Di kaki Gunung Slamet, negeri dongeng terbentang,
Guci namanya, pesona tak terbilang.
Kabut pagi menyelimuti, membentang,
Mengagumkan dan membawa jiwa melayang.
Jalan berkelok, menelusuri bukit,
Pemandangan hijau, menyejukkan mata.
Udara segar, membelai pipi,
Menghilangkan penat, segala duka.
Pohon-pohon rindang, menaungi bumi,
Sejuk dan teduh, tempat berteduh.
Bunga-bunga warna-warni, bermekaran cantik,
Menambah keindahan, langit nan biru.Â
Sungai Citanduy, mengalir tenang,
Menyentuh bebatuan, berbisik pelan.
Bunga-bunga liar, bermekaran di taman,
Menyuguhkan warna, indah menawan.
Di saat embun pagi menyapa,
Udara sejuk, menggerakkan jiwa.
Kampung pesona tercipta,
Air panasnya, menyapa raga.
Kolam air panas, bermandikan uap,
Menghilangkan lelah, menyegarkan tubuh.
Aroma belerang, tercium di setiap napas,
Menyembuhkan penyakit, menentramkan hati.
Desa sederhana, penuh kearifan,
Warga ramah tamah, penuh keramahan.
Tradisi turun temurun, lestari,
Menjaga kelestarian, alam nan indah.
Warga sekitar, senyum menyapa,
Menawarkan keramahan, penuh makna.
Kuliner lezat, menggugah selera,
Menjadi kenangan, tak terlupakan.
Indah Kampung Guci, surga tersembunyi,
Menyimpan pesona, tak ternilai.
Menjadi destinasi, penuh makna,
Menyentuh jiwa, penuh inspirasi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H