Pagi ini suasana di sekolahku terasa berbeda. Ada spanduk bertema pesantren kilat ramadan di depan gerbang sekolah, backdrop dengan tema yang sama pula di dalam mesjid, beberapa buah meja dan kursi yang tersusun secara vertikal di depan gerbang sekolah untuk registrasi kedatangan, infokus yang sudah siap berkolaborasi dengan laptop untuk menampilkan sebuah tayangan.Â
Hari ini adalah hari pertama pesantren kilat atau biasa disebut sanlat. Setelah selesai melaksanakan shalat dhuha berjamaah sebagai bentuk pembiasaan dan latihan, kemudian siswa didampingi guru melantunkan ayat-ayat suci Al Quran untuk mengulang hafalan juz 30. Walaupun dalam kondisi puasa, siswa dan siswi di sekolahku tidak berkurang sedikitpun semangatnya. Enerjik, powerful dan ekspresif itulah gambaran performance siswa dan siswi di sekolahku saat melakukan kegiatan murojaah hafalan.
Setelah rangkaian kegiatan shalat dhuha dan murojaah hafalan, MC (Master of Ceremony) mulai membuka acara inti, yaitu Hafidz Indonesia RCTI Goes To School. Kami kedatangan salah satu kontestan Hafidz Cilik RCTI tahun 2018 yang bernama Kayla. Acara dibuka dengan menampilkan video penampilan Kayla pada momen Hafidz Indonesia 2018. Baru saja di mulai, namun air mata ini sudah tidak terbendung dan akhirnya tumpah ruah di pipi.Â
Tidak lama kemudian, munculah Kayla dan bundanya. Kayla dituntun oleh dua orang guru perempuan memasuki area mesjid. Kayla melantunkan asmaul husna sebagai pembuka penampilannya. Suaranya merdu dan syahdu sampai ke hati siapapun yang mendengarnya. Dilanjutkan dengan membacakan surat An Naba, karena beberapa siswa dan siswi sedang dalam proses menghafal surat tersebut. Acara berikutnya adalah games tebak surah Al Quran dan sambung ayat Al Quran. Siswa dan guru berpartisipasi aktif memberikan tantangan ke Kayla untuk menebak nama surah dan sambung ayat. Kayla menjawab semua tantangan dengan sangat baik. Keseruan acara games ini terlihat dari antusiasnya siswa dan siswi berebutan mengangkat tangan agar di pilih guru memberikan tantangan ke Kayla.
Yang menarik dan menyentuh dari kegiatan ini adalah saat bunda Kayla bercerita bahwa Kayla lahir prematur dan harus dirawat di dalam inkubator karena ukuran tubuh Kayla yang sangat kecil yaitu sebesar botol minuman kemasan. Qadarullah karena di dalam inkubator untuk waktu yang cukup lama sehingga mengakibatkan mata Kayla menjadi rusak dan hal itu pula menjadi salah satu penyebab mata Kayla tidak bisa melihat.
Mengetahui anaknya tidak bisa melihat, hati seorang ibu pasti sedih memikirkan masa depan anaknya kelak. Namun hal tersebut menjadikan Bunda Kayla tetap optimis terhadap Kayla. Bunda Kayla kemudian melihat potensi Kayla yang sangat mudah menyerap semua informasi yang didengarnya, apapun itu. Apabila diperdengarkan dangdut, maka Kayla akan langsung hafal lagu dangdut tersebut. Kemudian Bunda Kayla mencoba ikhtiar memperdengarkan murottal setiap selesai shalat 5 waktu. 1 juz setiap selesai shalat 5 waktu, hal tersebut konsisten dilakukan. Alhamdulillah Kayla menjadi hafal dengan ayat dan surat dalam Al Quran. Karena diperdengarkan dengan sesuatu yang baik maka yang keluar dari mulut Kayla pun sesuatu yang baik.Â
Kayla mengatakan bahwa ada seseorang yang ingin mendonorkan mata untuknya, namun Kayla menolak tawaran tersebut karena Kayla tidak ingin ketika ia dapat melihat, ia akan melihat hal yang Allah tidak suka sehingga mempengaruhi hafalannya. Kayla ingin tetap dekat dengan Al Quran dan Kayla memilih untuk ikhlas menerima kondisi matanya karena hanya cinta dan ridho Allah saja tujuannya.
Betapa malunya diri ini yang Allah berikan penglihatan yang sempurna namun membaca Al Quran masih sekadarnya dan bahkan sesempatnya. Sungguh, aku cemburu padamu Kayla karena sudah menempatkan cinta Allah di atas segalanya. Terima kasih Kayla karena sudah memberikan pelajaran dan teladan karena sejatinya memang hanya cinta Allah yang harus kita kejar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H