Contohnya saja ada salah satu Masyarakat yang saya wawancarai mengatakan memiliki penyakit usus buntu, yang secara logis tentu perlu penanganan secara medis untuk penyakit tersebut namun si informan tersebut lebih memilih cara pengobatan tradisional karna dengan alasan tidak mau di operasi, ditakutkan setelah menjalani operasi ia tidak bisa melakukan pekerjaan atau aktivitasnya seperti biasa sehingga dia lebih memilih untuk berobat secara tradisional ke daerah yang jauh atau daerah manapun itu asalkan tidak dengan pengobatan medis. Selain itu juga Masyarakat mengatakan tidak bisa melakukan pengobatan secara medis karna keterbatasan biaya sehingga mereka melakukan pengobatan dengan apa adanya atau pengobatan secara tradisional tersebut.
Sebagai contoh ada salah seorang bapak, melakukan pengobatan secara tradisional dibandingkan dengan medis. Ia memiliki penyakit usus buntu yang awalnya diperiksa secara medis namun lebih memilih untuk berobat ke dukun atau secara tradisional, dengan alasan tidak mau di operasi. Si bapak mengatakan “untungnya ada belian/dukun ini tempat kami berobat tanpa harus dioperasi, karna saya sebagai kepala keluarga sangat besar tanggungjawabnya kepada keluarga. Oleh karena itu saya lebih memilih pengobatan ke dukun agar tidak dioperasi supaya bisa tetap beraktivitas dan bekerja seperti biasanya”
Akhirnya di bapak tersebut berobat ke dukun yang dikatakan sudah dipercaya oleh banyak orang, dukun tersebut berasal dari sumbawa besar merupakan seorang pensiunan abri. Pengobatan yang dilakukan oleh dukun tersebut hanya dengan memeriksa bagian perut yang sakit dari pasien tersebut kemudian seluruh badan dioleskan dengan minyak Penawar dan diberikan sebuah obat kapsul.
Namun obat tersebut tidak boleh diminum Ketika dirumah si dukun karna efek yang ditimbulkan adalah mules yang sangat luar biasa dan BAB sekitar beberapa kali. Kemudian setelah beberapa menit perut akan baik-baik saja dan Kembali pulih. Si bapak tersebut mengatakan kapsul yang diberikan tersebut, kapsul yang diracik sendiri oleh dukun tersebut, namun luaran kapsulnya si dukun membeli di sebuah toko tapi untuknisi dari kapsul tersebut si dukun meracik sendiri.
Teori yang tepat untuk hal ini adalah teori dari karl marx yang menekankan pada peranan kelas dan teori dari Foucault tentang pengetahuan adalah kekuasaan (knowledge is power). Kemudian dengan teori dari karl marx tentang peranan kelas, Karl Marx memandang bahwa sejatinya aktor utama yang berperan penting dalam kelangsungan hidup suatu masyarakat adalah kelas-kelas sosial. Keterasingan yang dialami manusia pun sesungguhnya adalah hasil penindasan satu kelas oleh kelas lainnya.
Artinya adanya kelas borjuis dan proletary atau dalam konteks ini antara kelas nya BPJS dengan kelas nya Umum akan mendapatkan perlakuan yang berbeda, tidak perduli sesakit apapun itu dari si kelas BPJS yang akan ditangani lebih utama pastinya adalah kelasnya yang lebih atas yakni dari yang bagian atau kelas Umum. Artinya disini hanya kelas-kelas atas tertentu mendapatkan pelayanan yang berbeda dibandingkan kelas yang lebih rendah. Karena dari kelas atas atau borjuis tersebut memiliki kekuatan atau kekuasaan yang lebih dibandingkan dengan kelas yang lebih rendah atau kelas nya proletary. Hal tersebut dapat menimbulkan konflik sosial akibat kelas-kelas tertentu.
Dengan teori Foucault tentang Knowledge is Power ini, artinya pengetahuan mempengaruhi suatu tindakan atau perilaku dari seseorang. Foucault menyatakan bahwa pengetahuan dan kekuasaan (knowledge is power) merupakan dua hal yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan. Kekuasaan menciptakan dan melahirkan objek pengetahuan baru, sebaliknya pengetahuan menciptakan pengaruh kekuasaan. Tanpa memiliki pengetahuan, kekuasaan tidak mungkin dijalankan. Foucault mengatakan bahwa kekuasaan bukan lagi hanya menindas, membatasi tetapi kekuasaan lebih bersifat produktif daripada represif dan negative. Dimana pengetahuan yang dimiliki oleh si pihak rumah sakit mampu bertindak lebih dominan dibandingkan dengan Masyarakat yang menjadi seorang pasien. Selain itu juga ini terlihat pada bagaimana kelas atas yang lebih dominan di bandingkan dengan kelas yang lebih rendah mendapatkan perlakuan yang berbeda.
Selain itu juga masyarakat juga lebih memilih berobat secara tradisional dibandingkan dengan berobat secara medis, dikarenakan memiliki pengetahuan terhadap apa yang menjadi keputusannya tersebut. Mereka lebih memilih pengobatan secara tradisional artinya mereka memiliki kuasa terhadap dirinya dalam membuat Keputusan Ketika lebih memilih pengobatan tardisional tersebut.
Dari masalah yang terlihat diharapkan pemerintah mampu meningkatkan akses pelayanan Kesehatan, entah itu didaerah terpencil sekalipun karna masih keterbatasan. Kemudian adanya pengawasan dan pembinaan dari pemerintah terkait bagaimana praktik pengobatan tradisonal untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya. Dan diharapkan untuk pengobatan secara medis dan pengobatan secara tradisional ini bisa berkombinasi demi keberlangsungan Kesehatan Masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H