Mohon tunggu...
Siti Khoirnafiya
Siti Khoirnafiya Mohon Tunggu... Lainnya - Pamong budaya

Antropolog, menyukai kajian tentang bidang kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apa itu Antropologi Kebajikan? Mengapa Manusia Berpijak pada Kebajikan?

30 Juli 2024   09:00 Diperbarui: 30 Juli 2024   09:11 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa itu kebajikan dan mengapa manusia berpijak pada kebajikan?

Kebajikan menurut KBBI, adalah kebajikan, perbuatan baik, jasa, sesuatu yang mendatangkan untung, dan sebagainya

Dalam antropologi perbincangan tentang kebajikan terkait dengan etika dan moral. Kebajikan dapat menjadi tujuan etika dan moral, karena tindakan yang baik seringkali dianggap sebagai tindakan yang benar dan bernilai. Kebajikan juga menjadi bagian transedental manusia atau sesuatu yang melampau pemahaman terhadap pengalaman biasa atau penjelasan ilmiah.

Antropologi kebajikan adalah bidang studi yang menarik yang mengeksplorasi bagaimana kebajikan dipahami, dipraktikkan, dan dibentuk dalam berbagai budaya di seluruh dunia. Ini bukan hanya tentang mendefinisikan kebajikan, tetapi juga tentang memahami bagaimana konsep-konsep ini terkait dengan nilai-nilai, kepercayaan, dan praktik sosial suatu kelompok.

Berikut adalah beberapa aspek kunci dari antropologi kebajikan:

  • Relativisme Kebajikan: Antropologi kebajikan mengakui bahwa konsep kebajikan bervariasi antar budaya. Apa yang dianggap berbudi luhur dalam satu budaya mungkin tidak dianggap demikian dalam budaya lain. Misalnya, konsep kehormatan dalam budaya Mediterania mungkin berbeda dengan konsep kehormatan dalam budaya Asia Timur.
  • Konteks Budaya: Kebajikan tidak ada dalam ruang hampa. Mereka dibentuk oleh konteks budaya tertentu, termasuk sejarah, agama, ekonomi, dan struktur sosial. Misalnya, kebajikan seperti keberanian mungkin dihargai dalam masyarakat yang menghadapi bahaya fisik, sementara kebajikan seperti kerendahan hati mungkin dihargai dalam masyarakat yang menekankan kesetaraan.
  • Praktik dan Ritual: Kebajikan sering diwujudkan dalam praktik dan ritual budaya. Misalnya, ritual perkawinan dapat mencerminkan nilai-nilai seperti kesetiaan dan komitmen, sementara ritual pemakaman dapat mencerminkan nilai-nilai seperti penghormatan dan kesedihan.
  • Perubahan dan Evolusi: Konsep kebajikan tidak statis. Mereka dapat berubah seiring waktu sebagai tanggapan terhadap perubahan sosial, ekonomi, dan politik. Misalnya, munculnya gerakan hak-hak sipil telah menyebabkan perubahan dalam pemahaman tentang kebajikan seperti keadilan dan kesetaraan.

Beberapa topik utama dalam antropologi kebajikan:

  • Etika dan Moralitas: Bagaimana budaya yang berbeda memahami dan mengatur perilaku yang benar dan salah?
  • Nilai-nilai dan Keyakinan: Apa nilai-nilai dan keyakinan yang mendasari konsep kebajikan dalam budaya tertentu?
  • Peran Gender dan Kebajikan: Bagaimana peran gender memengaruhi pemahaman dan praktik kebajikan?
  • Kebajikan dan Pembangunan: Bagaimana konsep kebajikan dapat digunakan untuk mempromosikan pembangunan sosial dan ekonomi?

Antropologi kebajikan menawarkan perspektif yang kaya dan kompleks tentang kebajikan manusia. Dengan mempelajari bagaimana kebajikan dipahami dan dipraktikkan dalam berbagai budaya, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang keragaman pengalaman manusia dan nilai-nilai yang membentuk kehidupan kita.

Lalu mengapa manusia berpijak kebajikan? Manusia mempunyai sisi kemanusiaan, dimana kemanusiaan adalah kebajikan yang ditandai dengan cinta dan kasih sayang manusia terhadap satu sama lain. Bahkan menurut Aristoteles kebajikan manusia adalah ukuran segala kebajikan.

Lalu apa motivasi manusia berpijak kepada kebajikan? Ada beberapa motivasi, di antaranya:

1. Kebajikan Membawa Kebahagiaan:

  • Untuk diri sendiri: Berbuat baik kepada orang lain melepaskan hormon endorfin yang membuat kita merasa bahagia dan puas.
  • Untuk orang lain: Kebajikan dapat membawa kebahagiaan dan ketenangan bagi orang lain, menciptakan lingkungan yang lebih positif.

2. Kebajikan Membangun Hubungan yang Kuat:

  • Percaya dan dihormati: Kebajikan membangun kepercayaan dan rasa hormat di antara manusia.
  • Dukungan dan kasih sayang: Kebajikan menciptakan ikatan yang kuat dan rasa saling mendukung di antara individu.

3. Kebajikan Membangun Masyarakat yang Lebih Baik:

Keadilan dan kesetaraan: Kebajikan mendorong keadilan dan kesetaraan, menciptakan masyarakat yang lebih baik.

Ada beberapa hal mengapa kebajikan. Kebajikan yang selalu membuat kita bahagia itu beragam, tergantung dari setiap orang, di antaranya sebagai berikut.

  • Kebajikan untuk Diri Sendiri:
    • Merawat kesehatan fisik dan mental: Makan sehat, olahraga, tidur cukup, dan melakukan kegiatan yang menyenangkan untuk diri sendiri.
    • Mengembangkan diri: Belajar hal baru, mengejar passion, dan mencapai tujuan pribadi.
    • Menghargai diri sendiri: Menerima kekurangan dan kelebihan, dan mencintai diri sendiri apa adanya.
    • Memiliki rasa syukur: Menyadari dan menghargai hal-hal baik dalam hidup, sekecil apapun itu.
  • Kebajikan untuk Orang Lain:
    • Berbuat baik tanpa pamrih: Menolong orang lain, berbagi dengan yang membutuhkan, dan melakukan kebajikan tanpa mengharapkan imbalan.
    • Membangun hubungan yang positif: Menjalin hubungan yang sehat dan penuh kasih sayang dengan keluarga, teman, dan orang-orang terdekat.
    • Memberikan dukungan: Memberikan semangat dan bantuan kepada orang lain yang membutuhkan.
    • Menebarkan kebajikan: Bersikap ramah, sopan, dan positif kepada semua orang.
  • Kebajikan untuk Alam:
    • Menjaga lingkungan: Mengurangi sampah, hemat energi, dan menanam pohon.
    • Mencintai alam: Menikmati keindahan alam dan menjaga kelestariannya.

  • Kebajikan untuk Jiwa:
    • Beribadah: Berdoa, bermeditasi, atau melakukan kegiatan spiritual lainnya.
    • Mencari makna hidup: Menemukan tujuan hidup dan menjalani hidup dengan penuh makna.
    • Memiliki keyakinan: Memiliki keyakinan terhadap sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri.

Ingat, kebahagiaan itu bukan sesuatu yang statis, melainkan sebuah proses.  Kebajikan yang kita lakukan akan membawa kita pada kebahagiaan yang lebih besar, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Semoga bermanfaat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun