Lumajang-Mahasiswa KKN Universitas Islam Negeri Kiai Achmad Shiddiq Jember posko 84 di desa Sumbersuko kecamatan Sumbersuko mengunjungi salah satu petani tembakau (28/ 07/2024).Â
Tembakau adalah tanaman yang daunnya sering digunakan untuk membuat produk seperti rokok, cerutu, dan tembakau kunyah. Tanaman ini telah digunakan oeh manusia selama berabad- abad dan memainkan peran penting dalam berbagai budaya di seluruh dunia. Di desa Sumbersuko Kecamatan Sumbersuko Kabupaten Lumajang, kebanyakan masyarakat di desa ini mata pencariannya petani dan pedagang. Biasanya para petani di desa Sumbersuko, dalam setiap tahunnya selalu menanam tembakau sehingga menjadi suatu tradisi tahunan para petani Sumbersuko. Di desa tersebut tanaman tembakaunya memiliki ciri khas yang sangat luar biasa. Dengan cita rasa berbeda dari tembakau lainnya.
Tembakau yang ada di desa tersebut memiliki 2 macam yakni tembakau kasturi dan tembakau lokal, biasanya untuk tembakau yang kasturi penjualannya di pabrik dan untuk yang lokal penjualannya di pengepul. Biasanya sebelum bibit tembakau ditanam disawah, benih tembakaunya dipisahkan ditempat lain terlebih dahulu supaya benihnya tumbuh menjadi bibit, setelah sawahnya siap untuk ditanam kemudian benih yang sudah tumbuh dipindahkan di sawah tersebut. Biasanya para petani mendapatkan benih dari tanaman tembakau yang ditanam pada tahun sebelumnya.
Pada Proses panen tembakau ada beberapa tahap-tahapan yaitu pada saat memanen tidak semuanya daun langsung diambil pada hari itu juga karena biasanya daun tembakau yang mau diambil yang sudah berwarna kuning, prosesnya mulai dari yang bawah terlebih dahulu. Jadi daun yang sudah kuning dibagian bawah tersebut diambil kemudian didiamkan selama 2- 3 hari setelah itu di potong atau dirajang dengan menggunakan mesin khusus untuk rajang tembakau.
Untuk tembakau lokal atau yang dijual di pengepul setelah di Rajang atau di potong kemudian tembakaunya dikeringkan terlebih dahulu selama 7 hari, tetapi dengan melihat kondisi cuaca yang ada jika cuaca tidak mendukung atau sering hujan maka penjemurannya bisa sampai 10 hari, dan Pada saat penjemuran, setiap pagi di siram dengan air agar warna dari daun tembakaunya berubah menjadi hitam. Dan tidak lupa juga untuk selalu dibalik agar daun yang paling bawah terkena sinar matahari sehingga  menjadi kering secara merata.
Tetapi untuk tembakau yang jenis kasturi jika dijual dipabrik penjemurannya hanya 3 hari saja karena Penjemuran tembakau kasturi berbeda dengan tembakau lokal dan itu sudah menjadi permintaan dari pihak pabrik dan untuk harga biasanya lebih rendah daripada tembakau lokal. Setelah tembakau kering kemudian ditumpuk menjadi 4 agar lebih tebal kemudian ditumpuk dan di keringkan terlebih dahulu setelah itu di lipat kemudian diikat menjadi 1 ikatan dan ada 4-5 lipatan, disetiap ikatan memiliki berat yang lebih dari 1 kg.
Jadi itulah yang membuat cita rasa  Tembakau yang ada di desa Sumbersuko ini  berbeda dengan tembakau yang lain dan usaha tembakau ini sangat mempengaruhi perekonomian warga di desa sumbersuko.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H