Mohon tunggu...
Siti Khoirnafiya
Siti Khoirnafiya Mohon Tunggu... Lainnya - Pamong budaya

Antropolog, menyukai kajian tentang bidang kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Cerita Bersambung: Bunga dalam Badai, Bagian Ke-2

8 Agustus 2024   07:06 Diperbarui: 8 Agustus 2024   07:19 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Bagian 2: Reaksi Lingkungan dan Dilema 

Setelah Siti dan Arya mengungkapkan perasaan mereka, kabar kedekatan mereka pun menyebar dengan cepat di kalangan teman-teman satu kelas. Reaksi mereka pun beragam. Sebagian besar teman-teman mereka merasa senang dan mendukung hubungan mereka. Mereka melihat betapa serasi dan bahagianya Siti dan Arya bersama.

"Akhirnya, kalian jadian juga! Cocok banget sih," ujar Rani, salah satu teman sekelas mereka.

"Iya, setuju banget sama Rani. Semoga langgeng ya," timpal Beni.

Dukungan juga datang dari keluarga Siti. Ibunya sangat senang melihat putrinya menjalin hubungan dengan seorang pemuda yang baik dan bertanggung jawab seperti Arya.

"Arya itu anak baik, Siti. Ibu yakin kamu akan bahagia bersamanya," ujar Ibu Siti.

Namun, ada satu hal yang membuat Siti sedikit khawatir. Guru ngajinya, seorang wanita yang sangat Siti hormati, ternyata memiliki rencana lain untuknya. Guru ngajinya itu ingin menjodohkan Siti dengan sahabat karib Arya.

"Siti, bagaimana kalau kamu dijodohkan dengan sahabat Arya? Dia anak yang sholeh dan berasal dari keluarga yang baik," ujar guru ngajinya.

Siti merasa bingung. Di satu sisi, ia sangat menghormati guru ngajinya. Di sisi lain, hatinya sudah tertambat pada Arya.

Siti semakin hari semakin tertekan dengan dilema yang dihadapinya. Ia mencoba menghindari Arya untuk sementara waktu, takut jika kedekatan mereka semakin dalam, maka rasa sakit yang akan ia rasakan jika harus berpisah akan semakin besar. Namun, Arya yang peka menyadari perubahan sikap Siti.

Hari-hari Siti terasa begitu berat. Bayangan perjodohan yang semakin dekat membuatnya semakin tertekan. Ia sering melamun, memikirkan masa depannya yang terasa begitu suram. Arya yang semakin hari semakin menyukainya, justru membuatnya semakin bingung. Ia takut jika ia menerima perasaan Arya, lalu bagaimana dengan perjodohan yang telah direncanakan orang tuanya?

"Ada apa, Siti? Kamu terlihat murung akhir-akhir ini," tanya Arya lembut saat bertemu Siti di perpustakaan.

Suatu sore, saat mereka bertemu di perpustakaan, Arya yang peka terhadap perubahan sikap Siti akhirnya memutuskan untuk bertanya. "Ada apa, Siti? Kamu terlihat murung akhir-akhir ini," tanya Arya lembut.

Siti terdiam sejenak, ragu-ragu untuk menceritakan semuanya. Namun, ia tahu bahwa ia harus jujur pada Arya. Dengan suara bergetar, Siti mulai bercerita tentang perjodohan yang telah direncanakan orang tuanya. Air matanya mengalir deras saat ia menceritakan tentang tekanan yang ia rasakan.

Dengan berat hati, Siti akhirnya menceritakan semuanya pada Arya. Air matanya tumpah saat menceritakan tentang perjodohannya. Arya terdiam mendengar cerita Siti. Ia merasa sangat marah dan kecewa.

Arya mendengarkan cerita Siti dengan seksama. Hatinya terasa sakit melihat Siti menderita. Ia tidak menyangka bahwa ia harus menghadapi cobaan sebesar ini. "Aku benar-benar minta maaf, Siti. Aku tidak tahu kalau kamu sedang mengalami hal seperti ini," ujar Arya sambil mengusap air mata Siti.

Namun, kejutan terbesar masih menanti Arya. Siti melanjutkan ceritanya, "Orang yang dijodohkan denganku adalah ... Fahri." Arya terbelalak kaget. Ia tidak menyangka bahwa sahabatnya sendiri menyimpan perasaan pada Siti. Rasa kecewa dan marah seketika memenuhi hatinya.

"Fahri? Tapi, dia kan sahabatmu," ujar Arya dengan nada kecewa.

Siti mengangguk sedih. "Aku juga tidak menyangka. Aku pikir kita hanya berteman baik."

Arya merasa dikhianati oleh dua orang yang sangat ia percayai. Ia merasa kehilangan arah, tidak tahu harus berbuat apa. Di satu sisi, ia ingin membela Siti dan melawan perjodohan yang tidak adil. Di sisi lain, ia juga harus menghadapi kenyataan bahwa sahabatnya telah menyakitinya.

Arya menghabiskan malam itu dengan merenung. Ia bertanya-tanya di mana kesalahannya sehingga ia harus menghadapi situasi yang sulit ini. Ia merasa sangat frustasi dan bingung.

Keesokan harinya, Arya mencoba menghubungi Fahri. Ia ingin meminta penjelasan dari sahabatnya. Namun, Fahri tidak mengangkat teleponnya. Arya mencoba mengirim pesan, tetapi tidak ada balasan.

Arya semakin merasa kesepian dan terasing. Ia merasa bahwa dunia seakan runtuh di hadapannya. Namun, di tengah kesedihannya, Arya juga merasa ada secercah harapan. Ia masih memiliki Siti, meskipun hubungan mereka saat ini sedang dalam keadaan yang tidak pasti.

"Aku tidak menyangka kau akan melakukan ini padaku, Fahri," ujar dalam hati

Siti semakin terjebak dalam dilema yang lebih rumit. Di satu sisi, ia tidak ingin menyakiti hati Arya. Di sisi lain, ia juga merasa bersalah pada Fahri yang telah menaruh hati padanya. Bleum lagi Fahri adalah sahabat Arya yang berkarakter lebih ceria dibandingkan Arya yang nampak lebih calm. Fahri sosok yang telah membantu Siti dalam beberapa mata kuliah yang Siti merasa sulit. Siti merasa seperti berada di antara dua pilihan yang sama-sama menyakitkan. Ia pun tak sanggup melukai hati Fahri.

Bagaimana keputusan Siti setelah melalui pergumulan batin yang panjang? 

Bersambung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun