Mohon tunggu...
Siti SoviatulMuna
Siti SoviatulMuna Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

hobi saya menulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Teknik Pengairan Identifikasi Air Tanah untuk Irigasi Rakyat di Desa Gempol Kecamatan Karangjati

10 September 2024   20:02 Diperbarui: 10 September 2024   20:17 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PDAM Desa Gempol (Dokpri)

ABSTRACT

This research aims to identify the potential of groundwater that can be used as a source of irrigation water for the people in Gempol Village, Karangjati District. Irrigation is an important factor in supporting agricultural productivity, especially in areas that experience limited surface water. In this context, groundwater sources can be a sustainable and efficient solution. The methods used include geological surveys, geoelectric measurements, and hydrogeological analysis to determine the availability and quality of groundwater. The research results show that Gempol Village has sufficient groundwater potential to meet irrigation needs for people's agricultural land. However, proper management and efficient water pump technology are needed so that groundwater can be utilized optimally without damaging the ecosystem. This study provides recommendations for strategies for sustainable use of groundwater, including regular monitoring and improvements to irrigation infrastructure.

Key words: groundwater, people's irrigation, geoelectricity, hydrogeology, Gempol Village.

PENDAHULUAN

Teknik pengairan melalui identifikasi air tanah merupakan salah satu upaya strategis untuk meningkatkan efektivitas sistem irigasi rakyat, khususnya di daerah pedesaan seperti Desa Gempol. Dalam konteks pertanian, ketersediaan air yang cukup dan berkelanjutan sangat penting untuk mendukung produktivitas lahan dan tanaman. Namun, tantangan dalam menyediakan sumber air yang stabil seringkali menjadi hambatan utama, terutama di daerah yang memiliki keterbatasan akses terhadap sumber air permukaan seperti sungai atau waduk.

Desa Gempol, yang sebagian besar penduduknya mengandalkan sektor pertanian, perlu memanfaatkan sumber daya air tanah sebagai alternatif dalam memenuhi kebutuhan irigasi. Dengan melakukan identifikasi dan pemetaan potensi air tanah, masyarakat desa dapat memanfaatkan sumber air ini secara lebih optimal. Teknik identifikasi air tanah meliputi proses pengeboran, pengukuran tingkat air tanah, serta analisis kualitas air untuk memastikan kelayakan penggunaannya bagi pertanian. Pengembangan sistem irigasi berbasis air tanah diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani dengan menjaga keberlanjutan sumber air dan memaksimalkan hasil produksi pertanian.

Desa Gempol, seperti banyak wilayah pedesaan lainnya di Indonesia, sangat bergantung pada sektor pertanian untuk menggerakkan perekonomian lokal. Namun, salah satu tantangan yang sering dihadapi oleh para petani adalah ketersediaan air untuk irigasi, terutama pada musim kemarau yang panjang. Untuk mengatasi masalah ini, penggunaan air tanah sebagai sumber irigasi rakyat dapat menjadi solusi yang efektif. Artikel ini akan membahas secara rinci tentang teknik pengairan berbasis air tanah dan bagaimana identifikasi air tanah dapat membantu meningkatkan produktivitas pertanian di Desa Gempol.

tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat berharga, terutama di wilayah pedesaan yang mengalami kekurangan air permukaan. Identifikasi air tanah adalah langkah awal yang sangat penting sebelum membangun sistem irigasi berbasis air tanah. Identifikasi ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan, kuantitas, dan kualitas air tanah yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan irigasi Air.

Di Desa Gempol, banyak lahan pertanian yang bergantung pada air hujan atau sumber air permukaan seperti sungai atau bendungan. Namun, pada musim kemarau, sumber air ini sering kali mengering atau tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan irigasi. Dengan melakukan identifikasi air tanah, petani dapat mengetahui di mana titik pengeboran terbaik untuk sumur dan seberapa dalam pengeboran harus dilakukan untuk mendapatkan air dengan kualitas yang baik. Hal ini penting untuk memastikan bahwa air tanah yang diambil mencukupi kebutuhan irigasi tanpa merusak ekosistem setempat.

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan air tanah di Desa Gempol. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, tergantung pada kondisi geografis dan kebutuhan irigasi di wilayah tersebut. Beberapa metode yang dapat diterapkan adalah:

Geolistrik merupakan salah satu metode yang paling umum digunakan dalam identifikasi air tanah. Teknik ini bekerja dengan mengukur resistivitas tanah menggunakan alat yang disebut alat geolistrik. Resistivitas tanah adalah kemampuan tanah untuk menghantarkan listrik. Air memiliki resistivitas yang rendah, sehingga dengan mengukur resistivitas tanah di berbagai kedalaman, kita dapat mengetahui lapisan tanah yang mengandung air.

Teknik ini sangat efektif untuk wilayah seperti Desa Gempol yang memiliki variasi topografi dan jenis tanah. Metode geolistrik dapat memberikan gambaran yang cukup akurat mengenai kedalaman dan ketebalan akuifer (lapisan tanah yang mengandung air), sehingga membantu menentukan lokasi pengeboran sumur.

Metode pengeboran uji adalah teknik langsung yang digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan air tanah. Pada metode ini, pengeboran dilakukan di beberapa titik di wilayah yang diduga memiliki potensi air tanah. Setelah pengeboran, air tanah yang ditemukan diuji untuk mengetahui kuantitas dan kualitasnya.

Metode ini lebih mahal dan memakan waktu, tetapi sering kali memberikan hasil yang sangat akurat. Di Desa Gempol, pengeboran uji dapat digunakan sebagai langkah verifikasi setelah dilakukan survei awal dengan metode geolistrik. Dengan demikian, petani dapat memastikan bahwa pengeboran yang dilakukan akan memberikan hasil yang optimal.

Teknik pengamatan ciri fisik alam merupakan metode tradisional yang sering digunakan oleh masyarakat pedesaan. Masyarakat lokal biasanya mengamati tanda-tanda alam yang menunjukkan adanya cadangan air tanah, seperti jenis vegetasi yang tumbuh subur di suatu wilayah atau adanya mata air kecil di dekat permukaan tanah. Meskipun metode ini tidak seakurat geolistrik atau pengeboran uji, teknik ini sering digunakan sebagai panduan awal sebelum dilakukan identifikasi lebih lanjut.

Setelah berhasil mengidentifikasi keberadaan air tanah, langkah selanjutnya adalah merancang sistem irigasi yang sesuai dengan kondisi di Desa Gempol. Ada beberapa teknik pengairan berbasis air tanah yang dapat diterapkan, tergantung pada luas lahan, jenis tanaman yang dibudidayakan, dan ketersediaan sumber daya.

Sumur bor adalah salah satu metode yang paling umum digunakan untuk mengambil air tanah. Dengan menggunakan sumur bor, air tanah dapat dipompa ke permukaan dan disalurkan ke lahan pertanian melalui jaringan irigasi. Pompa air yang digunakan dapat berbasis tenaga listrik, solar, atau tenaga manual, tergantung pada ketersediaan sumber daya energi di desa.

Sumur bor dapat digunakan untuk mengairi lahan pertanian yang cukup luas dan sangat cocok untuk Desa Gempol yang memiliki kebutuhan irigasi yang cukup besar. Namun, penting untuk memastikan bahwa pengambilan air tanah dilakukan secara berkelanjutan agar tidak merusak cadangan air tanah di masa depan.

Irigasi permukaan adalah metode pengairan tradisional di mana air dialirkan langsung ke permukaan lahan melalui saluran terbuka. Metode ini lebih sederhana dan lebih murah, tetapi sering kali boros air karena sebagian besar air menguap atau meresap ke dalam tanah sebelum mencapai tanaman.

Namun, di Desa Gempol, irigasi permukaan masih banyak digunakan oleh petani, terutama untuk tanaman padi di sawah. Untuk meningkatkan efisiensi metode ini, saluran irigasi perlu dirancang dengan baik agar meminimalkan kehilangan air.

Menggunakan air tanah sebagai sumber irigasi di Desa Gempol memiliki sejumlah manfaat yang signifikan bagi petani dan masyarakat setempat, antara lain:

- Ketersediaan Air yang Stabil: Air tanah umumnya lebih stabil dan tidak tergantung pada musim, sehingga dapat digunakan sepanjang tahun, baik di musim hujan maupun kemarau.

- Produktivitas Pertanian yang Meningkat: Dengan ketersediaan air yang cukup, petani dapat menanam lebih banyak komoditas pertanian dan meningkatkan hasil panen mereka. Hal ini berkontribusi pada peningkatan pendapatan masyarakat.

- Pengurangan Ketergantungan pada Sumber Air Permukaan: Mengandalkan sungai atau danau sebagai sumber irigasi bisa menjadi masalah saat musim kemarau. Dengan air tanah, petani di Desa Gempol dapat lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan air irigasi.

Meskipun penggunaan air tanah memiliki banyak manfaat, ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan dalam pengelolaannya. Salah satu tantangan utama adalah risiko overeksploitasi air tanah. Jika pengambilan air tanah dilakukan secara berlebihan tanpa pengelolaan yang tepat, cadangan air tanah bisa habis, dan muka air tanah akan terus turun.

Untuk menghindari masalah ini, perlu ada perencanaan yang matang dan pengelolaan yang berkelanjutan. Sumur resapan dan kolam retensi bisa dibangun untuk menambah cadangan air tanah saat musim hujan, sehingga air tanah tetap terjaga.

Agar teknik pengairan berbasis air tanah ini dapat diterapkan dengan sukses di Desa Gempol, diperlukan kerjasama yang erat antara masyarakat dan pemerintah. Masyarakat harus dilibatkan dalam proses identifikasi air tanah dan pemeliharaan sumber air tersebut, sedangkan pemerintah desa dapat memberikan bantuan teknis serta membangun infrastruktur yang dibutuhkan untuk mendukung sistem irigasi.

Pemerintah juga harus memastikan bahwa pengambilan air tanah diatur dengan baik agar tidak terjadi overeksploitasi yang bisa merusak lingkungan dan mengurangi ketersediaan air di masa depan.

KESIMPULAN

Teknik pengairan berbasis air tanah merupakan solusi yang sangat potensial untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Desa Gempol. Dengan melakukan identifikasi air tanah yang tepat dan menerapkan teknik irigasi yang sesuai, petani dapat memanfaatkan air tanah secara optimal. Namun, pengelolaan yang bijaksana sangat penting untuk memastikan keberlanjutan penggunaan air tanah. Kolaborasi antara masyarakat, pemerintah desa, dan pihak terkait akan menjadi kunci sukses dalam pengelolaan sumber daya air ini, demi kesejahteraan petani dan keberlanjutan lingkungan di masa mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

Harefa, A. R. (2019). Peran Ilmu Fisik Dalam Kehidupan Sehari-hari. Jurnal Warta Edisi: 60.

Nia Yuliani, N. N. (2017). Kualitas Air Sumur Bor Diperumahan Bekas Persawahan Gunung Putri Jawa Barat. Seminar Nasional dan Gelar Produk.

Rahma Hi. Manuru, A. N. (2018). Pendugaan Sebaran Air Tanah Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Konfigurasi Wenner dan SchlumbergerDi Kampus 2 Universitas Cokroaminoto Palopo. Jurnal Fisika FLUX, 15 Nomor 1.

Sumur Bor Perairan Desa Gempol (Dokpri)
Sumur Bor Perairan Desa Gempol (Dokpri)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun