Mohon tunggu...
Pendidikan

Tanggung Jawab Kaum Intelektual dan Wajah Organisasi Kemafar FF-UH

31 Desember 2018   22:31 Diperbarui: 31 Desember 2018   22:40 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanggung Jawab Mahasiswa Sebagai Kaum Intelektual

Mahasiswa merupakan penyambung lidah antara masyarakat dengan pemerintah dimana mahasiswa ini dapat memperjuangkan langsung aspirasi masyarakat kepada pemerintah.

Adapun yang disebut kaum intelek bukan hanya mahasiswa saja tetapi siapapun itu tanpa melihat gelar kedudukan dan lain sebagainya asalkan seseorang tersebut mampu berpikir atau memiliki akal pikiran yang dapat ia tempatkan pada tempat yang seharusnya. Disini mahasiswa diharap mampu untuk mengolah pikiran atau akal pikirannya melalui pendidikan yang telah diperoleh agar dapat bermanfaat bagi masyarakat.


Sebagai mahasiswa kita dituntut untuk mengemban tiga kewajiban yang terdapat pada tridarma perguruan tinggi yang berisi:
-Pendidikan
-penelitian,
-dan pengabdian masyarakat
dari tridarma perguruan tinggi diatas dapat kita lihat dalam dunia perkuliahan seperti pendidikan yaitu saat kita melakukan proses pembelajaran dalam kelas ataupun lab, penelitian contohnya saat skripsi, serta pengabdian masyarakat yang dilakukan saat masa KKN.


Apakah kegiatan BEM itu termasuk dalam tridarma perguruan tinggi ?????????? Jawabannya adalah TIDAK! WHY?! Padahalkan tiap tahun BEM melakukan kegiatan pengabdian masyarakat secara rutin??! Walaupun begitu, kegiatan BEM tidak termasuk dalam tridarma perguruan tinggi karena kegiatan pengabdian yang dapat masuk dalam tri darma perguruan tinggi ialah yang didalamnya terdapat pertanggung jawaban dari Universitas yang bersangkutan.


Pengabdian masyarakat ini merupakan hal yang wajib karena KKN sebagai bentuk dalam tridarma perguruan tinggi pun bersifat wajib bagi setiap mahasiswa yang ingin menyelesaikan studinya terkait suatu bidang tertentu dan apapun bidangnya baik exacta maupun social.

Sangat banyak pertanyaan mengenai mengapa kita harus melakukan kegiatan pengabdian masyarakat? Selain dengan jawaban simpel karena manusia adalah makhluk sosial ialah karena sebenarnya kita kuliah pun dibiayai oleh masyarakat. Subsidi pemerintah itu maksimal 20% terhadap UKT, pemerintah dapat uang darimana? Dari pajak, pajak dibayar oleh siapa? 

Oleh masyarakat, maka dari itu masyarakat memiliki andil dalam keberhasilan kita. Walaupun saat lulus kita contohnya sebagai Apoteker jujur saja enggan untuk memberikan obat secara gratis pada masyarakat karena sebelum rilis obat saja kurang lebih dana yang dapat dihabiskan mencapai 2 Milyar, siapa coba yang mau memberikan obt gratis secara langsung? Kita juga memiliki tanggung jawab lain yang ingin dihidupi atau paing tidak untuk menghidupi diri kita sendiri tapi tidak ada salahnya jika kita membagi ilmu kepada masyarakat sebagai apoteker yang baik mengenai obat yang akan dikonsumsi oleh konsumen. 

Pengetahuan masyarakat Indonesia mengenai obat yang akan digunakan, hal tersebut dapat dilihat pada perbedaan balita Indonesia yang kebanyakan giginya itu ompong karena kerusakan gigi, sedangkan pada balita korea omponya itu bukan karena kerusakan gigi, hal tersebut diakibatkan karena penggunaan tetrasiklin pada ibu hamil yang tidak mengetahui dampak obat tersebut pada janinnya.

Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap apoteker cenderung rendah, mengapa demikian? Karena apoteker kebanyakan lebih cenderung boerorientasi pada bisnis contohnya dimana ketika fokus pada pelayanan jasa, maka apoteker lebih terpaku pada  penghasilan dibanding nyawa seseorang. Adapun hal yang meresahkan yang biasanya terjadi yaitu penjualan obat-obatan terlarang dilakukan oleh seorang yang tidak bertanggung jawab  agar meraih kuntungan yang besar dan sialnya dia memiliki kartu tanda apoteker sehingga dapat menjatuhkan martabat apoteker dimata masyarakat. 

Masyarakat juga sering kali menganggap remeh apoteker sebagai penjaga apotek yang dipikir dapat dilakukan oleh siapa saja walaupun bukan apoteker atau lulusan farmasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun