Mohon tunggu...
Siti Khoirnafiya
Siti Khoirnafiya Mohon Tunggu... Lainnya - Pamong budaya

Antropolog, menyukai kajian tentang bidang kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengeluh di Tempat Kerja: Penyebab, Dampak dan Solusi

14 Januari 2025   12:53 Diperbarui: 14 Januari 2025   15:47 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Moral karyawan adalah semangat kerja, sikap positif, dan dedikasi yang dimiliki oleh seorang karyawan terhadap pekerjaannya dan perusahaan tempatnya bekerja. Moral yang tinggi akan mendorong karyawan untuk memberikan kinerja terbaiknya dan berkontribusi pada keberhasilan perusahaan. 

Pada sisi tertentu , kebiasaan mengeluh bisa mencerminkan kurangnya empati, karena individu tersebut cenderung terpaku pada masalah pribadi tanpa mempertimbangkan dampaknya pada orang lain. Selain itu, mengeluh terus-menerus dapat mengindikasikan kurangnya tanggung jawab, dengan individu lebih suka menyalahkan faktor eksternal daripada berusaha memperbaiki diri.

Mengeluh secara terus-menerus dapat menciptakan siklus negatif yang merusak moral seseorang. Semakin sering seseorang mengeluh, semakin negatif pula pikiran dan perasaannya, sehingga sulit untuk keluar dari situasi tersebut. Kebiasaan mengeluh yang berlebihan dapat membuat individu menjadi lebih pesimis, kurang percaya diri, dan kehilangan semangat hidup. Hal ini akan berdampak pada penurunan moral secara keseluruhan, sehingga individu tersebut cenderung menghindari tantangan dan sulit untuk mencapai potensi maksimalnya.

Mengeluh sepenuhnya tidak salah. Terkadang, mengeluh dapat menjadi cara yang sehat untuk melepaskan emosi negatif. Namun, penting untuk membedakan antara mengeluh yang konstruktif dan destruktif. Mengeluh yang konstruktif adalah mengeluh yang disertai dengan upaya untuk mencari solusi, sedangkan mengeluh yang destruktif hanya akan memperburuk situasi. 

2. Menurunnya Produktivitas: 

Ketika karyawan lebih fokus pada keluhan daripada menyelesaikan tugas, produktivitas mereka akan menurun. Ini dapat berdampak pada kinerja tim dan perusahaan secara keseluruhan.

Contohnya, tim pemasaran sebuah perusahaan teknologi selalu memulai rapat dengan mengeluhkan target penjualan yang tidak realistis dan kurangnya dukungan dari departemen lain. Suasana negatif ini membuat anggota tim merasa demotivasi dan kehilangan semangat untuk mencapai target. Akibatnya, produktivitas tim menurun drastis, ide-ide kreatif menjadi sedikit, dan target penjualan sulit tercapai.

Ketika karyawan terus-menerus mengeluh, fokus mereka beralih dari mencari solusi menjadi fokus pada masalah. Hal ini membuat mereka kehilangan energi dan semangat untuk bekerja. Selain itu, suasana negatif juga dapat menghambat kolaborasi dan kerja sama tim yang efektif.

Seorang karyawan di departemen produksi sering mengeluhkan beban kerja yang terlalu berat dan jam kerja yang panjang. Karena merasa tidak dihargai dan kelelahan, ia sering kali sakit atau mencari alasan untuk tidak masuk kerja. Tingkat absensi yang tinggi ini mengganggu kelancaran produksi dan memberikan beban tambahan kepada rekan kerja lainnya.

Mengeluh yang terus-menerus dapat menyebabkan stres dan kelelahan fisik maupun mental. Karyawan yang merasa tidak bahagia dan tidak puas dengan pekerjaan mereka cenderung mencari cara untuk menghindari situasi yang tidak menyenangkan, salah satunya dengan sering absen.

Karyawan di sebuah perusahaan startup sering mengeluhkan kurangnya kepastian karir dan ketidakstabilan perusahaan. Suasana yang tidak kondusif ini membuat banyak karyawan memilih untuk mencari pekerjaan lain. Tingginya tingkat turnover karyawan menyebabkan perusahaan kehilangan talenta-talenta terbaik dan harus mengeluarkan biaya tambahan untuk merekrut dan melatih karyawan baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun