Ditambah lagi mendapatkan pandangan lain  bahwa ternyata rumah para pengemis di kampung lebih mewah dari rumah kita sendiri. Semua pandangan itu akhirnya membentuk sikap yang negatif.
Pengalaman seorang teman malah sangat unik terkait perubahan sikapnya terhadap seorang pengemis. Pengalaman yang  membuatnya bersikap negatif tersebut diperoleh di Jakarta, kemudian berubah menjadi positif di Jogyakarta. Sebagaimana diceritakan teman tersebut yang kesal terhadap seorang pengemis, hingga seiring waktu bisa berubah  lagi.Â
Teman ini setiap pagi selalu rutin berbagi kepada pengemis di daerah sekitaran lampu merah di suatu lokasi di Jakarta. Namun ketika pulang kantor sewaktu maghrib, tidak sengaja si teman melihat pengemis yang dikenalnya tersebut pulang dijemput mobil. Si teman ini kaget karena sangat mengenal pengemis ini, yang merupakan proyek kegiatan sosialnya. Sejak peristiwa  tersebut sikapnya berubah drastis dan sangat anti terhadap pengemis.
Setelah 1 tahun bertahan dengan sikapnya tersebut, satu waktu  sikapnya berubah 360 derajat dalam sekejap ketika dia dinas ke Jogyakarta. Saat duduk santai di alun-alun Jogyakarta, dia memperhatikan ada pengemis kecil asik memakan rotinya. Pengemis kecil itu kemudian berjalan kearah nenek tua disampingnya dan dengan polosnya memberikan separuh rotinya, namun si nenek menolak.Â
Terjadilah dialog yang intinya nenek itu menolak pemberian, tapi si pengemis kecil ini memaksa dan mengatakan pada si nenek," Wis toh Mbah... mangan roti iki... aku mengko gampang golekane, mangan wae mbah..." kemudian berlari pergi.
Pengalaman yang dilihat teman diatas merubah sikap negatif yang diyakininya selama ini tentang pengemis. Dia menceritakan bahwa pada saat sikap negatifnya terbentuk,  dia tertutup melihat dari sisi lainnya dan semakin kuat saat  teman-temannya juga bercerita dengan pandangan yang negatif. Sama halnya seperti perubahan sikap karena melihat satu perbuatan buruk seseorang yang tidak disengaja, meruntuhkan kebaikan yang banyak yang telah dilakukan.Â
Teman ini tahu  bahwa berbuat baik mendapatkan pahala, namun pengaruh pandangan dari interaksi sosialnya dan terbawa perasaan atau emosi dari si pengemis membuat sikapnya berubah jadi negatif dan atau kembali positif.  Pengalaman yang merubah sikap menjadi positif atau negatif tersebut disebut konstruk psikologis. Sebagai contoh berikut :
Tadinya bersikap  mau membantu meminjamkan uang, jadi tidak mau membantu.
Tadinya bersahabat selama bertahun-tahun, jadi tidak saling mengenal
Tadinya bertetangga dengan baik, jadi bermusuhan gara-gara gosip
Tadinya si bos baik dan sayang sama kamu, ternyata jadi benci dan selalu mencari kesalahan.