Tampak semangat Seruni memulai hari
Meniti jalan aspal penuh lubang
Di atas roda dua berbayar
Bersama pengendara sang empunya kendaraan
Jalan yang burukÂ
Gumam sang pengendara menggerutu
Seruni tak enak hati
Salah menunjuk jalanÂ
Bukan jalan mulus bak jalan bebas hambatan
Malah jalan berlubang yang bikin penumpang goyang
Kemarin lalu Seruni ada cerita
Kotak ajaib yang biasa ia bawa kemana-mana
Berisi data pekerjaanya
Rusak diinjak anak temannya
Bukan maaf yang ia terima
Justru belaan diri temannyaÂ
Karena merasa anaknya tak salah
Seruni pun akhirnya pasrah
Dan kembali merasa bersalah
Hari ini Seruni tampak gembira
Dapat baju baru hadiah adiknya
Dipakainya senada dengan tudung kepala
Seorang kawan berkata,
Lengan Seruni nampak lebih berisi dari biasanya
Karena bentuk baju dan tudung kepala yang kurang serasi di badannya
Wajah Seruni pun berubah
Dari ceria menjadi muram dan masam
Sore harinya
Seruni hendak membeli penganan
Sedap jika menyeruput kopi dengan gorengan
Baru sampai di kedai, samar Seruni mendengar
Ibu kedai sedang membicarakan
Seruni yang tak pandai menyesuaikan baju dan bentuk lengan
Serta kotak ajaib yang rusak karena kecerobohan
Bukan kesalahan anak teman
Seruni kembali menghela nafasÂ
Menahan semua perasaan
Jika kita ikuti semua omongan orang
Tak akan bisa bahagia di dapat
Justru lelah hati dan fikiran
Bahkan bisa merusak badan
Sudahlah
Hiduplah seperti yang kau inginkan
Asal tak mengambil hak orang
Tenang kan kau dapatkan
Jangan sekali-kali kau letakkan kebahagiaan
Pada mulut orang
Karena pasti yang kau dapatkan
Hanya kekecewaan
Karena letak kebahagiaan bukan di mulut orang
Melainkan kita sendiri yang menentukan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H