Mohon tunggu...
Prakasita Nindyaswari
Prakasita Nindyaswari Mohon Tunggu... Administrasi - Gula Jawa

Love coffee and cheesy jokes. Passionate in arts and cultures. International Relations graduate, but currently into Law.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

LKB Saraswati, Bertahan di Tengah Kuatnya Modernisasi

3 Juni 2012   08:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:27 1248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya mau tanya, seberapa jauhkah Anda memiliki keinginan untuk menjaga dan melestarikan budaya kita? Apa sih yang sudah Anda lakukan untuk menjaga dan melestarikan budaya kita? Banyak yang memberikan jawaban-jawaban klise seperti, "gue cinta Indonesia, kok". Tetapi ketika ditanya seberapa jauh atau apa saja sih hal yang sudah dilakukan untuk menjaga budaya Indonesia, banyak yang hanya diam. Saya kadang-kadang hanya tersenyum simpul, ketika seringkali ada yang marah-marah di dunia maya dengan kata-kata kasar, ketika jaman-jamannya Tari Pendet itu diisukan di "curi" oleh Malaysia. Banyak orang sibuk menggunjing Malaysia, padahal sebenarnya mereka pun tidak melakukan apa-apa untuk menjaga budaya itu sendiri. Di sela-sela hiruk pikuknya kota Jakarta, dengan segala kesibukan dan kehedonisannya, saya perlu menaruh rasa hormat saya kepada salah seorang warga Indonesia yang sudah 44 tahun terus menerus menjaga dan melestarikan budaya Indonesia, melalui sanggar tari Balinya, yaitu LKB Saraswati. Siapa dia? Bapak I Gusti Kompyang Raka. LKB Saraswati ini eksistensinya sudah tidak perlu diragukan lagi. Pernah bekerjasama dengan almarhum Elfa Secioria, Erwin Gutawa, Swara Mahardika, Tommy Page, dan musisi serta seniman lainnya, semakin mewarnai kiprah LKB Saraswati dalam mengepakkan sayapnya. Saya kebetulan bergabung di sanggar ini sejak Februari lalu, setelah saya magang di Jakarta. Rasa rindu saya yang begitu hebat akan tari Bali lah yang akhirnya membawa saya untuk mengikuti sanggar LKB Saraswati ini. Beberapa kali saya bertemu dengan Pak Kompyang, dan setiap saya melihatnya, saya bisa melihat dedikasinya yang begitu tinggi terhadap seni, terutama tari Bali. Dedikasi yang tinggi ini, tidak hanya tertanam pada diri Pak Kompyang saja, tetapi pada semua seniman-seniman Bali yang terlibat didalamnya, baik itu para pelatih dan juga para penabuh gamelannya. Dan yang saya salut dengan Pak Kompyang adalah, beliau tidak tertutup dengan budaya lainnya. Kalau Anda dulu pernah menonton acara Indonesia Mencari Bakat di Trans TV, pernah LKB Saraswati berkolaborasi dengan tim Rumingkang (tim penari Jaipong asal Jawa Barat). Oh, iya LKB Saraswati juga mengisi acara di Java Jazz 2012 kemarin, lho. Jadi secara tidak langsung juga membuat budaya Indonesia ini, khususnya Tari Bali semakin dikenal oleh dunia internasional. Pak Kompyang juga sering sekali datang ke tempat latihan saya di Taman Ismail Marzuki, untuk memantau para penari dan juga ketika pelajaran menabuh gamelan. Beliau bahkan tidak segan-segan untuk memarahi kami, jika kami ada detil gerakan atau ekspresi yang salah, atau bahkan menyebut gerakan kami jelek. Sangat apa adanya. Mungkin ada yang beranggapan bahwa berkolaborasi dengan musik atau budaya lain akan melunturkan budaya itu sendiri. Tapi pemikiran seperti itu, tidak berlaku untuk Pak Kompyang. Pak Kompyang justru selalu mencari cara agar tarian dan gamelan Bali dapat terus diterima. Berkolaborasi dengan musik modern baginya bukan masalah. Justru dengan cara itu, budaya Bali akan dapat terus diterima dan dapat terus diperkenalkan kepada generasi muda, dengan mengikuti perkembangan jaman. Salut deh! Dan memang cara itu cukup ampuh untuk memperkenalkan budaya kepada anak-anak muda.

[caption id="attachment_192455" align="aligncenter" width="403" caption="LKB Saraswati di Java Jazz 2012 (1)"][/caption] [caption id="attachment_192457" align="aligncenter" width="576" caption="LKB Saraswati di Java Jazz 2012 (2)"]

13387088621338438136
13387088621338438136
[/caption] Di LKB Saraswati ini, terdapat dua orang luar negeri yang belajar tari Bali, yaitu Gai Littler (asal Australia) dan Junko Morishima (asal Jepang). Tahu tidak? Antusias mereka berdua dalam mempelajari tari Bali, tidak kalah besarnya dengan kita-kita yang dari Indonesia, bahkan mungkin kita saja kalah dengan antusias mereka. Kalau sudah begitu, saya terkadang malu. Yang bukan orang Indonesia saja cinta sekali dengan budaya Indonesia, tapi kok orang Indonesianya masih banyak yang tidak peduli, ya? Memang tidak semua orang suka seni, tapi paling tidak mengapresiasi dengan baik itu sudah sangat cukup kok.

[caption id="attachment_192454" align="aligncenter" width="239" caption="Junko Morishima, asal Jepang. Antusiasnya patut diacungi jempol lho."]

1338708521639390349
1338708521639390349
[/caption]

Saya seringkali merasa terharu, melihat anak-anak kecil umur 6 tahun-an sudah banyak yang dileskan tari Bali oleh orangtuanya. Saat itu rasa optimisme saya terhadap terjaganya budaya Indonesia muncul ketika melihat mereka menari. Setidaknya juga orangtua mereka pun menunjukan bahwa mereka cinta dengan budaya Indonesia dengan menyalurkan anaknya untuk mengikuti sanggar ini. Tahu tidak? Anak-anak itu tidak ada yang menangis lho ketika latihan tari Bali. Secara.. latihan tari Bali itu cukup menguras tenaga, apalagi yang newcomers. Belum lagi, kalau dimarahi karena gerakannya yang tidak benar. Mereka hebat!

[caption id="attachment_192458" align="aligncenter" width="604" caption="Anak-anak sedang latihan tari Bali"]

1338709390101833820
1338709390101833820
[/caption]

Di zaman yang kian modern ini, dimana anak-anak banyak yang tidak tahu apa budaya Indonesia, dan lebih asyik main Angry Birds melalui iPad atau bermain ke mal, tetapi ternyata ada anak-anak yang masih memiliki kecintaan terhadap budaya kita ini. Dan di tengah arus modernisasi dan globalisasi yang begitu kuat, LKB Saraswati dengan pimpinan Pak Kompyang ini sanggup bertahan sampai sekarang, memperkenalkan gamelan dan tarian Bali kepada generasi-generasi muda, dan berharap para generasi muda ini mampu untuk meneruskan perjuangan mereka dalam menjaga dan melestarikan budaya bangsa. Sebenarnya LKB Saraswati ini adalah contoh kecil dari sekian orang yang sebenarnya juga sudah berjuan untuk menjaga budaya bangsa. Semoga budaya bangsa Indonesia tetap terus terjaga dan tidak termakan zaman. Saya tidak menyuruh Anda untuk menjadi seorang penari atau seniman lainnya untuk menjaga dan melestarikan budaya bangsa. Karena setiap orang memiliki interest nya masing-masing. Tapi paling tidak, Anda turut mengapresiasi dengan baik budaya bangsa ini dan jerih payah mereka yang terus berusaha menjaga budaya kita ini.

Salut dari saya untuk Pak Kompyang! :)

[caption id="attachment_192465" align="aligncenter" width="550" caption="Pak Kompyang (tengah) bersama Guruh Soekarnoputra"]

13387104631675826924
13387104631675826924
[/caption]

Salam hangat,

Sita.

Nb: bukan sedang promosi, lho! :D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun