Bagaimana yang kita ketahui, kebersihan lingkungan selalu berkaitan dengan kesehatan. Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, debu, sampah dan bau. Dan kesehatan adalah keadaan kesejahteraan dari badan jiwa dan social. Jadi kebersihan dan lingkungan saling berkaitan karna keadaan bebas dari kotoran dapat membuat keadaan sejahtera.
Sejak kecil kita sudah di didik untuk tidak membuang sampah sembarangan, kenapa larangan membuang sampah sembarang dimulai sejak kecil? Karna hal yang mendasari hal tersebut adalah banyak nya dampak yang diakibatkan oleh sampah tersebut. Tentunya hal tersebut sangat merugikan manusia bahkan makhluk hidup lainnya.
Status mahasiswa sepertinya tidak menjadikan mahasiswa menjadi lebih peduli dengan lingkungan sekitarnya . seharusnya sebagai mahasiswa kepedulian terhadap lingkungan menjadi semakin tinggi dan menjadi contoh bagi masyarakat.
Jangan bilang anda mahasiswa jika masih buang sampah sembarangan.
Nasehat yang baik akan jadi sampah, jika diberikan kepada mereka yang menutup telinganya , niat baik juga akan menjadi sampah jika tidak dilakukan , dan mereka yang tidak menerima nasehat yang baik maka mereka adalah sampah.
Pengelolahan sampah harus melibatkan masyarakat sebagai subyek.
Paradigma pengelolaan sampah selama ini yang cenderung mengacu pada standart teknis pelayanan, mendasarkan perhitungan terhadap jumlah penduduk sudah tidak relevan, sudah saatnya paradigma ini dirubah dengan menempatkan masyarakat sebagai subyek, sedangkan pemerintah sebagai fasilitator. Hal ini disampaikan wali kota medan Drs. H.T. Dzulmi Eldin,S.MSi yang dibacakan oleh staf ahli bidang hokum Sulaiman Harahap, SH, M.sp dalam membuka kegiatan rapat akhir pembahasan master Plan managemen pengelolahan persampahan kota medan. Disampai kan Wali kota, bahwa tantangan dalam mengelola sampah semakin berat. Mengingat semakin bertambahnya jumlah sampah diperkotaan sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk. Untuk itu pengelolaan sampah berbasis masyarakat akan menjadi prioritas utama Pemko Medan. Wali kota yakin jika Masyarakat dibangun kesadarannya dalam mengelola sampah secara mandiri tentu permasalahan sampah dikota ini akan tuntas.
Tentunya kita semua menginginkan hunian yang bersih dan asri, kesadaran akan mengelola sampah yang baik dan benar harus terus dibangkitkan dalam pemikiran dan jiwa masyarakat . untuk itu pemko medan menggandeng lembaga asal Jepang, Institute For Global Environmental Strategies ( IGES) dalam hal pengelolaan sampah . rencananya Iges akan membantu menyusun master plan terkait pengelolahan persampahan ini. Sementara itu, Kepala Dinas Kebersihan dan pertamanan Kota Medan, H.M .Husni saat memimpin rapat mengatakan Master plan ini nantinya, akan dibangun bersama dengan stakeholder terkait sehingga menjadi aksi nyata baik dari segi sarana dan prasarana, SDM dan kawasan yang menjadi titik-titik pengelolaan sampah.
" ini akan menjadi strategi kita bersama dalam mewujudkan langkah yang kuat demi mewujudkan kota yang bersih".
Sampah akan bermanfaat jika di manfaatkan, seperti di daerah Palu bisa tukar sampah dengan sembako. Ada pemandangan berbeda dari warga palu, yang mengungsi di sekitar bandara Mutiara SIS Al Jufrie. Meski mereka masih mengungsi tetapi kesadaran akan hal sampah mereka sangat besar, mereka berbondong-bondong membersihkan sampah disekitar lokasi bencana. Selama hampir sepekan tinggal di pengungsian, warga mendapat bantuan makanan dan minuman dalam kemasan, yang menghasilkan banyak sampah . sehingga mereka berupaya membersihkan lokasi di sekitar pengungsian. Kesadaran memulihkan kondisi lingkungan, mulai dilakukan warga serta pengungsi yang masih bisa beraktifitas normal diPalu .Untuk menggalang kebersamaan ini Posko Pertamina peduli melakukan kegiatan barter antar sampah dan makanan. dan kegiatan itu sangat patut untuk dihargai.Jika sudah terjadinya bencana seperti di palu tugas kita adalah membantu, memotivasi, memberi semangat . jika sudah terjadi shock pada mereka maka untuk membantu pemulihan psikososial diperlukannya taruna siaga bencana, pekerjaan social dari kementrian social. Sebagian petugas juga dibekali konseling hingga membantu shock yang dialami penyintas.
Pemulihan psikologi penyintas untuk mencegah trauma pasca bencana sekaligus melatih penyintas agar hidup mandiri saat berbagai bantuan berhenti. Dalam penanganan bencana selalu ada fase "Bulan Madu" selama beberapa bulan setelah bencana. Saat itu penyintas masih kompak, banyak aksi heroic, perhatian warga diluar besar, energi sukarelawan banyak, dan liputan media massa massif. Namun saat fase itu berakhir, penyintas akan berhadapan dengan kenyataan mereka harus mandiri bertahan hidup dan mengembangkan potensinya.