Mohon tunggu...
Siti Khoirnafiya
Siti Khoirnafiya Mohon Tunggu... Lainnya - Pamong budaya

Antropolog, menyukai kajian tentang bidang kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menjelajahi Desa Rendu, Nagekeo

23 September 2024   13:05 Diperbarui: 23 September 2024   13:21 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokumentasi pribadi

Semilir angin sejuk membawa aroma khas daerah ini, menggugah selera untuk segera menjelajahi berbagai destinasi wisata yang memukau. Mulai dari pantai-pantai eksotis dengan pasir putihnya yang lembut, hingga perbukitan hijau yang menjulang tinggi, semuanya dapat dengan mudah dijangkau dari Kupang.

Menuju Rendu, Nagekeo

Perjalanan menuju Desa Rendu memakan waktu sekitar 3 jam dari kota Ende. Sepanjang perjalanan, aku disuguhi pemandangan alam yang menakjubkan. Perbukitan hijau yang terhampar luas, pemandangan laut dan udara segar yang menyegarkan. 

Nagekeo, sebuah kabupaten di Flores, terkenal dengan keindahan alamnya . Gunung-gunung menjulang tinggi dan hamparan sawah hijau yang membentang luas. Aku ingin merasakan sendiri pesona alamnya, menelusuri jalan setapak yang terjal, dan bercengkrama dengan penduduk lokal yang ramah.

Mobil melaju meninggalkan Ende, menyusuri jalan berkelok-kelok yang diapit oleh pegunungan. Semakin jauh kami melaju, semakin terasa suasana pedesaan yang tenang. Rumah-rumah sederhana dengan dinding bambu dan atap seng berjajar rapi di pinggir jalan. Anak-anak kecil berlarian dengan riang, menyapa kami dengan senyum yang tulus.

Sesampainya di Nagekeo, aku disambut oleh udara yang sejuk dan pemandangan yang menakjubkan. Di Nagekeo ini aku berkesempatan makan di warung yang menyediakan. Untuk pagi hari ada nasi kuning, untuk makan siang ada masakan Padang, dan untuk malam hari banyak penjual dengan masakan berbahan ikan segar. 

Setibanya di Desa Rendu, aku disambut dengan hangat oleh penduduk setempat. Mereka ramah dan penuh keramahan, membuat aku merasa seperti di rumah sendiri. Desa ini memiliki suasana yang tenang dan damai, jauh dari hiruk pikuk perkotaan.

Aku melihat pembangunan waduk Mbay-Lambo, melihat beberapa petugas sedang mengukur tanah bersama masyarakat dan melihat proses pembangunan waduknya. 

Aku juga berkesempatan untuk berinteraksi dengan penduduk lokal. Mereka sangat ramah dan hangat. Mereka mengajakku makan bersama, mencicipi makanan khas Nagekeo, seperti ubi rebus. Mereka juga bercerita tentang kehidupan mereka, tentang budaya dan tradisi mereka.

Perjalanan pertamaku ke Nagekeo sungguh tak terlupakan. Pengalaman aku di Desa Rendu sungguh tak terlupakan. aku merasakan keindahan alam dan keramahan penduduk. Aku merasakan keindahan alamnya yang masih perawan, keramahan penduduk lokal, dan kekayaan budaya yang terjaga. Aku pulang dengan hati yang penuh dengan kenangan indah dan rasa syukur. 

Tips untuk mengunjungi Desa Rendu:

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Trip Selengkapnya
    Lihat Trip Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun