 1975, oleh Dunia Pustaka Jaya. Novel La Barka menceritakan tentang permasalahan wanita dan sikap laki-laki yang tidak menghargai wanita. Dalam novel ini terdapat tokoh-tokoh wanita yang dimunculkan sebagai  sosok  yang  kuat, memberontak, gelisah, radikal, dan sedih.
Permasalahan ini tertuang didalam catatan harian seorang wanita bernama Rina, wanita yang dibesarkan di sebuah yayasan yatim piatu Katolik. Rina menikah dengan seorang laki-laki bernama Bonim yang berasal dari Prancis. Berlangsungnya pernikahan tersebut memberikan harapan kepadanya untuk hidup dalam keluarga yang berkecukupan.
Setelah beberapa bulan menikah, Rina dan Bonim dikaruniai seorang anak perempuan. Namun, hal tersebut membuat pernikahannya tidak berjalan sesuai dengan apa yang diimpikannya. Kehadiran seorang anak justru malah menjadi neraka untuk pernikahan keduanya. Sambil menunggu proses perceraian, Rina memutuskan untuk pergi berlibur ke La Barka bersama anaknya.
Dalam novel ini, tokoh Rina digambarkan sebagai wanita yang tangguh dalam menghadapi penderitaan. Rina menentang praktik-praktik patriarki yang dianut masyarakat Jawa dan Perancis. Rina membalas mantan suaminya dengan perselingkuhan.Â
Hal itu dilakukan karena dia ingin menyamakan posisi  wanita  dengan   laki-laki.  Pada puncaknya Rina mengajukan perceraian dengan tujuan untuk memperbaiki kehidupannya.
La Barka, rumah Monique, sahabatnya sebagai saksi dalam catatan harian Rina. Dalam catatan harian Rina terdapat cerita tentang tamu-tamu yang berkunjung, dengan berbagai peristiwa yang beragam. Â Sebagian besar berupa permasalahan pernikahan yang berada diambang perceraian, wanita-wanita yang memberontak dan berupaya untuk membebaskan diri dari pernikahan yang menyengsarakan mereka.
La Barka, disana Rina bertemu dengan beberapa tipe perempuan. Monique, wanita yang mandiri dan pekerja keras. Suaminya tidak pernah memberikan nafkah dan mertuanya selalu ikut campur.
Francine, wanita yang sangat mencintai anak-anak, tetapi dalam pernikahannya ia belum dikaruniai anak. hal itu membuat suaminya berbuat seenak hatinya untuk selingkuh.
Sophie, wanita yang memanfaatkan kemolekkan tubuhnya demi mendapatkan kepuasan laki-laki. Hal ini membuat Rina tidak suka dengan sikap Sophie.
Perjuangan tokoh wanita dalam novel La Barka ini mewujudkan feminisme dengan menggambarkan pemberontakkan wanita terhadap hal-hal yang membuatnya tidak diperlakukan secara adil.
Lewat novel La Barka pengarang ingin mengajak kepada para wanita untuk mendapatkan kesetaraan terhadap hak antara laki-laki dan perempuan, tanpa membedakan status sosial. Pengarang juga mengingatkan kepada para wanita bahwa harga diri harus dipertahankan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H