1.      Daftar representatif budaya tak benda warisan manusia (pasal 16) formulir ICH-02
2.      Daftar budaya tak benda yang memerlukan perlindungan mendesak (pasal 17) formulir ICH-01
3.      Daftar cara dan program yang terbaik untuk yang mencerminkan tujuan dan prinsip konvensi (pasal 18) formulir ICH-03
Menurut saya, dengan diinskripsikannya Tari Bali di UNESCO, hal itu dapat meningkatkan kebanggaan masyarakat Indonesia atas budayanya sendiri. Saya bersyukur sekali karena semakin kesini ternyata semakin banyak lho yang sadar untuk mengapresiasi seni tradisi. Mulai banyak anak-anak muda yang suka nonton Wayang Orang, karena sekarang tata panggungnya sudah lebih wow daripada dulu. Banyak yang mulai tertarik belajar tari tradisional, juga banyak yang mulai suka mempelajari alat musik tradisional. Tari Bali misalnya, wah ratusan orang di sanggar tempat saya belajar yang sedang mempelajari tari Bali. Dari anak-anak umur 4 - 5 tahun, sampai Ibu-ibu umur 50 tahun juga ada!
Saya pernah mikir, kenapa budaya Bali begitu menarik ya? Lalu saya sadar bahwa salah satu kunci sukses budaya Bali adalah dari masyarakatnya sendiri yang masih sangat dekat dan memegang erat budayanya. Kehidupan sehari-hari mereka tak lepas dari budaya tradisinya, yang didukung pula oleh pemerintah setempat yang terus menerus mendukung melestarikan budaya tradisi Bali. Tahu Pesta Kesenian Bali? Acara yang dihelat setahun sekali itu selalu menjadi incaran para turis baik asing maupun lokal untuk berkunjung ke Bali. Di Bali, enggak hanya pelaku seni tradisi yang mendorong seni itu sendiri, tapi juga masyarakatnya. Jadi, memang dibutuhkan kerjasama dari berbagai macam lapisan untuk bisa melestarikan budaya tradisinya. Hm, mengingat sekarang begitu banyak orang asing yang belajar tari Bali, saya sih berharapnya tetap harus lebih banyak kita yang belajar daripada mereka. He he. Kalau bukan kita, siapa lagi?
Ah, semoga misinya tercapai, ya! Yuk, dukung terus!
Cinta budaya, cinta Indonesia! *tos*
Salam,
Sita
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H