Terlalu
Dari pagi tak ku lihat batang hidungnya
Kemana Norman?
Lelaki berkumis tebal dan berbadan gempal
Norman, Norman ...
Selalu saja menghilang saat dibutuhkan
Ada saja alasan yang keluar dari mulut besarnya
Namun bodohnya kami selalu percaya ucapannya
Hari ini seharusnya dia melingkar
Bersama anak-anak didikannya
Mengajarkan adab dan budi pekerti
Tapi lagi-lagi dia menghilang
Alih-alih mengajarkan adab dan budi pekerti
Justru dia sendiri yang menjadi contoh ironi
Ku rasa tak pantas dia menyandang gelar pahlawan tanpa tanda jasa
Karena dia selalu melanggar kewajiban
Pandai bicara namun realitanya nol besar
Ku katakan sekali lagi padanya
Sebagai sahabat dan sesama rekan
Janganlah berharap perubahan
Jika diri sendiri menikmati zona nyaman dan anti kritikan
Aturan dibuat untuk dilaksanakan
Bukan untuk dilanggar dengan seribu alasan
Guru bukan hanya orang yang pandai
Namun dia yang dapat memberi teladan
Bukan dengan ucapan
Tapi tindakan
Kau dengarkan itu Norman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H