Mohon tunggu...
Siti Khoirnafiya
Siti Khoirnafiya Mohon Tunggu... Lainnya - Pamong budaya

Antropolog, menyukai kajian tentang bidang kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Apa Saja Kunci Utama dalam Empati di Tempat Kerja?

18 Januari 2025   18:33 Diperbarui: 18 Januari 2025   21:48 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan memperhatikan gagasan para pakar tersebut telah mengidentifikasi beberapa konsep kunci yang mendasari empati di lingkungan kerja. Empati kognitif melibatkan kemampuan untuk memahami perspektif orang lain, seakan-akan kita sedang "memasuki pikiran" mereka. Ini berarti mampu melihat situasi dari sudut pandang yang berbeda dan memahami alasan di balik tindakan serta perasaan orang lain. Contohnya, sebelum memulai proyek baru, manajer proyek mengadakan pertemuan dengan tim untuk mendengarkan masukan dan kekhawatiran mereka tentang proyek tersebut. Dengan memahami perspektif setiap anggota tim, manajer dapat merancang strategi yang lebih efektif dan melibatkan semua pihak. Contoh lainnya adalah seorang agen layanan pelanggan berusaha memahami alasan di balik keluhan pelanggan. Alih-alih hanya memberikan jawaban standar, ia mencoba mencari solusi yang sesuai dengan kebutuhan spesifik pelanggan. 

Kunci lainnya adalah empati emosional, di sisi lain, menyangkut kemampuan untuk merasakan emosi orang lain secara langsung, seolah-olah kita sedang mengalaminya sendiri. Ketika kita mampu merasakan kesedihan, kegembiraan, atau frustrasi rekan kerja, kita telah menunjukkan empati emosional. Contohnya ketika melihat rekan kerja terlihat sedih atau tertekan, seorang rekan kerja lain menawarkan dukungan dan mendengarkan keluhan mereka dengan empati. Contoh lainnya, seorang pemimpin tim menyadari bahwa salah satu anggota timnya sedang mengalami masalah pribadi. Ia memberikan waktu dan ruang bagi anggota tim tersebut untuk berbicara dan menawarkan bantuan jika diperlukan.

Kunci utama lainnya, yaitu Empati perspektif membawa kita lebih jauh, memungkinkan kita untuk benar-benar mengambil peran orang lain dan melihat dunia melalui mata mereka. Ini melibatkan kemampuan untuk membayangkan bagaimana rasanya berada dalam situasi yang sama dengan orang lain. Contohnya seorang pekerja baru mencoba membayangkan bagaimana rasanya menjadi seorang manajer yang harus mengelola tim yang besar dan kompleks. Dengan memahami perspektif manajer, ia dapat lebih menghargai keputusan-keputusan yang diambil oleh manajer. Contoh lainnya, seorang pengembang produk berusaha membayangkan bagaimana pengguna akhir akan menggunakan produk yang sedang dikembangkan. Dengan memahami perspektif pengguna, ia dapat menciptakan produk yang lebih user-friendly.

Terakhir, empati empatik adalah ekspresi aktif dari empati, di mana kita tidak hanya memahami dan merasakan emosi orang lain, tetapi juga merespons dengan tindakan yang tulus dan mendukung. Empati empatik ini merupakan inti dari hubungan interpersonal yang sehat dan produktif di tempat kerja. Contohnya, seorang mentor tidak hanya mendengarkan masalah yang dihadapi oleh mentee-nya, tetapi juga memberikan dukungan emosional dan membantu mentee-nya menemukan solusi. Contoh lainnya, ketika seorang kolega mengalami kegagalan dalam proyek, kolega lainnya memberikan semangat dan membantu mereka untuk belajar dari kesalahan. Contoh lainnya, perusahaan startup: Perusahaan startup yang sangat menghargai empati sering kali mengadakan sesi "sharing" di mana karyawan dapat berbagi pengalaman dan perasaan mereka. Hal ini membantu menciptakan ikatan yang lebih kuat di antara karyawan dan meningkatkan rasa saling percaya. Contoh lainnya misalnya perawat yang memiliki empati tinggi dapat memberikan perawatan yang lebih manusiawi kepada pasien. Mereka tidak hanya fokus pada aspek medis, tetapi juga memperhatikan aspek emosional pasien dan keluarga mereka.

Implikasi dari masing-masing konsep empati sangat luas dan berdampak signifikan. Empati kognitif, dengan kemampuannya meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan kolaborasi, serta mengurangi konflik, menjadi fondasi bagi lingkungan kerja yang produktif. Empati emosional, yang mampu meningkatkan kepuasan kerja dan mengurangi stres, berperan penting dalam menciptakan suasana kerja yang positif dan mendukung kesejahteraan karyawan. Sementara itu, empati perspektif mendorong kreativitas, inovasi, dan adaptasi, sehingga perusahaan dapat lebih lincah menghadapi perubahan. Terakhir, empati empatik, yang berfokus pada tindakan nyata untuk membantu orang lain, tidak hanya meningkatkan kesejahteraan karyawan dan retensi, namun juga membangun reputasi perusahaan yang positif di mata publik. Singkatnya, pengembangan empati dalam berbagai bentuknya merupakan investasi yang sangat berharga bagi setiap organisasi.

Empati kognitif, emosional, perspektif, dan welas asih saling melengkapi, membentuk spektrum pemahaman dan respons terhadap pengalaman orang lain. Empati kognitif menjadi fondasi bagi kemampuan kita untuk memahami situasi secara rasional, sementara empati emosional memungkinkan kita untuk terhubung dengan perasaan orang lain. Empati perspektif kemudian membawa kita untuk melihat situasi dari berbagai sudut pandang, sehingga kita dapat merespons dengan lebih bijaksana. Puncak dari spektrum ini adalah welas asih, yang mendorong kita untuk bertindak berdasarkan pemahaman dan empati yang kita miliki. Keempat konsep ini memiliki implikasi yang luas, mulai dari peningkatan kualitas hubungan interpersonal hingga pengambilan keputusan yang lebih baik dalam berbagai konteks kehidupan.

Cara Menerapkan Empati di Tempat Kerja?

Empati adalah keterampilan yang sangat penting dalam dunia kerja. Dengan memahami dan mempraktikkan empati, kita dapat membangun hubungan yang lebih kuat, meningkatkan produktivitas, dan menciptakan tempat kerja yang lebih positif. Lalu bagaimana cara mengembangkan empati di tempat kerja

1. Latihlah Keterampilan Mendengarkan Aktif

  • Ajukan pertanyaan. Tanyakan pertanyaan terbuka untuk menggali lebih dalam pemikiran dan perasaan mereka.

 2. Tunjukkan Minat Tulus pada Orang Lain

Minat tulus membuat orang merasa dihargai dan didengarkan. Cara menunjukkan minat tulus antara lain:

  • Tanyakan tentang kehidupan pribadi mereka. Tunjukkan bahwa Anda peduli dengan mereka sebagai individu.
  • Ingat detail kecil. Ingat nama, hobi, atau peristiwa penting dalam hidup mereka.
  • Rayakan keberhasilan mereka. Berikan ucapan selamat atas pencapaian mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun