Mohon tunggu...
Siti Khoirnafiya
Siti Khoirnafiya Mohon Tunggu... Lainnya - Pamong budaya

Antropolog, menyukai kajian tentang bidang kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perbincangan Ruang Khusus Perempuan, Siapa Ahlinya?

9 Januari 2025   14:04 Diperbarui: 9 Januari 2025   17:21 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi Penulis

 

Pengantar:  Ruang Khusus Perempuan Indonesia, Oasis Keamanan di Tengah Kesibukan

Pernahkah anda merasa tidak nyaman saat menggunakan transportasi umum? Ketakutan akan pelecehan atau tindakan tidak menyenangkan seringkali menghantui, terutama bagi perempuan. Di tengah maraknya kasus kekerasan seksual, hadirnya ruang khusus perempuan dalam transportasi publik menjadi angin segar.

Transportasi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama di negara dengan populasi besar seperti Indonesia. Dengan beragam moda transportasi yang tersedia, mulai dari angkutan umum, kereta api, hingga transportasi daring, kebutuhan akan ruang yang aman dan nyaman bagi perempuan menjadi semakin mendesak. Dalam konteks ini, ruang khusus perempuan dalam transportasi Indonesia muncul sebagai solusi yang inovatif dan progresif.

Di Indonesia, perempuan seringkali menghadapi berbagai tantangan saat menggunakan transportasi umum. Mulai dari kekhawatiran akan pelecehan seksual, hingga ketidaknyamanan akibat kerumunan. 

Menurut survei yang dilakukan oleh beberapa lembaga, banyak perempuan yang merasa tidak aman saat menggunakan transportasi umum, terutama pada jam-jam sibuk. Hal ini mendorong pemerintah dan penyedia layanan transportasi untuk menciptakan ruang khusus bagi perempuan.

Meta adalah sebuah perempuan sebagai ilustrasi adalah seorang pekerja kantoran yang seringkali menggunakan KRL ataupun Transjakarta untuk menuju tempat kerjanya. Sebelum adanya gerbong khusus perempuan, perjalanannya selalu diwarnai rasa was-was. Berdesak-desakan dengan penumpang pria dan seringkali mengalami tindakan pelecehan verbal membuatnya merasa tidak nyaman dan tertekan.

"Saya sering kali memilih berdiri di dekat pintu agar mudah turun saat tiba di stasiun tujuan," ujar Meta. "Tapi, tetap saja ada saja yang berani mencuri-curi kesempatan untuk melakukan tindakan yang tidak menyenangkan." Namun, sejak adanya gerbong khusus perempuan, hidup Meta berubah drastis. Ia merasa jauh lebih lega dan aman. "Sekarang, saya bisa duduk dengan tenang sambil membaca buku atau mendengarkan musik favorit. Tidak ada lagi rasa takut akan pelecehan," tambahnya dengan senyum lega.

Selain merasa lebih aman, Meta juga merasakan manfaat lain dari adanya gerbong khusus perempuan. Ia bisa lebih fokus pada pekerjaannya karena pikirannya tidak lagi terganggu oleh hal-hal yang membuatnya tidak nyaman. "Saya jadi lebih produktif dan semangat dalam bekerja," akunya.

Kisah Meta ini hanyalah satu dari sekian banyak kisah nyata perempuan yang merasakan manfaat dari adanya ruang khusus di transportasi umum. Adanya ruang khusus ini tidak hanya memberikan rasa aman bagi perempuan, tetapi juga mendorong lebih banyak perempuan untuk menggunakan transportasi umum.

 

Konsep Ruang Khusus Perempuan dalam Perbincangan Siapa?

Ruang khusus perempuan dalam transportasi dapat diartikan sebagai area yang dirancang khusus untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi penumpang perempuan. Konsep ini telah diterapkan di berbagai negara, dan kini mulai diadopsi di Indonesia. Beberapa fitur yang biasanya ada dalam ruang khusus perempuan antara lain:

  • Dalam moda transportasi seperti bus dan kereta, terdapat area yang dikhususkan untuk perempuan. Area ini biasanya dipisahkan dengan tanda yang jelas dan terletak di bagian depan atau tengah kendaraan.

  • Ruang khusus perempuan seringkali dilengkapi dengan pengawasan tambahan, seperti petugas keamanan atau CCTV, untuk memastikan keselamatan penumpang.

  • Interior ruang khusus perempuan biasanya dirancang dengan lebih nyaman, dengan kursi yang lebih luas dan fasilitas yang mendukung, seperti tempat penyimpanan barang.

  • Selain menyediakan ruang fisik, penting juga untuk melakukan kampanye kesadaran di kalangan masyarakat tentang pentingnya menghormati ruang pribadi perempuan dan mencegah tindakan pelecehan.

Meskipun tidak ada tokoh tunggal yang secara eksklusif dikenal sebagai "pakar ruang perempuan dalam transportasi publik", beberapa nama telah memberikan kontribusi signifikan dalam bidang ini. 

Doreen Massey, seorang ahli geografi feminis terkemuka, telah memperkaya pemahaman kita tentang bagaimana relasi kuasa gender membentuk ruang, termasuk dalam konteks transportasi. 

Linda McDowell, seorang sosiolog, telah melakukan penelitian mendalam tentang interaksi antara gender dan ruang, khususnya dalam transportasi. Sementara itu, Lee Ray, seorang ahli transportasi, telah fokus pada upaya mengintegrasikan perspektif gender ke dalam perencanaan dan desain transportasi.

Transportasi dan Perempuan: Perspektif Doreen Massey

Doreen Massey, seorang geografer feminis yang berpengaruh, menawarkan perspektif yang unik dan mendalam tentang hubungan antara transportasi, ruang, dan gender. Karyanya memberikan sumbangan signifikan dalam memahami bagaimana sistem transportasi tidak hanya mempengaruhi mobilitas fisik seseorang, tetapi juga membentuk identitas, relasi sosial, dan akses terhadap sumber daya, khususnya bagi perempuan.

Massey menekankan bahwa ruang bukanlah sesuatu yang statis, melainkan konstruksi sosial yang terus berubah. Sistem transportasi memainkan peran sentral dalam membentuk ruang ini. Akses atau tidaknya seseorang terhadap transportasi yang memadai akan sangat mempengaruhi kehidupannya, termasuk peluang kerja, pendidikan, dan partisipasi dalam masyarakat. Bagi perempuan, akses transportasi seringkali terbatas oleh berbagai faktor seperti norma sosial, keamanan, dan biaya. Hal ini dapat membatasi mobilitas mereka, mengisolasi mereka di ruang privat, dan memperkuat ketidaksetaraan gender.

Massey menggarisbawahi bahwa pengalaman perempuan dalam menggunakan transportasi seringkali dibatasi oleh berbagai faktor. Kekhawatiran akan keamanan, terutama di malam hari, membuat banyak perempuan enggan menggunakan transportasi umum. 

Selain itu, desain transportasi umum yang seringkali mengabaikan kebutuhan perempuan, seperti kurangnya fasilitas toilet yang layak atau pencahayaan yang buruk, semakin memperburuk situasi. 

Beban ganda sebagai pekerja dan pengasuh juga memaksa banyak perempuan untuk mengkompromikan mobilitas mereka demi memenuhi tanggung jawab keluarga. Akibatnya, perempuan seringkali terjebak dalam ruang privat dan memiliki akses yang terbatas terhadap peluang ekonomi dan sosial

Gagasan Massey berimplikasi bahwa memahami perspektif gender dalam transportasi adalah langkah krusial dalam mewujudkan kota yang inklusif dan berkelanjutan. 

Dengan merancang sistem transportasi yang sensitif gender, seperti menyediakan transportasi umum yang aman, nyaman, dan terjangkau, serta infrastruktur yang mendukung pejalan kaki dan pesepeda, kita dapat meningkatkan mobilitas dan kualitas hidup bagi semua orang, terutama perempuan. 

Melibatkan perempuan dalam proses perencanaan transportasi juga akan memastikan bahwa kebutuhan dan perspektif mereka terwakili, sehingga menghasilkan kebijakan yang lebih relevan dan efektif. 

Sebagai contoh, dengan menyediakan fasilitas pengasuhan anak di stasiun kereta api, perempuan yang memiliki anak kecil dapat lebih mudah menggunakan transportasi umum dan berpartisipasi dalam aktivitas sosial dan ekonomi.

Pemikiran Doreen Massey tentang transportasi dan gender memberikan kerangka kerja yang berguna untuk menganalisis dan mengatasi ketidaksetaraan gender dalam akses terhadap ruang dan sumber daya. 

Dengan memahami bagaimana sistem transportasi membentuk dan dipengaruhi oleh gender, kita dapat merancang kebijakan yang lebih inklusif dan berkeadilan, serta menciptakan kota-kota yang lebih baik untuk semua.

Linda McDowell: Perspektif Sosiologis tentang Gender dan Ruang

Linda McDowell, seorang sosiolog terkemuka, telah memberikan kontribusi signifikan dalam memahami bagaimana gender membentuk pengalaman kita terhadap ruang, termasuk dalam konteks transportasi. Penelitiannya berfokus pada bagaimana konstruksi sosial gender memengaruhi akses dan penggunaan ruang publik oleh perempuan, di antaranya:

  • bahwa ruang bukanlah sekadar latar belakang pasif, melainkan konstruksi sosial yang aktif dibentuk oleh relasi kuasa, termasuk relasi gender.

  • pentingnya tubuh sebagai "peta" yang digunakan untuk menavigasi dan memahami ruang. Tubuh perempuan seringkali mengalami ruang secara berbeda dibandingkan tubuh laki-laki, karena adanya norma-norma gender yang berbeda tentang bagaimana tubuh seharusnya bergerak dan menempati ruang.

  • transportasi sebagai ruang yang sangat penting untuk memahami bagaimana gender dikonstruksi dan diperkuat. Ia menganalisis bagaimana desain transportasi, norma sosial, dan kebijakan transportasi dapat memperkuat atau menantang ketidaksetaraan gender.

Lee Ray: Perspektif Perencanaan Transportasi yang Sensitif Gender

Lee Ray, seorang ahli transportasi, telah fokus pada bagaimana mengintegrasikan perspektif gender ke dalam perencanaan dan desain transportasi. Ia berargumen bahwa perencanaan transportasi yang tidak sensitif gender dapat memperkuat ketidaksetaraan dan membatasi mobilitas perempuan. Gagasan pentingnya di antaranya: 

  • perempuan dan laki-laki seringkali memiliki kebutuhan transportasi yang berbeda karena peran gender yang berbeda dalam masyarakat. Perempuan, misalnya, seringkali memiliki tanggung jawab pengasuhan anak yang memengaruhi waktu dan tujuan perjalanan mereka.

  • pentingnya keamanan dan aksesibilitas dalam transportasi publik bagi perempuan. Desain stasiun, pencahayaan, dan jadwal layanan yang baik dapat membuat perempuan merasa lebih aman dan nyaman menggunakan transportasi umum.

  • perempuan dilibatkan secara aktif dalam proses perencanaan transportasi untuk memastikan bahwa kebutuhan dan perspektif mereka terwakili.

Ahli ahli tersebut menyoroti bahwa sistem transportasi bukanlah netral gender, melainkan mencerminkan relasi kuasa yang lebih luas. Desain transportasi yang tidak sensitif gender dapat memperkuat ketidaksetaraan yang sudah ada. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan pendekatan yang lebih inklusif. 

Misalnya, dengan mendesain transportasi yang mempertimbangkan kebutuhan perempuan, seperti menyediakan pencahayaan yang baik dan ruang tunggu yang aman, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih nyaman dan aman bagi semua pengguna. 

Selain itu, kebijakan transportasi yang mendukung mobilitas perempuan, seperti kebijakan yang mendukung kerja fleksibel dan akses terhadap transportasi umum yang terjangkau, juga sangat penting. 

Terakhir, dengan melibatkan perempuan dalam perencanaan transportasi, kita dapat memastikan bahwa kebutuhan dan perspektif mereka terwakili, sehingga menghasilkan kebijakan yang lebih relevan dan efektif.

Sumber: Dokumentasi penulis
Sumber: Dokumentasi penulis

Implementasi dan Tantangan Ruang Khusus pada Transportasi Indonesia

Di tengah hiruk pikuk kota besar, perempuan seringkali merasa tidak nyaman menggunakan transportasi umum. Namun, beberapa kota di Indonesia telah memberikan solusi yang inovatif. 

Dengan adanya bus TransJakarta khusus perempuan yang beroperasi pada jam-jam sibuk, serta gerbong khusus perempuan di KRL Commuter Line, para perempuan kini dapat merasakan kenyamanan dan keamanan ekstra saat bepergian. Bayangkan saja, tidak perlu lagi khawatir akan gangguan atau pelecehan. Ruang khusus ini tidak hanya menyediakan tempat yang aman, tetapi juga memberikan ruang bagi perempuan untuk bersantai, bekerja, atau sekadar menikmati perjalanan.

Namun, keberhasilan ini tidak serta-merta menyelesaikan semua masalah. Meskipun ruang khusus perempuan telah memberikan dampak positif, masih ada tantangan yang perlu diatasi. 

Salah satunya adalah stigma sosial yang mungkin muncul, di mana ruang khusus dianggap sebagai pemisahan yang tidak perlu. Ada yang berpendapat bahwa hal ini justru memperkuat pemisahan gender. 

Oleh karena itu, penting untuk terus melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai manfaat dan tujuan dari ruang khusus ini. Ruang khusus bukan dimaksudkan untuk memisahkan, melainkan untuk menciptakan ruang yang aman dan nyaman bagi perempuan sehingga mereka dapat berpartisipasi aktif dalam kehidupan sosial dan ekonomi.

Ke depan, diharapkan lebih banyak kota di Indonesia yang mengadopsi konsep ini, serta meningkatkan fasilitas dan layanan untuk perempuan. Selain ruang khusus, upaya lain yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan pengawasan keamanan di transportasi umum, menyediakan fasilitas yang ramah perempuan seperti toilet yang bersih dan memadai, serta memberikan pelatihan kepada petugas transportasi untuk menangani kasus pelecehan seksual. Dengan demikian, transportasi umum di Indonesia dapat menjadi lebih aman, nyaman, dan inklusif bagi semua pengguna, terutama perempuan.

Mendorong partisipasi aktif perempuan dalam perencanaan transportasi juga sangat penting. Dengan melibatkan perempuan dalam proses pengambilan keputusan, kita dapat memastikan bahwa kebutuhan dan perspektif mereka terwakili. Hal ini akan menghasilkan kebijakan transportasi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Dalam jangka panjang, tujuan kita adalah menciptakan sistem transportasi yang benar-benar setara bagi semua gender. Ruang khusus perempuan dapat menjadi langkah awal yang baik, namun kita harus terus berupaya untuk menciptakan lingkungan transportasi yang aman dan nyaman bagi semua orang, tanpa memandang gender, usia, atau latar belakang sosial

Ruang khusus perempuan dalam transportasi Indonesia bukan hanya sekadar fasilitas, tetapi merupakan langkah penting menuju kesetaraan dan keamanan bagi perempuan. 

Dengan dukungan dari pemerintah, penyedia layanan transportasi, dan masyarakat, kita dapat menciptakan lingkungan transportasi yang lebih baik dan lebih aman bagi semua. Mari kita dukung inisiatif ini demi masa depan yang lebih cerah dan inklusif bagi perempuan di Indonesia!

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun