Mohon tunggu...
siti aisyah
siti aisyah Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Muslimah taat beragama. masuk pesantren sejak usia 7 tahun, menikah di usia 14 tahun sebagai istri ke-4 ustadz pesantren. insyaallah menjadi muslim yang shalehah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Poligami Menambah Gairah Seks. Mengapa Istri Menolak Poligami?

17 September 2011   05:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:53 978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebangkitan islam sudah mulai bergaung. Kehidupan keagamaan di Indonesia sudah menyebar walaupun masih ada efek negatif seperti terorisme. Hampir 80 persen penduduk muslimah di Indonesia sudah menggunakan jilbab baik kesadaran sebagai muslimah maupun karena peraturan kantor dan sekolah. Bank syariah mulai menyebar sampai pelosok negri. Bank syariah mewajibkan pegawai wanita memakai jilbab dan menetapkan kegiatan ekonomi sesuai dengan syariah islam. Aceh menerapkan syariah islam dalam tatanan kenegaraan yang mungkin akan disusul oleh daerah lain. Tidak mustahi kebangkitan Islam di Indonesia akan menyebar ke seluruh dunia.

Namun masih banyak ciri kebangkitan tersebut hanya karena simbol islam saja tanpa melihat karena ketaqwaan kita terhadap Allah, swt. Banyak wanita menggunakan simbol jilbab tetapi memakai celana panjang bahkan ketat yang sudah jelas-jelas akan mengundang syahwat. Wanita diwajibkan menutup seluruh badan kecuali muka, telapak tangan dan telapak kaki pada saat shalat. Tetapi pada kegiatan sehari-hari kita tidak diwajibkan memakai busana seperti mukena tersebut.  Siti Aisyah, istri nabi muhamad memakai kerudung biasa tanpa menutup seluruh rambutnya. Beliau dikenal memiliki rambut pirang, karena semua orang bisa melihat sebagian rambutnya. Rambut bukanlah aurat baik bagi perempuan maupun laki-laki. Seorang pria  boleh saja memegang rambut bukan muhrimnya (tidak diharamkan) asal rambut tersebut sudah terlepas dari tubuh wanitanya. Yang terpenting busana kita menutup aurat dan tidak membangkitkan gairah laki-laki. Kita juga tidak boleh menggunakan celana panjang (celana untuk  laki-laki) karena perempuan.

Poligami bukanlah simbol dari agama islam tetapi merupakan sunah rasullulah. Banyak pihak yang menolak poligami dengan alasan merendahkan harkat dan martabat wanita. Padahal sesungguhnya surga merupakan balasan bagi istri yang dipoligami. Nikah merupakan 50 % daripada ibadah maka poligami merupakan 100 persenya ibadah. Surga bagi kaum lelaki ada di telapak kaki ibu, maka surga bagi kaum wanita ada di kaki ketiga suaminya. Seshaleh-salehnya wanita, wanita yang paling saleh adalah yang rela atau mendorong suaminya untuk berpoligami. Keiklasan kita  bisa dibarengi dengan menikmati poligami itu sendiri. misalnya dalam urusan hubungan senggama.

Pada dasarnya wanita diberi naluri untuk menyukai pria yang berpengalaman dalam hal sex. dalam film-film bf pria bermain dengan 2 atau lebih perempuan akan lebih meningkatkan libido kita. Begitupula ketika ditanyakan kepada kaum laki-laki (suami), mereka lebih menyukai permainan seperti itu dibandingkan 1 laki banding 1 perempuan. Dengan menikmati kita dipoligami, insyaalah ada keiklasan dan kita ikut berbahagia. poligami adalah pintu bagi kita menuju syurga. syurga di dunia dan juga di akherat nanti. amiiiin.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun