Metode penelitian merupakan alat, prosedur dan teknik yang dipilih dalam melaksanakan penelitian dalam mengumpulkan data.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif adalah metode yang berkaitan dengan data yang tidak berupa angka tetapi berupa kualitas bentuk-bentuk variabel yang berwujud kata-kata tertulis tentang sifat individu, keadaan, gejala, dari kelompok tertentu yang diamati.
Metode kualitatif disebut juga metode baru, karena popularitasnya belum lama, dinamakan metode postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat-filsafat postpositivisme. Metode ini juga disebut sebagain metode artistik, karena prosees penelitian lebih bersifat seni (Sugiyono, 2017:7). Penulis menggunakan metode kualitatif karena data penelitian berupa bentuk-bentuk verbal bahasa yaitu berupa tuturan yang diucapkan oleh para aktor dalam pemetasan teater koma berjudul "Wabah" karya Budi Ros yang dipentaskan disanggar seri panakawan. Selain metode kualitatif juga digunakan metode deskriptif pada penelitian ini. Metode tersebut adalah suatu metode yang berupaya mengungkapkan sesuatu secara apa adanya Sudaryanto dalam Murti (2019: 28). Penelitian kualitatif bersifat deskriptif, maksudnya penelitian mencatat dengan teliti dan cermat data yang berwujud kata-kata, kalimat, wacana dan sebagainya. Dari data yang bersifat deskriptif itu penulis melakukan analisis untuk membuat kesimpulan umum yang merupakan system atau kaidah yang bersifat mengatur atau gambaran dari sesuatu yang di jadikan objek.
Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian sebagaimana dijelaskan pada bagian pendahuluan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif  dan bersifat deskriptif  dengan teknik penarikan kesimpulan secara induktif yaitu berangkat berdasarkan konsepsi teori yang sudah ada menuju ke analisis data. Pada penelitian ini penelitian yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan pada fakta.
Dalam pertunjukan Teater Koma yang berjudul "Wabah" karya Budi Ros yang dipentaskan disanggar seri panakawan ini yang diunggah dalam akun youtube Teater Koma pada 8 November 2020 dengan durasi 25.26 menit, pertunjukkan teater mampu memberikan pesan yang bisa di ambil dari sisi positifnya dari pertunjukan ini secara tersirat. Pertunjukan ini mengajak penontonya untuk berfikir dan merenung agar tidak sampai pada tahap terbawa atau mencontoh dari pertunjukan tersebut, disitulah gunanya proses berfikir dan perenungan pada saat menonton video atau pertunjukan teater itu, agar penonton tidak keluar dari kaidah-kaidah agama islam dan sosial. Meski hanya melalui tayang daring, dapat dilihat bahwa panggung yang digunakan dalam lakon Wabah ialah panggung prosenium, karena penonton hanya bisa melihat dari arah depan saja. Sisi kiri, kanan, dan belakang dapat dijadikan jalan keluar masuknya pemain.
Hasil dari analisis yang penulis lakukan pada pertunjukkan teater koma yang berjudul "Wabah" karya Budi Ros dengan menggunakan pendekatan objektif adalah sebagai berikut:
1. Judul
Judul yaitu sebuah karangan. Karangan dalam hal ini bisa saja diartikan dengan cerita atau drama. Judul dalam sebuah karya sastra merupakan kunci untuk melihat karya tersebut secara keseluruhan. Untuk itu maka penulis memilih seni pertunjukkan teater Koma yang berjudul "Wabah". Jika dilihat dari judulnya saja maka pertunjukkan teater ini menceritakan tentang peristiwa dimana terjadinya penularan penyakit secara cepat dan menyerang masyarakat secara luas.
2. Tema
Tema yaitu bagian pikiran pokok yang medasari sebuah karya. Pokok pikiran ini kemudian dikembangkan dengan sedemikian rupa sehingga menjadi cerita yang utuh dan menarik. Dalam pertunjukkan teater koma yang berjudul "Wabah" karya Budi Ros, pengarang mengangkat isu kesehatan dan sosial yang sedang terjadi saat ini yaitu wabah virus covid-19.
3. Alur
Alur yaitu rangkaian peristiwa dalam cerita yang membentuk suatu kesatuan cerita. Dalam teater tahapan alur dimulai dari tahapan permulaan, tahapan pertikaian, tahapan perumitan, tahapan puncak, tahapan peleraian dan tahapan akhir.
Dalam pertunjukkan teater koma yang berjudul "Wabah" karya Budi Ros, pengarang menggunakan alur maju dimana tahap permulaan diawali dengan anak Romo Semar yaitu Petruk berkeinginan memanfaatkan situasi wabah virus covid-19 untuk mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya dari bisnis yang akan mereka mulai. Hingga akhirnya semua anak Romo Semar patuh dan mengikuti perintah Romo Semar untuk pergi ke ladang.
4. Amanat
 Amanat yaitu pesan moral yang ingin disampaikan pengarang kepada parapenonton. Amanat dalam teater tidak disampaikan secara langsung, melainkan disampaikan lewat dialog-dialog yang diucapkan oleh para pemeran. Dalam pertunjukkan teater koma yang berjudul "Wabah" karya Budi Ros, pengarang ingin menyampaikan pesan bahwa jangan pernah kita berniat hati untuk memanfaatkan situasi yang sedang terjadi untuk kepentingan diri sendiri. Lebih baik kita memaksimalkan usaha agar mendapatkan hasil yang terbaik.
5. Tokoh dan Penokohan
Tokoh yaitu peran yang terdapat dalam teater. Penokohan merupakan  keseluruhan ciri jiwa seorang tokoh dalam teater. Dalam pertunjukkan teater koma yang berjudul"Wabah" terdapat 4 tokoh yaitu, Romo Semar, Petruk, Gareng dan Bagong dengan penokohan yang berbeda.
Adapun penokohan dalam pertunjukkan teate koma yang berjudul "wabah" adalah sebagai berikut :
* Romo Semar : laki-laki tua yang berperan sebagai bapak, memiliki ciri fisik tubuh bongkok, kulit keriput, rambut beruban tapi memiliki sikap yang bijaksana.
* Gareng : laki-laki yang berperan sebagai anak pertama Romo Semar, dengan tubuh yang tinggi dan kurus serta memiliki sikap yang cerdik, suka memanfatkan situasi, Â serakah, pembangkang dan sulit diatur.
* Petruk : laki-laki yang berperan sebagai anak Romo Semar yang kedua yaitu adik dari Gareng, dengan tubuh pendek dan kurus serta memiliki sikap yang sama persis dengan gareng dimana tokoh Petruk memiliki sikap yang cerdik, suka memanfatkan situasi, Â serakah, pembangkang dan sulit diatur.
* Bagong : laki-laki yang berperan sebagai anak ketiga Romo Semar atau adik dari Gareng dan Petruk, Â dengan tubuh yang gendut dan memiliki sikap yang pemalas, suka tidur dan menghayal.
6. Latar
Latar yaitu suasana lingkungan tempat berlangsungnya peristiwa yang dapat dilihat. Dalam latar termasuk juga didalamnya waktu, tempat, iklim/suasana. Dalam pertunjukkan teater koma yang berjudul"Wabah" karya Budi Ros latar tergambarkan di sebuah rumah tua yang sederhana. Waktu yang digambarkan dalam pertunjukkan teater tersebut adalah pagi hari, hal ini terlihat jelas karena tokoh Romo Semar meminta kepada 3 anaknya (Gareng, Petruk dan Bagong) untuk segera pergi ke ladang bercocok tanam. Suasana yang digambarkan dalam teater dengan sederhana, diawal suanana yang digambarkan cukup tenang dan santai tapi dipertengahan terjadi ketengangan antara Romo Semar dan Anak-anaknya, sedangkan di akhir pertunjukkan suasana kembali seperti semula.
7. Konflik
Konflik yaitu pertentangan yang terjadi dalam teater. Pertentang membentuk rangkaian peristiwa dalam cerita yang memiliki hubunga kausalitet. Dalam pertunjukkan teater koma yang berjudul "wabah" konflik terjadi antara Romo Semar dan ketiga anaknya yaitu Gareng, Petruk dan Bagong. Konflik itu terjadi karena ketiga anak Romo Semar ingin memanfaatkan situasi wabah virus covid-19 untuk berbisnis dan mengambil keuntungan yang banyak. Anak-anak Romo Semar juga mengharapkan bantuan yang sangat banyak karena wabah yang sedang terjadi. Karena keinganan anak-anaknya tersebut Romo Semar marah dan tidak menyetujui keinginan anak-anaknya. Akhirnya terjadilah konflik antara Romo Semar dan ketiga anaknya.
8. Teknik dialog
Teknik dialog dibagi menjadi dua, yaitu teknik monolog dan teknik percakapan. Dalam pertunjukkan teater koma dengan judul "Wabah" karya Budi Ros yang dipentasakan disanggar seri panakawan teknik dialog yang digunakan adalah percakapan. Karena masing-masing pemeran terlibat dalam percakapan yang saling bersahutan.