Mohon tunggu...
S. Kholipah
S. Kholipah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sedang belajar menulis

Setiap hari belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sudah tidak Perawan: Lebih Baik Jujur atau Merahasiakan dari Pasangan Baru?

7 Januari 2025   08:51 Diperbarui: 7 Januari 2025   08:51 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Data terbaru tahun 2024 menunjukkan angka yang mencengangkan terkait perilaku seksual remaja di Indonesia. Sebanyak 62,7% remaja SMP dilaporkan sudah tidak perawan dan menurut dr. Eva dari Divisi Poli HIV dan AIDS RSUD Depati Hamzah, dari 100 siswi SMA, sekitar 80 hingga 85 di antaranya diketahui sudah tidak lagi perawan. Angka-angka ini mencerminkan realitas yang perlu menjadi perhatian serius, baik dari segi pendidikan seks, nilai-nilai moral, maupun kesehatan masyarakat.

Namun, artikel ini tidak berfokus pada menghakimi angka-angka tersebut, melainkan pada salah satu dilema emosional yang sering dihadapi oleh perempuan yang sudah tidak perawan: apakah sebaiknya mereka jujur atau merahasiakan hal ini kepada pasangan baru mereka?

Mengapa Dilema Ini Muncul?

Bagi sebagian perempuan, kehilangan keperawanan bisa menjadi keputusan sukarela. Namun, ada pula yang kehilangan keperawanannya karena paksaan atau kekerasan seksual. Terlepas dari latar belakangnya, pengalaman ini sering menjadi beban emosional, terutama saat mereka memulai hubungan baru. Apakah harus jujur kepada pasangan? Atau lebih baik menyimpan rahasia demi menghindari risiko penolakan atau penghakiman?

Pilihan ini, tentu saja, tidak mudah. Ada dampak positif dan negatif dari kedua keputusan tersebut. Berikut adalah tinjauan lebih lanjut.

Keuntungan dan Risiko Jujur kepada Pasangan

Keuntungan:

  1. Membangun Kepercayaan: Kejujuran adalah pondasi dari hubungan yang sehat. Dengan membuka diri, pasangan akan merasa dihargai, yang dapat memperkuat kepercayaan.

  2. Mengurangi Beban Emosional: Menyimpan rahasia seringkali menjadi beban mental yang berat. Dengan jujur, tidak perlu lagi hidup dalam ketakutan akan kemungkinan terbongkarnya rahasia ini di kemudian hari.

  3. Menguji Komitmen Pasangan: Jika pasangan menerima masa lalu dengan lapang dada, ini menunjukkan bahwa ia adalah seseorang yang benar-benar mencintai tanpa syarat.

Risiko:

Tidak semua orang bisa menerima masa lalu pasangannya dengan lapang dada. Beberapa mungkin bereaksi negatif, bahkan memutuskan hubungan. Selain itu, jika pasangan baru Anda pria yang kurang bijak, hal ini dapat membuat orang lain mengetahui bahwa Anda sudah tidak lagi perawan.

Dalam situasi terburuk, pasangan baru Anda mungkin memanfaatkan informasi tersebut untuk kepentingan pribadi, seperti meminta hubungan seksual dengan asumsi bahwa dia juga bisa melakukan hal yang sama seperti mantan Anda dan hanya memanfaat tubuh Anda untuk memenuhi hasrat seksualnya tanpa pernah berpikir untuk melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius.

Keuntungan dan Risiko Menyimpan Rahasia

Keuntungannya antara lain dapat menghindari konflik, karena dengan merahasiakan masa lalu, risiko penolakan atau pertanyaan yang berpotensi memicu perdebatan bisa dihindari. Menyimpan rahasia juga menjaga privasi, karena tidak semua hal perlu diketahui pasangan, terutama jika masa lalu tersebut tidak relevan dengan hubungan saat ini. Selain itu, dalam beberapa kasus, menyimpan rahasia bisa menjadi bentuk perlindungan diri, terutama jika pasangan belum cukup dewasa atau terlalu konservatif.

Namun, ada pula risiko yang terkait dengan menyimpan rahasia. Salah satunya adalah rasa bersalah, yang dapat menghantui, terutama jika hubungan semakin serius. Selain itu, jika pasangan mengetahui fakta tersebut dari orang lain, ia mungkin merasa dikhianati, yang bisa merusak hubungan. Memendam rahasia juga dapat menimbulkan ketegangan emosional, yang berpotensi menyebabkan stres dan mengganggu kualitas hubungan.

Pilihan yang Bijak

Tidak ada jawaban tunggal untuk dilema ini, karena setiap situasi memiliki keunikannya sendiri. Yang terpenting adalah memahami nilai-nilai pribadi dan menilai kesiapan pasangan untuk menerima kejujuran. Jika keputusan diambil untuk jujur, penting untuk memilih momen yang tepat dan menyampaikannya dengan cara yang penuh empati. Sebaliknya, jika memutuskan untuk merahasiakannya, pastikan keputusan tersebut didasarkan pada rasa percaya diri, bukan ketakutan.

Pada akhirnya, hubungan yang sehat dibangun atas dasar saling pengertian, komunikasi, dan penghargaan. Masa lalu adalah bagian dari perjalanan hidup, tetapi cara menghadapi masa kini dan merencanakan masa depan bersama jauh lebih penting.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun