Mohon tunggu...
Siti Aisah
Siti Aisah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi Aktif Prodi Pengembangan Masyarakat Islam UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebijakan Perempuan Berpergian tanpa Mahram: Norma Agama atau Patriaki Belaka?

5 November 2023   16:15 Diperbarui: 5 November 2023   16:20 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu mengapa masih banyak yang keliru akan pembahasan ini?

Namun sayang sekali, meski sudah terdapat Hadits yang menjelaskan dan membolehkan Hukum Agama ini, masih banyak dikalangan Ustadz dan Guru kurang membahas persoalan penting ini sehingga informasi ini sulit diterima oleh muslim-muslimah lainnya yang berstatus awwam. Selain itu, masih adanya pemahaman keliru terhadap porsi dan kedudukan perempuan yang lebih rendah dari laki-laki. Pemahaman ini didominasi pula dengan Patriaki. Sebetulnya, patriaki sendiri sudah ada sejak dulu dan sampai sekarang masih ditanamkan, misalnya dalam sebuah buku belajar membaca anak-anak yang selalu tertulis bahwa pekerjaan perempuan hanya di dalam rumah seperti " Ani membantu Ibu Memasak" dan pekerjaan laki-laki di luar rumah seperti " Andi membantu Ayah di Garasi" yang kemudian akan dibaca anak-anak dan secara tidak langsung ter-setting dalam pikiran nya sampai dewasa. Memang benar, Allah lebih menyukai wanita yang berdiam dirumah di banding sering berpergian. Tidak heran pula jika pandangan Muslim terhadap wanita yang sering di dalam rumah dikategorikan sebagai wanita yang baik dan wanita yang sering keluar rumah adalah wanita yang nakal. Tentunya kita tidak bisa mengklaim bahwa hal tersebut adalah fakta, karena kita tidak tau apa yang sedang di usahakan tiap perempuan sampai ia harus berpergian sendirian.

Fatalnya, pemahaman kegamaan yang terdominasi nilai-nilai patriaki ini banyak dianut oleh mayoritas umat islam, khusunya di Indonesia. Tidak sedikit dalam masyarakat umumnya menempatkan perempuan pada posisi yang subordinatif dan marginal sehingga masih banyak perempuan yang belum bisa mendapatkan akses pendidikan, pekerjaan yang sesuai. Karena bagaimana jika ingin mendapatkan pendidikan atau pekerjaan yang sesuai jika lagi-lagi wanita disudutkan dengan kalimat "Perempuan Tugas nya dirumah saja".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun