Mohon tunggu...
Siti Hajar as anjar
Siti Hajar as anjar Mohon Tunggu... Lainnya - Fungsional Administrator Kesehatan Ahli Madya, Kemenkes 🇮🇩 🇮🇩

Imajiner keeper, loves growing and developing learning by process and experience, and follow the passion

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Manners is Number One...."

2 Juni 2022   07:30 Diperbarui: 21 April 2023   07:55 1022
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Netizen Indonesia selalu saja ramai jika menanggapi sebuah video viral yang heboh. Apalagi jika tentang pelanggaran manners yang dilakukan oleh individu atau sekelompok orang. 

Sanksi sosial seperti itu biasanya ampuh membuat jera, hingga membuat pelakunya akhirnya meminta ma’af.


Karena Indonesia kental dengan adat budaya asia yang menjunjung tinggi sopan santun, tentunya hal tersebut erat kaitannya dengan Manners. Apa itu Manners?

Jika secara bahasa disebut Tata Krama atau Sopan Santun. Menurut TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG, manners identik dengan perilaku, gaya dan sikap yang sopan atau tau tempat.

Jika kita flashback kejadian, pelanggaran manners sering terjadi beberapa waktu lalu. Dari kejadian tersebut dapat dipahami seberapa penting untuk menjaga manners

Seperti berita viral di medsos tukang becak bunuh perempuan cantik usai membelikan es buah, penyebabnya  lantaran tak terima dimarahi korban karena lama disuruh membeli es buah. Dari peristiwa tersebut kita bisa memahami bahwa perlunya menjaga manners karena akan berakibat fatal.

Baru-baru ini viral beredar video seorang ibu  menegur sikap wanita muda yang menyerobot antrian barisan ketika turun dari pesawat penerbangan Luar Negeri. Karena tidak terima dengan teguran tersebut, wanita muda tersebut membalas dengan  sikap kasar. Kemudian ramailah videonya beredar dengan komentar dari netizen berbagai versi menanggapi sikap bestie (wanita muda tersebut). 

Nah..., salah satu netizen ada yang berkomentar...bagaimana juga, “Manners is number one”.

So I agreed with that, manners is something basic that everyone should have.

Wujud dari manners seseorang terlihat ketika berinteraksi dalam  kesehariannya saat berbicara atau bekerja, seperti pada contoh kasus bestie diatas ya... 

Padahal tidak ada salahnya jika bestie mau antri setelah ditegur, hal ini  akan meningkatkan value diri sendiri bukan untuk menyenangkan orang lain. Berbeda jika tujuan berbuat baik hanya untuk menyenangkan orang lain atau saat butuh saja. Maka kita akan kaget keesokannya ada perubahan sikap  yang berbeda sangat drastis  dari good manners menjadi bad manners .


Manners Lintas Generasi 

Karakter orang yang hidup lintas generasi (Gen) tentunya berbeda-beda, seiring dengan perkembangannya yang pesat, lingkungan yang lebih maju dan mempengaruhi pola hidupnya. Namun manners menjadi  prinsip dasar yang krusial dan perlu ditanamkan setiap generasi sedari dini, karena menjaga manners sama halnya kita menjaga peradaban.

Karakter generasi (Gen) Y yang saat ini sebagai orangtua Gen X, memiliki peranan penting dalam membentuk perkembangan mannersnya. Demikian pula perkembangan manners Gen Z dan Alpha, tergantung dari karakter orangtua  dari generasi sebelumnya.

Siapa saja Gen X, Y, Z dan Alpha?. Menurut Widia Kurniasih (dalam artikel mengenal Generasi Baby Boomers, X, Y, Z dan Alpha), Gen Y adalah generasi kelahiran Tahun 1965-1980 dengan karakteristik mandiri, disiplin, pekerja keras logis dan mengutamakan karir. Adapun Gen X adalah  generasi kelahiran  Tahun 1981-1995, dikenal dengan karakternya begitu ekspresif dan lebih mengutamakan diri mereka.

Sedangkan Gen Z adalah generasi kelahiran Tahun 1996-2010, dengan karakter berpikiran terbuka, suka keberagaman, menyukai hal-hal baru, berfikir kritis dan ingin menjadi berbeda atau membawa perubahan. Dan Gen Alpha  adalah generasi kelahiran Tahun 2011-sekarang, memiliki karakter cenderung lebih cerdas, cepat memahami situasi dan dapat mengenali sesuatu dengan baik. Pembentukan manners pada Gen Alpha, perlu kemampuan ekstra dan lebih kreatif, karena sebagian Gen Alpha amat bergantung oleh gadget dan kurang bersosialisasi.


Pengabaian Manners

Pengabaian manners atau sopan santun yang terjadi disebabkan karakter setiap generasi berbeda, demikian pula dengan manners-nya. Tidak heran banyak kalangan muda di cap oleh Gen Baby Boomers (generasi lahir 1946-1964) tidak punya manners, namun tetap saja tidak memperdulikannya. 

Sebagai contoh kejadian di kereta api yang penuh sesak, ada seorang nenek sedang berdiri sementara semua orang didepannya duduk tidak peduli. Semua yang duduk di kereta api tersebut malah sibuk dengan gadget dan earphone, yang lain mengobrol,  dan yang lainnya pura-pura tidur.                                                                                                                                                                                                                                   Hal simpel pengabaian manners adalah ketika seseorang bertanya melalui chat, namun di akhir pembicaraan tidak ada kata penutup seperti,"ok bye” atau “terimakasih”. 

Tingkah laku yang tidak disadari tersebut, sama halnya tidak menghargai orang lain, yang mungkin kita menganggap seperti membuang energi. Sebenarnya tidak sulit memberikan tanggapan atau komentar, menunjukkan sikap kita menghargai orang lain, ringan tapi banyak orang menganggap remeh. 


Perlunya Menjaga Manners

Kenapa sih... kita perlu menjaga manners?, menjaga good manners sama halnya menjaga adab dan memelihara peradaban di lingkungan sosial pergaulan kita. Ketika kita menunjukkan good manners saat berinteraksi dengan anak atau teman, hal tersebut otomatis selain menceritakan kepribadian kita pada orang lain, sekaligus  menjadi contoh yang akan ditiru lainnya. 

Oleh karena itu kepribadian seseorang sering dikaitkan dengan latarbelakang lingkungan keluarga atau orangtua, tidak heran yang menegurnya mengkaitkan dengan didikan orang tua.

A Man’s manners are a Mirror in which he shows his portrait. – Johann Wolfgang von Goethe melalui quitpit.com.

Manners bukan hanya terbentuk dari aturan yang diikuti dan dilakukan hanya untuk satu waktu saja pada saat dibutuhkan. Manners bisa terbentuk dari  interaksi proses keseharian yang menjadikannya kebiasaan atau habbit untuk selalu bersikap baik dan berperilaku baik.


Manners dan Integritas           

Bagi kita yang masih bekerja, menjaga manners sama halnya menjadikan kita manusia yang berintegritas. Dimanapun kita, sebagai apapun diri kita ingatlah manners dengan orang lain sama halnya kita menjaga adab dengan keluarga kita, orang tua kita dan orang disekitar kita.

Melalui bukunya from Effectiveness to Greatness yang berjudul “The 7 Habits of Highly Effective People”, Stephen Covery menulis dalam bukunya, “honesty is telling the truth, in other word, conforming our words reality-integrity is conforming to our words, in other words, keeping promises and fulfilling expectations.” 

Jika diartikan, kejujuran berarti menyampaikan kebenaran, ucapannya sesuai dengan kenyataan. Sedangkan integritas membuktikan tindakannya sesuai dengan ucapannya.

Sedangkan manners adalah bagian dari integritas, merupakan sopan santun terhadap orang lain yang tidak berhenti saat kita membutuhkan dengan orang tersebut saja. Kemudian berubah sikap, ketika sudah tidak terkait lagi. Hal ini menunjukan kepribadian kita yang tidak  ‘spontan’ dan tidak jujur dengan diri sendiri dan orang lain.

Gambaran manners dapat kita ilustrasikan pada 2 orang karyawan yang akan ke toilet. Kedua karyawan ada yang baru bekerja 1 Tahun dan satu lagi sudah 2 Tahun, cara keduanya masuk ke toilet memiliki manners yang berbeda. 

Pada karyawan yang sudah 2 Tahun bekerja  masuk dengan menendang pintu dan berisik, tanpa memikirkan orang yang ada didalamnya. Lain halnya pada karyawan yang baru bekerja 1 tahun, masuk dan membuka pintu dengan hati-hati dan pelan, takut menganggu orang di dalamnya.

That’s the manners..., yang bisa berubah oleh waktu dan karena pengaruh lingkungan.

Pada akhir artikel ini, kita bisa mengambil kalimat motivasi dari  Coach Yudi Candra yang dinarasikan via instagram beliau. Kalimat motivasi ini coba dibayangkan bukan hanya untuk atasan kita saja ya..., tapi bisa untuk menjaga manners kita kepada orang yang pernah berjasa terhadap kita.

“Lihat bagaimana boss Anda memperlakukan Anda disaat sulit, hargai dan bayarlah saat Anda bisa. Siapapun dia layak atau tidak menjadi leader Anda, partner Anda atau kawan Anda". 

"Lihatlah apa yang dilakukannya disaat sulit, apakah dia peduli dengan Anda, apakah dia menepati janjinya, apakah dia tetap menjaga komitmennya. Jika iya, hargailah orang tersebut karena dia layak mendapatkannya. Dan manusia berintergritas semakin langka di dunia ini".


Selamat menjaga peradaban, sobat Manners!


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun