Mohon tunggu...
Siti Khoirnafiya
Siti Khoirnafiya Mohon Tunggu... Lainnya - Pamong budaya

Antropolog, menyukai kajian tentang bidang kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menaklukkan Badai dalam Diri

23 September 2024   14:30 Diperbarui: 23 September 2024   14:30 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokumentasi penulis

Menaklukkan Badai dalam Diri

Perang berkecamuk di dalam jiwa, 

Amarah dan kesabaran saling beradu.

Ingin ku balas setiap kata yang menyakiti, 

Namun, hatiku berbisik, untuk lebih bijaksana.

Bibir terkatup, lidah tertahan,

Di dada amarah membara.

Kau berujar, sok tahu segala,

Padahal dirimu, tak kenal makna.

Kata-katamu, menusuk tajam,

Mencoba menjatuhkan, harga diriku dalam.

Namun, aku tahan, amarah yang membara,

Tak ingin terjebak, dalam perang kata-kata.

Aku diam, bukan berarti kalah,

Hanya mencoba, menahan amarah yang melanda.

Kau boleh bicara, dengan hati sesuka,

Aku tetap teguh, dengan pendirian yang ku punya.

Kebenaran akan terungkap,

Di waktu yang tepat, tanpa perlu terburu-buru.

Aku akan buktikan, dengan tindakan nyata,

Bahwa aku tak perlu, sok tahu seperti dirimu. 

Sabar dan tenang, adalah senjataku,

Menahan amarah, adalah kemenangan sejatiku.

Kau boleh berujar, sesuka hatimu,

Aku tetap teguh, dengan jalan yang ku pilih. 

Di balik diamku, sejuta makna tersimpan, 

Harapan agar kau sadar, kesalahanmu. 

Aku tak ingin terjebak, dalam lingkaran kebencian, 

Lebih baik kucoba, untuk memaafkan.

Waktu akan menjawab, segala pertanyaan, 

Kebenaran akan terlihat, tanpa perlu perdebatan. 

Biarkan hukum alam, 

Aku hanya manusia biasa, yang tak luput dari kesalahan.

Dengan hati yang lapang, ku melangkah maju, 

Meninggalkan semua kepahitan, di belakangku. 

Aku percaya, ada pelangi setelah hujan, 

Dan kebahagiaan akan datang, menghampiriku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun