Mohon tunggu...
Siti Khoirnafiya
Siti Khoirnafiya Mohon Tunggu... Lainnya - Pamong budaya

Antropolog, menyukai kajian tentang bidang kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Konsep Sensitisasi: Tips untuk Peneliti

29 September 2024   08:59 Diperbarui: 29 September 2024   09:00 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konsep sensitisasi adalah alat yang berharga bagi para peneliti, terutama dalam penelitian kualitatif. Mereka bertindak sebagai lensa melalui mana peneliti dapat menafsirkan data, mengungkap makna tersembunyi dan nuansa yang mungkin terlewatkan. Pendekatan ini mendorong pemahaman yang lebih dalam tentang subjek penelitian dan konteksnya.

Apa itu Konsep sensitisasi?

  • Konsep sensitisasi adalah kerangka kerja teoretis atau ide yang memandu peneliti dalam pengumpulan dan analisis data mereka. Mereka bukan definisi atau hipotesis yang kaku tetapi titik awal untuk eksplorasi. Konsep-konsep ini membantu peneliti untuk:
  • Mengidentifikasi tema dan pola yang relevan: Dengan berfokus pada konsep-konsep tertentu, peneliti dapat mengidentifikasi tema dan pola kunci dalam data mereka yang mungkin tidak segera terlihat jelas.
  • Mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang subjek penelitian: Konse sensitisasi memungkinkan peneliti untuk melangkah melampaui pengamatan tingkat permukaan dan menggali makna dan motivasi yang mendasari para peserta.
  • Menantang asumsi yang ada: Dengan menggunakan konsep sensitisasi, peneliti dapat mempertanyakan bias dan asumsi mereka sendiri, yang mengarah pada pemahaman yang lebih bernuansa dan kritis tentang subjek penelitian.

Apa kata mereka terkait sensitisasi? 

Blumer, H. (1954). What is wrong with social theory? American Sociological Review, 19(1), 3-10.

Blumer mengkritik teori sosial yang terlalu jauh dari realitas sosial dan tidak mampu menangkap dinamika sosial yang kompleks. Blumer menekankan pentingnya memahami tindakan sosial dalam konteksnya yang spesifik, sebuah gagasan yang sejalan dengan penggunaan konsep sensitisasi yang membantu peneliti untuk menggali makna dalam konteks tertentu. Blumer adalah salah satu tokoh utama dalam perspektif interaksi simbolik, yang sangat relevan dengan konsep sensitisasi karena menekankan pentingnya makna yang dibangun bersama dalam interaksi sosial.

Glaser, B. G., & Strauss, A. L. (1967). The discovery of grounded theory: Strategies for qualitative research. Chicago: Aldine.

Glaser memperkenalkan konsep grounded theory, yaitu metode penelitian kualitatif yang sangat relevan dengan konsep sensitisasi. Grounded theory menekankan pentingnya data dalam mengembangkan teori, dimana konsep sensitisasi dapat berfungsi sebagai titik awal untuk menggali data dan membangun kategori. Grounded theory menggunakan pendekatan induktif, di mana teori muncul dari data, sama seperti konsep sensitisasi yang digunakan untuk menggali makna yang tersembunyi dalam data.

Strauss, A. L., & Strauss, A. L., & Corbin, J. (1990). Basics of qualitative research: Grounded theory procedures and techniques. Newbury Park, CA: Sage.

Strauss mengembangkan lebih lanjut dari grounded theory yang diperkenalkan sebelumnya. Buku tulisan mereka membahas secara mendalam tentang proses konseptualisasi dalam penelitian kualitatif, di mana konsep sensitisasi memainkan peran penting dalam memberikan kerangka kerja untuk memahami data. Tulisan ini memberikan panduan yang komprehensif tentang analisis data kualitatif, termasuk penggunaan konsep sensitisasi untuk mengidentifikasi tema dan pola.

Ketiga referensi di atas saling melengkapi dan memberikan landasan teoretis yang kuat untuk penggunaan konsep sensitisasi dalam penelitian kualitatif. Mereka menekankan pentingnya dalam memahami konteks, mengembangkan teori dari data, dan menganalisis secara mendalam. 

Dengan kata lain, konsep sensitisasi adalah alat yang sangat berguna bagi peneliti kualitatif yang ingin memahami fenomena sosial secara mendalam. Referensi-referensi di atas memberikan landasan teoretis yang kuat untuk penggunaan konsep sensitisasi dan menunjukkan bagaimana konsep ini dapat diintegrasikan dalam berbagai tahap penelitian kualitatif.

Ada beberapa implikasi konsep sentifisasi pada penelitian, di antaranya: 

  • Peneliti perlu memilih konsep sensitisasi yang relevan dengan pertanyaan penelitian dan konteks sosial yang diteliti.
  • Konsep sensitisasi dapat digunakan sejak tahap perencanaan penelitian hingga tahap analisis data.
  • Peneliti perlu secara terus-menerus merefleksikan penggunaan konsep sensitisasi dan bagaimana konsep ini mempengaruhi hasil penelitian.

Dengan memahami hubungan antara konsep sensitisasi dan referensi-referensi di atas, Anda dapat lebih efektif menggunakan konsep ini dalam penelitian kualitatif Anda.

Contoh Konsep sensitisasi:

  • Kekuasaan: Konsep ini dapat digunakan untuk mengeksplorasi bagaimana dinamika kekuasaan mempengaruhi interaksi sosial dan hubungan.
  • Budaya: Konsep ini dapat digunakan untuk memahami bagaimana nilai dan kepercayaan budaya mempengaruhi perilaku dan sikap.
  • Identitas: Konsep ini dapat digunakan untuk mengeksplorasi bagaimana individu membangun dan menegosiasikan identitas mereka.

Cara Menggunakan Konsep sensitisasi dalam Penelitian:

  • Pilih konsep yang relevan dengan pertanyaan penelitian Anda dan konteks penelitian Anda.
  • Jelaskan dengan jelas konsep yang Anda gunakan dan bagaimana hubungannya dengan penelitian Anda.
  • Gunakan konsep sebagai kerangka kerja untuk pengumpulan dan analisis data, tetapi tetap terbuka terhadap wawasan dan interpretasi baru yang muncul dari data.
  • Renungkan bias dan asumsi Anda sendiri dan bagaimana pengaruhnya terhadap interpretasi Anda terhadap data.

Manfaat dan Keterbatasan Menggunakan Konsep sensitisasi

Apa sajakah manfaat menggunakan konsep sentifisasi? Berikut diantaranya: 

  • Konsep sensitisasi memungkinkan peneliti untuk mengungkap makna tersembunyi dan nuansa dalam data mereka.
  • Peneliti memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang konteks dan kompleksitas subjek penelitian.
  • Analisis yang lebih bernuansa dan kritis: Konsep sensitisasi mendorong peneliti untuk menantang asumsi dan bias mereka sendiri.

Meski konsep sensitisasi memiliki manfaat, tetapi ada juga keterbatasannya, di antaranya: 

  • Peneliti harus menyadari bias mereka sendiri dan bagaimana pengaruhnya terhadap interpretasi mereka terhadap data.
  • Konsep sensitisasi kadang-kadang dapat menyederhanakan fenomena sosial yang kompleks.
  • Temuan berdasarkan konsep sensitisasi mungkin tidak dapat digeneralisasi ke konteks lain.

Prinsipnya, konsep sensitisasi adalah alat yang berharga bagi peneliti yang ingin mengeksplorasi fenomena sosial yang kompleks secara mendalam. Dengan menggunakan konsep-konsep ini sebagai panduan, peneliti dapat mengungkap makna tersembunyi dan nuansa dalam data mereka, yang mengarah pada pemahaman yang lebih bernuansa kritis. 

Semoga bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun