Di satu sisi, jika kita menyimak pengusung Sistem Demokrasi Liberal terbesar itu sendiri, yaitu Amerika Serikat, kita semua tau bahwa Amerika Serikat dulunya juga merupakan negara koloni. Â Dari perserikatannya juga, jika kita analisa, negara - negaranya juga tidak seliberal seperti pandangan para beliau - beliau yang memang mohon maaf, apakah mungkin kerangka berfikirnya sudah berseberangan dengan Sistem Demokrasi di Negeri ini..?
Jadi, jika beliau Presiden mengatakan Demokrasi kita sudah kebablasan, dalam kerangka analisa berfikir saya, mungkin ada betulnya juga, seandainya batas kerangka berfikir didasari atas ideologi negara kita. Dan kita masih ingat cerita beliau Presiden RI Pertama, bagaimana beliau dalam sebuah diskusi dengan Presiden RI Kedua yang pada waktu itu merupakan orang kepercayaan, dikatakan bahwa Beliau Ir. Soekarno benar - benar sedang membuat konsep yang tidak untuk Indonesia saja, namun konsep bagi dunia International dengan konsep yang sedang beliau kerjakan dalam proses aktualisasi di tingkat Internasional keburu terjadi kudeta dinegeri ini. Apakah hal tersebut memang benar, bagaimana Demokrasi Pancasila yang Terpimpin yang dikatakan Presiden RI Pertama merupakan bagian Konsep yang beliau katakan pada Dunia pada waktu itu.Â
Sedang jika kita simak bersama, bagaimana pergolakan politik International yang akhir - akhir ini sedang terjadi. Imbas pecahnya Blok Timur, dengan Pecahnya Republik Uni Sovyet yang merupakan penganut sistem Komunis. Dan kini, kita bisa lihat, bagaimana Politik Timur Tengah yang sedang berkecamuk. Belum lagi BREXIT nya Inggris dari Uni Eropa..?
Lalu, yang menjadi pertanyaan kita sekarang, siapa pengusung Demokrasi yang nantinya akan menjadi leader Demkrasi sebenarnya ? Karena disini jalas Amerika Serikat yang merupakan Leader Terkuat bagi Sistem Demokrasi Liberal. Adakah Sistem Demokrasi lain selain masuknya Sistem Demokrasi Pancasila yang terpimpin, salah satu buah karya terbaik Putra negeri ini ?Â
Mohon maaf yang sebesar - besarya. masyarakat negeri ini tentu sudah lebih pandai dan bijak lagi dalam menilai hal tentang Demokrasi di Negeri tercinta kita ini. Â Semoga bermanfaat, terimakasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H