Mohon tunggu...
Siti Khoirnafiya
Siti Khoirnafiya Mohon Tunggu... Lainnya - Pamong budaya

Antropolog, menyukai kajian tentang bidang kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjelajahi Hutan dan Ritual melalui Lensa Victor Turner

29 September 2024   21:48 Diperbarui: 30 September 2024   20:51 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ritual-ritual yang melibatkan simbol-simbol bersama membantu membentuk identitas kolektif suatu kelompok. Melalui partisipasi dalam ritual, individu merasa terikat satu sama lain dan dengan nilai-nilai yang dianut oleh kelompoknya.

Ritual juga berperan dalam membentuk identitas pribadi. Misalnya, ritual inisiasi menandai peralihan dari satu tahap kehidupan ke tahap lainnya, dan dengan demikian membentuk identitas baru bagi individu. Contoh: Ritual adat di berbagai suku di Indonesia, seperti upacara adat kematian atau pernikahan, tidak hanya berfungsi sebagai seremonial belaka, tetapi juga sebagai sarana untuk memperkuat identitas kelompok dan mewariskan nilai-nilai budaya dari generasi ke generasi.

2. Menganalisis Dinamika Kekuasaan

Ritual sering digunakan untuk melegitimasi kekuasaan pemimpin atau kelompok elit. Simbol-simbol kekuasaan, seperti mahkota atau tongkat, memberikan legitimasi kepada mereka yang memegangnya.

Ritual juga dapat menjadi arena untuk mempertandingkan kekuasaan dan memicu perubahan sosial. Simbol-simbol baru dapat muncul dan menantang simbol-simbol yang sudah ada, mencerminkan pergeseran dalam struktur kekuasaan. Contoh: Dalam sejarah banyak kerajaan, upacara penobatan raja merupakan ritual yang sangat penting untuk menegaskan legitimasi kekuasaannya. Simbol-simbol seperti mahkota dan jubah kerajaan menjadi representasi dari kekuasaan yang sakral.

3. Memahami Proses Perubahan Sosial

Konsep liminalitas Turner menunjukkan bahwa dalam kondisi "antara" atau "ambang", individu lebih terbuka terhadap perubahan. Ritual-ritual yang menciptakan kondisi liminalitas dapat menjadi katalisator untuk perubahan sosial.

Simbol-simbol baru dapat muncul dalam situasi konflik atau perubahan sosial, dan menjadi alat untuk memobilisasi massa dan menciptakan gerakan sosial. Contoh: Gerakan-gerakan sosial seringkali menggunakan simbol-simbol tertentu untuk mengidentifikasi diri mereka dan menarik dukungan. Simbol-sibol ini dapat berupa bendera, slogan, atau lagu yang mengandung makna khusus bagi para pengikutnya.!

Hutan dalam Lensa Turner

Victor Turner, dalam bukunya "The Forest of Symbols" (1967), mengajak kita untuk melihat hutan bukan hanya sebagai kumpulan pohon, tetapi sebagai "ruang simbolis" yang kaya makna bagi masyarakat. Melalui analisis antropologis yang mendalam, Turner menunjukkan bagaimana hutan menjadi tempat pertemuan antara alam dan budaya, tempat ritual dan mitos terjalin, dan tempat manusia menemukan makna dalam kehidupan.

Turner meneliti masyarakat Ndembu di Afrika, yang menganggap hutan sebagai "tempat suci" dan "rumah bagi roh-roh leluhur". Ritual-ritual yang dilakukan di hutan, seperti inisiasi dan penyembuhan, menjadi jembatan antara dunia manusia dan dunia roh. Hutan menjadi "laboratorium budaya" di mana nilai-nilai, norma, dan identitas masyarakat dibentuk dan diperkuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun