Â
Halo, apa kabar Kompasiner?
Pekan Menyusui Seluruh Dunia yang dilaksanakan tanggal 1-7 Agustus hampir usai, apakah gaungnya makin terasa atau makin hilang ditiup angin?
Kompasianer, jika pada judul saya tulis saatnya para pria menyusui, ini bukanlah lelucon atau bualan belaka. Meskipun pria tidak secara biologis mampu menyusui bayi, tetapi pria punya kekuatan untuk menggerakkan perempuan memberikan hak istimewa seorang bayi berupa ASI.
Dari Pekan Menyusui Sedunia ini ada 3 hal yang menurut saya patut dicatat dan dijadikan pemahaman baru bagi yang belum menyadari dan reminder untuk yang pernah tahu, tetapi sudah lupa.
1. Pria Bisa Menyusui dengan memberi dukungan penuh pada istri
Keberhasilan program menyusui tidak hanya tergantung pada ibu atau bayi, tetapi berkaitan juga dengan orang-orang di sekitarnya. Utamanya adalah ayah, lingkaran terdekat dari ibu dan bayi.Â
Ayah yang peduli pentingnya ASI untuk bayi pasti akan menjadi mitra asuh yang tangguh dan mumpuni bagi istri. Katakanlah dengan ikut membantu pekerjaan rumah, memberikan asupan gizi bagi bagusnya kualitas ASI dan menciptakan suasana nyaman di rumah.Â
Pada saat tenang, pada posisi hati yang tenteram, seorang ibu akan mampu memproduksi ASI dengan kualitas terbaik. Sebaliknya jika kesadaran akan pentingnya ASI bagi bayi tidak dimiliki oleh kaum pria, maka pemberian ASI akan terganggu, demikian pula kualitas ASI yang dihasilkan ibu.
2. Jika pemberian ASI sempat terhenti lakukan Relaktasi
Ini yang kadang belum dipahami oleh semua ibu. Jika karena alasan tertentu sempat menghentikan pemberian ASI, maka ketika ibu sudah siap lagi sebaiknya segera kembali menyusui. Masa laktasi berlangsung 0-24 bulan.Â
Jika pada masa itu sempat terhenti, maka sampai bayi berusia 24 bulan, kemampuan ibu untuk menghasilkan ASI masih ada. Hanya perlu kesabaran dan ketelatenan untuk kembali menghasilkan asupan gizi terbaik bagi bayi.
3. Menyusui tidak sekadar memberi ASI
Tentang peran ASI dalam mendukung tumbuh kembang bayi rasanya sudah tidak perlu dibahas lagi. Kualitas ASI sebagai asupan gizi terbaik tidak perlu dibantah lagi. Namun yang lebih penting dari kegiatan menyusui adalah keterikatan secara batin antara anak dan ibu.Â
Sentuhan fisik maupun kedekatan emosional akan menciptakan energi positif. Ibu bahagia, anak ceria dan tumbuh secara optimal.
So, mumpung belum berakhir mari kita dukung pekan menyusui ini sesuai porsi yang kita bisa lakukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H