Selain itu, mengapa banyak sekali orang yang bertujuan ena-ena yang bergabung di Tinder? Karena melalui ini, orang bisa merasakan ena-ena tanpa harus membayar mahal. You get what I mean? Iya. Di Tinder kita bisa memilih orang yang menjadi tipe kita secara fisik dan lain-lain, kita bisa dengan mudah bertemu (apalagi Tinder bekerja berdasarkan jarak), dan hanya bermodalkan mengajak nonton atau makan lalu bisa berlanjut ke ena-ena tanpa harus baperan - bawa perasaan.
Selain itu, bergabung di Tinder sangatlah tidak rumit. Cukup dihubungkan dengan Facebook atau nomor handphone lalu kemudian bisa langsung swipe tanpa harus mengisi banyak pertanyaan selayaknya aplikasi atau web cari jodoh (yang serius).
Memang tidak menutup kemungkinan kita bisa menemukan jodoh di Tinder, tapi saya bisa bilang kemungkinannya hanya 1:100. Tinder jaman sekarang sudah beda dengan jaman awal-awal Tinder dirilis. Awal-awal memang cukup banyak yang benar-benar murni ingin mencari pasangan
 Saya pribadi menyarankan, daripada bergabung di Tinder lebih baik memperbanyak teman dengan cara bergabung dengan berbagai komunitas yang kalian minati dan lebih membuka diri untuk juga bergaul dengan lawan jenis. Sediakan waktu di akhir pekan untuk bersosialisasi, jangan hanya mendekam diri dalam kamar.
Kalaupun pada akhirnya memutuskan untuk bergabung di aplikasi-aplikasi perjodohan, pesan saya... please please please... cari tahu sebelum bertemu atau mengenal lebih jauh dan punya prinsip dan keberanian untuk menolak jika kalian merasa tidak nyaman. Lebih cepat bertemu lebih baik daripada kalian berlama-lama bicara via chat saja lalu sudah terlanjur bawa perasaan padahal ternyata berakhir zonk.Â
Sekian dan cheers.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI