Mohon tunggu...
Siti Khoirnafiya
Siti Khoirnafiya Mohon Tunggu... Lainnya - Pamong budaya

Antropolog, menyukai kajian tentang bidang kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita Fabel: Kelinci Putih Pemberani

16 Agustus 2024   19:52 Diperbarui: 16 Agustus 2024   19:54 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah kebun yang rindang, hiduplah dua ekor kelinci, satu berwarna putih dan satunya lagi coklat. Kelinci putih bernama Bulan, terkenal dengan kecerdasannya, sedangkan kelinci coklat bernama Matahari, dikenal dengan sifatnya yang pemalu. Suatu hari, seekor musang jahat bernama Abu datang ke kebun. Abu sangat suka mengganggu hewan-hewan kecil.

"Ayo kita ganggu ayam-ayam di kandang!" ajak Abu kepada Bulan dan Matahari.

Bulan merasa tidak tega, "Tidak, Abu. Mengganggu hewan lain itu tidak baik."

Namun, Matahari terlalu takut untuk menolak. Ia hanya bisa mengangguk mengikuti Abu.

Mereka bertiga menuju ke kandang ayam. Di sana, ada ayam kate bernama Jago, ayam jalu bernama Bima, dan beberapa ayam betina. Melihat kedatangan musang jahat, ayam-ayam itu ketakutan dan bersembunyi.

"Kukuruyuk! Jangan ganggu kami!" teriak Jago dengan berani.

Abu menyeringai, "Aku tidak takut padamu, ayam jago!"

Bulan merasa iba melihat ayam-ayam itu ketakutan. Ia pun memberanikan diri maju ke depan. "Hei, Abu! Jangan ganggu mereka!"

Abu terkejut melihat Bulan begitu berani. "Kau pikir kau bisa menghentikanku?"

"Aku akan mencoba!" jawab Bulan tegas.

Bulan kemudian memberi kode kepada Matahari. Matahari yang tadinya ketakutan, perlahan mulai berani. Ia ikut maju dan membantu Bulan mengusir Abu.

Dengan sigap, Bulan dan Matahari menyerang Abu. Mereka menendang dan menggigit Abu sekuat tenaga. Abu yang tidak menyangka akan diserang balik, menjadi panik dan melarikan diri.

Ayam-ayam itu sangat senang melihat Bulan dan Matahari berhasil mengusir Abu. Mereka berterima kasih kepada kedua kelinci itu.

"Terima kasih Bulan dan Matahari! Kalian sangat berani," ucap Jago.

Bima menambahkan, "Aku tidak menyangka kalian seberani ini."

Bulan tersenyum, "Tidak apa-apa, Jago. Membantu teman itu sudah kewajiban kita."

Sejak hari itu, Matahari menjadi lebih berani. Ia belajar bahwa keberanian itu penting untuk melindungi diri sendiri dan teman-teman. Bulan pun merasa bangga karena telah berhasil mengubah sifat pemalu Matahari menjadi lebih berani.

Setelah berhasil mengusir Abu, Bulan dan Matahari merasa sangat puas. Namun, kegembiraan mereka tidak berlangsung lama. Beberapa hari kemudian, Abu kembali dengan membawa dua teman besarnya, Bulu dan Cakar. Mereka datang dengan niat balas dendam. Bulan dan Matahari terkejut dan takut. Mereka tidak menyangka Abu akan setega itu.

Bulan berusaha untuk tetap tenang. "Kita harus menghadapi mereka," katanya pada Matahari. "Kita tidak boleh membiarkan mereka mengganggu teman-teman kita."

Matahari merasa sangat takut. "Aku tidak yakin kita bisa mengalahkan mereka," gumamnya.

Bulan berusaha meyakinkan Matahari. "Kita bisa melakukannya jika kita bekerja sama. Kita juga bisa meminta bantuan dari teman-teman kita yang lain."

Dengan keberanian yang baru, Bulan dan Matahari mulai merencanakan strategi. Mereka membuat perangkap lubang di sekitar kandang ayam dan mengumpulkan batu-batu tajam. Saat musang-musang menyerang, Bulan dan Matahari siap menyambut mereka dengan serangan balik yang dahsyat..."

Pesan Moral:

Cerita ini mengajarkan kita bahwa keberanian itu penting. Dengan berani, kita bisa melindungi diri sendiri dan orang lain. Selain itu, keberanian juga bisa kita pelajari dan kembangkan. Jangan takut untuk mencoba hal-hal baru dan hadapi tantangan dengan keberanian.

Semoga cerita ini bermanfaat dan bisa menginspirasi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun