Maraknya OTT di kalangan pejabat seolah jadi trend baru di dunia pemerintahan yang kini menjadi headlines news di sejumlah stasiun TV. OTT bukan sesuatu yang baru di dunia hukum. Namun istilah tersebut kini semakin ngetrend seiring dengan semakin getolnya kinerja KPK untuk memberantas korupsi di kalangan  pejabat.Â
Bahkan istilah tersebut seperti sebuah sajian hangat yang wajib ada di meja saji KPK yang kemudian menjadi menu pembuka aktivitas KPK dalam mengungkap sejumlah kasus korupsi di sejumlah kantor pemerintahan. Identik sekali dengan Ote-ote atau jajanan sejenis gorengan yang lebih sering disebut bakwan goreng yang sering menjadi menu pembuka (Appetizer) di pagi hari. Menu yang pas disuguhkan saat mengupdate informasi lewat media cetak ditemani secangkir teh hangat.
Tak sedikit pejabat teras yang menjadi target sasaran OTT KPK. Bahkan sejumlah kepala daerah juga tidak ketinggalan turut mengisi list sasaran KPK. Prestasi luar biasa yang patut kita apresiasi untuk kinerja KPK yang mampu mengungkap kasus korupsi di kalangan pemerintah hingga ke akar-akarnya. Yang paling hangat, baru saja KPK melakukan OTT di KEMENPORA.Â
Sejumlah pejabat di Kementerian Pemuda & Olahraga tersebut ikut terseret beserta sejumlah barang bukti berupa uang tunai jutaan rupiah. Sungguh ironis sekali. Pejabat negara yang seharusnya melindungi dan mengayomi rakyat justru melakukan praktik merugikan keuangan negara hanya untuk kepentingan pribadi dan golongan.
Kebiasaan melakukan korupsi uang negara yang semakin ngetrend dapat diminimalisir jika seluruh elemen bangsa saling bersinergi untuk memberantas praktik tersebut di manapun dan kapanpun. Harapan Indonesia terbebas dari korupsi bukan hanya angan-angan jika kita semua berkomitmen untuk menerapkan sistem yang tidak memberi peluang bagi pelaku kejahatan korupsi untuk mengembangkan potensinya.Â
Pemerintahan yang bersih akan berdampak positif bagi seluruh bangsa. Semoga pemimpin-pemimpin Indonesia di masa mendatang sadar akan tugas dan tanggungjawab yang diembannya, sehingga kata korupsi tidak lagi muncul di tanah air tercinta ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H