Eksotisme memperkuat stereotip negatif tentang budaya lain. Stereotipe ini kemudian menjadi dasar untuk diskriminasi dan perlakuan tidak adil.
Konsep eksotisme telah digunakan untuk membenarkan tindakan imperialisme dan kolonialisme selama berabad-abad.
Said mengkritik konsep eksotisme karena:
- Eksotisme mereduksi budaya lain menjadi sekumpulan ciri khas yang menarik secara visual atau sensasional, tanpa menggali kompleksitas dan nuansa budaya tersebut.
- Eksotisme memperkuat kekuasaan Barat dengan menciptakan narasi yang menempatkan Barat sebagai pusat peradaban dan pengetahuan.
Selain tulisan Said yang dikaitkan dengan eksotisme adalah konsep orientalisme. Orientalisme, menurut Said, bukanlah sekadar studi tentang Timur, melainkan sebuah cara pandang Barat terhadap Timur. Ini adalah sebuah sistem pemikiran yang telah terkonstruksi selama berabad-abad untuk membenarkan dominasi Barat atas Timur. Melalui Orientalisme, Barat menciptakan gambaran Timur yang stereotipikal, eksotis, dan inferior.
Menurut Said, penciptaan citra Timur yang "lain" dan "primitif", Barat merasa berhak untuk menjajah dan menguasai Timur. Mereka berargumen bahwa mereka memiliki tugas untuk "menyelamatkan" atau "memodernikasi" Timur. Dengan membandingkan diri dengan Timur yang dianggap "inferior", Barat dapat membangun identitas diri yang superior dan lebih beradab. Orientalisme memberikan justifikasi ideologis bagi dominasi Barat, baik dalam bidang politik, ekonomi, maupun budaya.
Berdasarkan tulisan Said, ada beberapa ciri dari orientalisme, di antaranya:Â
- Â Timur sering digambarkan sebagai tanah misteri, penuh intrik, dan dihuni oleh orang-orang yang emosional, irasional, dan despotik.
- Timur dipandang sebagai sesuatu yang eksotis dan menarik, namun pada saat yang sama dianggap inferior dan perlu "dijinakkan".
Orientalisme menciptakan hierarki antara Barat dan Timur, di mana Barat menempatkan dirinya pada posisi yang lebih tinggi.
Oleh karenanya, Said mengkritisi Orientalisme karena beberapa alasan:Â
- Orientalisme mereduksi kompleksitas budaya Timur menjadi beberapa stereotip sederhana.
- Orientalisme memperkuat kekuasaan Barat dengan menciptakan narasi yang menempatkan Barat sebagai pusat peradaban.
- Orientalisme menghalangi dialog yang setara antara Barat dan Timur.
 "The Anthropology of the Body" oleh Michael Jackson
Selain tulisan Said, ada tulisan lain terkait eksotisme dari Jackson. Dalam karyanya, "The Anthropology of the Body", Michael Jackson mengajak kita untuk melihat tubuh bukan hanya sebagai entitas biologis, tetapi juga sebagai kanvas budaya. Tubuh, menurut Jackson, adalah tempat di mana budaya termanifestasi, dibentuk, dan dikomunikasikan. Melalui tubuh, kita dapat memahami nilai-nilai, kepercayaan, dan praktik sosial suatu masyarakat.
Salah satu poin penting dalam analisis Jackson adalah bagaimana tubuh seringkali menjadi objek eksotisme. Ketika kita memandang budaya lain, tubuh seringkali menjadi fokus perhatian. Kita tertarik pada praktik-praktik tubuh yang berbeda, seperti tato, tindik, modifikasi tubuh, atau bahkan cara berpakaian. Namun, seringkali pandangan kita terhadap tubuh orang lain diwarnai oleh lensa kultural kita sendiri. Kita cenderung membandingkan tubuh mereka dengan tubuh kita, dan menilai perbedaan tersebut berdasarkan standar keindahan dan norma tubuh yang berlaku di masyarakat kita.