c) kondisi obyektif dan kebutuhan.
Anak usia SD (sebelum 8 tahun) aspek belajarnya secara holistik atau menyeluruh dengan menggunakan mata, telinga, intelektual dan gerakan (yang disebut SAVI) yang dilaksanakan secara bersamaan/menyatu. Pada saat anak melihat atau mendengar dan bergerak pada saat itulah anak mulai berpikir. Membelajarkan anak SD harus melalui benda-benda konkret atau benda-benda yang ada di sekitarnya. Melihat kenyataan tersebut maka melalui pembelajaran terpadu ini anak dapat mengintegrasikan bahan-bahan kajian menjadi utuh dan bermakna serta anak dapat belajar dari pengalaman langsung yang di alaminya.
Anak dapat belajar dengan mudah bila Guru tersebut mampu memahami kebutuhan anak, mengelola kelas dengan baik dan guru harus dapat menyesuaikan kemauan anak. Membelajarkan anak jangan menggunakan paksaan, hal tersebut fatal jika terjadi, biarkan anak belajar sesuai dengan apa yang dia sukai. Kita sebagai guru hanya mengarahkan dan membimbing bagaimana dia belajar.
LOG MATA KULIAH "PEMBELAJARAN TERPADU"
Pertemuan IV: Jum'at, 1 Oktober 2010
Guru mempunyai tugas yaitu membimbing anak menjadi kreatif dan mengajarkan anak berpikir kritis. Pembelajaran terpadu bertujuan agar anak dapat mempelajari apa yang ada di lingkungan sekitar melalui kurikulum berbasis pengalaman. Pada dasarnya anak belajar dari aspek keseluruhan dan hal itu disesuai dengan karakteristik anak yang perkembangannnya holistik. Oleh karena itu pembelajaran terpadu di SD yang berpusat pada topik/tema (tematik) dan menekankan pada pengalaman siswa dan disesuaikan dengan kurikulum. Belajar adalah pengalaman sehingga dengan pengalaman, belajar akan lebih bermakna sehingga hasil belajar siswa dapat bertahan lama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H