Kemajuan arus ilmu Pengetahuan dan teknologi, sebagai sarana komunikasi dan penghasil informasi, dalam ilmu Pengetahuan modern dan globalisasi pun, bisa menjadi sumber literasi yang syah. Metode - metode dan proses analisis yang selama ini dipakai memang semakin hari semakin berkembang. Dalam kondisi berproses yang sering menimbulkan sebuah keadaan dalam kondisi disebut krisis, proses metode dan analisis krisis mungkin memang sebuah metode analisis  yang relevan, sepert yang pernah dikemukakan oleh sebagian ahli,sehingga mampu memberikan pertimbangan - pertimbangan logis yang akhirnya menjadi sebuah literasi yang dinamis bukan statis.  Dalam kerangka statistik. Sebagai proses pergerakan dan perubahan pola kehidupan yang hidup.
Dalam konteks Indonesia mengajar, sesungguhnya memang, bangsa ini sedang dalam proses  " pengajaran " dan pembelajaran dalam segala bidang. Dengan karakter dasar dan falsafah bangsa ini tentu, bangsa ini juga harus mampu menjaga stamina dan stabilitas diri, agar nilai - nilai karakter jati diri sebuah bangsa, tidak hilang. Atau tidak dihilangkan. Boleh jadi gempuran ilmu pengetahuan modern dan teknologi, bisa dikatakan benar - benar menggembleng bangsa ini dari segala arah. Baik dari kiri, kanan, depan, belakang, atas, bawah, dalam dan luar diri bangsa. Tinggal bagaimana daya tahan perisai diri bangsa ini ? Tentu hal tersebut jangan sampai dilupakan komponen bangsa ini, bahwa  perisai diri yang tersemat di leher Garuda Pancasila adalah perisai yang telah teruji berabad - abad lamany. Sehingga, dalam sebuah proses pembentukan jati diri bangsa ini, unsur karakter diri bangsa akan bercampur dan menjadi bak sebuah adonan yang matang dalam sebuah transformasi, bukan revolusi, untuk menjadi pribadi bangsa yang kuat, kokoh dan tangguh. Â
Mengapa penulis uraikan hal tersebut, tentu atas dasar observasi pada falsafah dan nilai - nilai yang ada dalam karakteristik bangsa ini, dalam sebuah kebhinekaan. Dengan dukungan bara beliau - beliau yang arif dan bijak dalam memegang kelimmuannya. Sehingga dalam istilah jawa sering dikatakan kelimuannya sudah " mersagi ". Â Menjadi bentuk yang mampu menjadikan dasar bijakan berfikir,bertindak, mengontrol, mengevaluasi dan mengantisipasi kemungkinan yang timbul. Hal inilah, kebijakan dan kearifan yang sering kita lupakan terhadap konsep pendidikan dan keilmuan yang juga menjadi karakter bangsa ini.
Untuk itu, ide dan gagasan oleh beberapa sdr/i kita, harus banyak mendapat dukungan, dan jika perlu dipertajam dan diperdalam lagi. Sehingga sesuai dengan judul tulisan ini yang berada dalam tanda petik " Mengajar ", benar - benar memiliki makna yang luas dan dalam. Â Mudah - mudahan, dari yang sekelumit, aspirasi dari setitik inspirasi penuis yang terpetik ini, Â bisa memberikan partisipasi dalam rangka mendukung Gerakan Indonesia " Mengajar ", sehingga bentuk usaha bersama seluruh komponen bangsa ini, mampu pula ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Atas kekurangan, kelebihan kata - kata, serta kurang pas dan berkenannya, penulis selaku pribadi dengan segala keterbatasan pengetahuan ini mohon maaf yang sebesar - besarnya, atas aspirasi yang menjadi bentuk partisipasi rakyat pada negeri ini. Terimakasih...salam Belajar - Mengajar...untuk Indonesia...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H