Mohon tunggu...
Siti Khoirnafiya
Siti Khoirnafiya Mohon Tunggu... Lainnya - Pamong budaya

Antropolog, menyukai kajian tentang bidang kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Surat Kangen untuk Anakku

30 September 2024   10:39 Diperbarui: 30 September 2024   10:41 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokumentasi penulis

Di ujung senja, mentari meredup

Menyisakan rona jingga di langit biru

Hatiku berbisik, rindu tak terlupa

Pada buah hati, yang kini jauh di situ

Langkah kakimu, tawa ceria

Masih terngiang di telingaku

Wajahmu yang manis, senyum ceria

Menjadi bayangan, yang tak pernah redup

Kangenku membuncah, tak terbendung

Seperti air bah, yang tak tertahankan

Ingin kudekap erat, dalam pelukanku

Menyentuh lembut, rambutmu yang indah

Jarak memisahkan, waktu berlalu

Namun kasihku tak pernah pudar

Doa selalu terpanjat, untukmu

Semoga kau sehat, bahagia selalu

Kapan kita bertemu, anakku sayang?

Kapan aku bisa memelukmu erat?

Rindu ini membara, tak tertahankan

Menanti hari, saat kita bersatu kembali. 

Ingatkah saat kita bermain di depan teras? Tertawa lepas mengejarnya sampai puas.

Atau saat sebelum tidur kita bercerita?

Membuatku tersenyum berharap mimpimu indah.

Setiap detik terasa begitu panjang.

Tanpa dirimu, hidupku terasa hampa.

Aku merindukan hangatnya pelukmu.

Dan tenangnya hati dengan senyumanmui.

Aku tak sabar ingin mendengar ceritamu.

Tentang sekolahmu, teman-temanmu.

Aku ingin melihat keceriaannmu.

Kenahagianmu selalu hadir dimataku. 

Jangan pernah lupa, nak,

Bahwa aku selalu cinta.

Meskipun jarak memisahkan kita.

Kasihku untukmu takkan pernah berubah.

Sampai jumpa, anakku sayang.

Aku menanti hari kita bertemu kembali.

Dalam pelukan kasih yang hangat.

Kita akan tertawa bahagia.

Surat untuk Anakku"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun