Mohon tunggu...
Siti Zubaidah
Siti Zubaidah Mohon Tunggu... Guru - Long Life Learner

Long Life Learner

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Anak Menjadi Percaya Diri, Penurut, Sopan dan Santun di Masa Pra Aqil Baligh, Memang Bisa?

11 Februari 2024   21:49 Diperbarui: 11 Februari 2024   22:26 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Sering mengajak anak berkomunikasi

Terkadang anak malu untuk bercerita tentang masalah pertemanan atau hal pribadi lainnya. Orang tua harus bisa memantik anak dengan pertanyaan atau cerita pribadi sehingga anak menjadi terbuka dan orang tua menjadi orang pertama yang tahu tentang peristiwa yang dialami anaknya.

Saat ini anak penulis duduk di bangku kelas 6 SD dan pernah anak penulis di "tembak" oleh teman lawan jenis di kelasnya dan saat penulis bertanya tentang hal itu, anak menceritakan tanpa perasaan malu. Pernah juga penulis bertanya arti pacaran versi anak dan adakah teman wanita yang ia sukai, awalnya anak mungkin akan merasa malu, namun karena kedekatan yang intens anak menjadi terbuka dan berani menyebutkan nama teman di kelas yang ia sukai. Walaupun sesudahnya kami selaku orang tua menjadi kepo dengan teman wanita yang anak kami sukai. Setelah itu mulai dimasukkan nilai-nilai agama ke anak bahwa suka dengan lawan jenis adalah fitrah dan itu diperbolehkan namun jangan sampai orang yang kita sukai tahu tentang perasaan kita dan bahwa pacaran dalam agama tidak diperbolehkan karena akan membuat Allah cemburu karena kita lebih sering mengingat pujaan hati ketimbang Allah. 

5. Selesaikan ilmu fiqih dasar anak

Memastikan anak kita sudah sempurna wudhunya, bacaan sholat dan gerakannya bahkan bacaan surat Al Fatihah. Karena itu semua adalah tugas orang tua bukan sekolah.  

Demikianlah sedikit tips dari penulis yang masih terus belajar menjadi ibu yang baik dan bahagia. Kalau kita merasa belum sempurna dalam mendidik anak tidak mengapa, karena anak-anak kita hanya butuh orang tua yang bahagia bukan orang tua yang sempurna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun