Mohon tunggu...
Siti HaryaniM
Siti HaryaniM Mohon Tunggu... Mahasiswa - KKN MIT DR-13 Kelompok 32

KKN MIT DR 13

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perang yang Nyatanya Permainan

28 Februari 2022   10:27 Diperbarui: 28 Februari 2022   10:31 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal mengejutkan datang, dalam jumpa pers yang dilakukan Biden hari itu, ada tiga hal penting yang disampaikan yakni, Amerika tidak menjatuhkan sanksi pada Putin secara pribadi, Amerika tidak mencabut Russia dari jaringan SWIFT, dan Amerika tidak akan masuk Ukraina. 

Kesimpulannya, Ukraina dikorbankan. Ukraina harus menjalani mimpi buruk yang diawali dengan janji Amerika yang konon berdiri di belakangnya. Zelensky meratap, "Ukraina ditinggal oleh Barat sendiri, tidak ada yang membantu ketika meminta tolong."

Ukraina semakin terkepung dan muncul pertanyaan di benak publik, "Apakah kedua belah pihak akan bernegosiasi kembali?" Bisa saja iya. Sebab mampu dilihat bahwa, tujuan utama Putin memang memperlihatkan kemunafikan pihak NATO dan Amerika. 

Dalam dua hari, itu semua sudah tercapai, Rusia berhasil menunjukkan muka asli pihak yang sudah membuai Ukraina dengan janji. Namun nyatanya tak semudah itu, Zelensky dengan pandai mencari perhatian dunia dengan menyorakkan kepada dunia bahwa ia ditinggalkan oleh negara-negara Barat. Karenanya, Barat malu, mereka kembali mempertimbangkan sanksi berat yang hendak ditujukan kepada Rusia. 

Negosiasi yang sempat ingin tercipta yang ada berakhir tergantung sebab Zelensky mungkin merasa tiba-tiba di atas awan setelah mendapatkan angin sepoi-sepoi atas pertimbangan tersebut.

Zelensky seolah mendapatkan pijakan, Rusia dicabut dari SWIFT. Namun, mengapa setelah menyatakan ingin bernegosiasi tiba-tiba dibatalkan? Semua tidak terjadi begitu saja, ada yang menungganinya, ada yang menjadi dalang permainan. 

Dari sudut pandang penulis, Amerika ingin perang berkepanjangan terjadi di Ukraina sebab jelas ia akan diuntungkan dari hal ini sama dengan diuntungkannya dia di Perang Dunia Kedua. 

Mengenai kabar pihak Ukraina yang membatalkan keinginan untuk negosiasi, hal itu disangkal. Sekretaris Pers Selensky menyatakan bahwa, "Konsultasi sedang berlangsung tentang tempat dan waktu negosiasi dengan Rusia."

Kembali dengan Amerika yang disebut sebagai dalang. Sebuah vidio yang tersebar di dunia maya menunjukkan seorang Pakar Ilmu Politik Realist yang berasal dari Universitas of Chicago di tahun 2014 telah memprediksi kejadian ini, "Barat memimpin Ukraina ke jalan yang indah hingga hasil akhirnya adalah Ukraina akan hancur." 

Tak sampai di sana, dalam sebuah artikel dipaparkan bahwa, CIA telah melatih dan mempersiapkan milisi paramiliter Ukraina untuk mengambil peran inti membuat pasukan Rusia terjebak jika sewaktu-waktu masuk Ukraina. Dari dulu, mereka sudah merencanakan kejadian ini. Keduanya masuk dalam permainan yang telah lama direncanakan. 

Keduanya dirugikan namun nasi sudah menjadi bubur, Rusia dengan power yang besar tak semudah itu untuk mundur. Ukraina sudah terlanjur menjadi boneka masih tak sadar semakin dipermainkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun