Mohon tunggu...
Siti Khoirnafiya
Siti Khoirnafiya Mohon Tunggu... Lainnya - Pamong budaya

Antropolog, menyukai kajian tentang bidang kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketika Ku Galau

2 Agustus 2024   15:34 Diperbarui: 2 Agustus 2024   16:03 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi pribadi penulis

Hujan rintik, menetes di kaca,

Menyapa hati yang pilu terluka.

Bayangmu hadir, dalam setiap tetes,

Menyisakan kenangan, yang tak terlupa.

Senyummu dulu, bagai mentari pagi,

Menghangatkan jiwa, yang dingin dan sepi.

Kini hanya bayangan, yang terukir di hati,

Menyisakan luka, yang tak kunjung sembuh lagi.

Langkahku terhenti, di ujung jalan,

Menatap langit, yang kelabu dan suram.

Rasa rindu, mencengkeram erat,

Menyisakan pilu, yang tak tertahankan.

Kapan kau kembali, ke pelukanku?

Kapan kau bisikkan, kata-kata lembutmu?

Kapan kau hapuskan, air mata ini?

Kapan kau sembuhkan, luka di hatiku?

Hujan pun berhenti, mentari mulai menyapa,

Namun hatiku tetap, terpuruk dalam duka.

Kapan aku bisa, melupakanmu?

Kapan aku bisa, menemukan bahagia lagi?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun