Sumber: Unsplash
Kita kembali asing.
Kembali tak saling sapa, saling memberi jeda.
Memilih untuk berdiri masing-masing dan saling menghapus rasa.
Bukan soal siapa yang egois, namun ini perkara soal siapa yang tersakiti.
Kita saling membutuhkan satu sama lain.
Namun tak ada satu pun yang bergeming.
Satu persatu kenangan mulai memudar, menyisakan kita yang saling melupakan.
Mencoba untuk tetap tegar walaupun terasa ada yang hilang.
Seharusnya kita saling memaafkan.
Meminta masa lalu untuk menyatukan.
Namun sayangnya kita saling menolak.
Menolak untuk melanjutkan kisah yang sama.
Sudahlah.
Mari rehat sejenak.
Biarkan hatimu dan hatiku beristirahat.
Sejujurnya ada rasa yang selalu meminta untuk kembali.
Namun terhalang ego dan rasa gengsi.
Kita sama-sama tak mahir.
Tak akan pernah bisa saling membohongi satu sama lain.
Esok, mari kita membuka lembaran baru.
Mari menulis kisah soal bagaimana kita dapat melalui itu.
Menceritakan bagaimana kau dahulu dan bagaimana aku padamu.
Kau yang membuka kisah.
Lalu kita jalani bersama-sama.
Perkara meninggalkanku, itu urusanmu dan pilihanmu.
Aku akan tetap menjadi seorang aku.
Yang diam dan terus memaklumi kamu.
* * *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H