Perlu dipahami bahwa pasir merupakan sumber daya alam yang tidak terbatas. Namun, eksploitasi pasir yang tidak terkendali dapat memiliki dampak negatif pada lingkungan dan masyarakat yang tinggal di pesisir pantai. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk menerapkan kebijakan yang bertujuan untuk menjaga keberlanjutan pasir sebagai sumber daya alam. Dalam hal ini, kebijakan ekspor pasir harus mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan dan menjaga keseimbangan ekosistem di wilayah pengekspor pasir.
Berikut ini dampak yang merusak terhadap lingkungan:
Kerusakan Ekosistem: Pengerukan pasir laut dapat menghancurkan dan merusak ekosistem yang sensitif, seperti terumbu karang, padang lamun, dan habitat organisme laut lainnya.
-
Erosi Pantai: Ini dapat mengakibatkan hilangnya pantai berpasir dan meningkatkan risiko banjir di daerah pesisir.
Peningkatan Intrusi Air Asin: Pengerukan pasir laut dapat menyebabkan intrusi air asin ke dalam sumber air tanah dangkal, yang biasanya digunakan untuk pasokan air tawar. Hal ini dapat menyebabkan pencemaran air minum dan kerusakan terhadap pertanian.
Peningkatan Risiko Bencana: Penurunan pasir di pantai juga dapat mengurangi perlindungan alami terhadap abrasi pantai dan badai.
Gangguan pada Perikanan: Pengerukan pasir laut dapat mengganggu habitat ikan dan spesies laut lainnya yang penting bagi industri perikanan.
Perubahan Arus dan Pola Air: Ini dapat mengubah dinamika ekosistem laut dan mempengaruhi migrasi hewan laut, seperti penyu dan ikan paus.
Hilangnya Habitat Penyu
Peningkatan Pencemaran Sedimen: Pengerukan pasir laut dapat menyebabkan pelepasan partikel sedimen ke dalam air. Hal ini dapat mengaburkan air dan mengganggu kehidupan akuatik, termasuk karang dan biota laut lainn
 Kebijakan ekspor pasir juga harus mempertimbangkan dampaknya terhadap masyarakat lokal di wilayah pengekspor pasir. Berikut ini adalah beberapa dampak negatif yang signifikan terhadap perekonomian masyarakat pesisir, terutama nelayan dan masyarakat pesisir.
