2. Budaya peran (role culture)
   Budaya ini ada kaitannya dengan prosedur birokratis, seperti peraturan organisasi dan peran atau posisi spesifik yang jelas karena diyakini akan memberi kepastian terhadap tugas dan fungsi setiap anggota organisasi.
3. Budaya pendukung (support culture)
   Budaya ini mengusahakan terjadinya integrasi nilai bersama dalam organisasi. Budaya pendukung ditentukan oleh pimpinan ketika oraganisasi/instusi tersebut didirikan yang dituangkan dalam visi dan misi organisasi tersebut.
4. Budaya prestasi (achievement culture)
   Budaya prestasi ini membuat anggota organisasi berlomba-lomba untuk memperoleh keberhasilan dalam melaksanakan pekerjaannya, dan hal ini membuat anggota organisasi berusaha menjadi lebih baik lagi.
BAB III
KAJIAN DAN ANALISIS
    Stres  adalah  suatu  kondisi  yang  terjadi ketika  orang  menyadari  tekanan  pada  mereka atau  situasi  yang  tidak  dapat  ditangani  sendiri oleh  setiap  individu,  dan  jika  situasi  tersebut sangat  besar untuk jangka  waktu  yang  panjang tanpa jeda apapun. stres kerja adalah suatu kondisi dimana karyawan  tunduk pada tekanan  tim  dan  mengungkapkan  pendapat yang tidak dihargai oleh kelompok kerja  dan juga  kesempatan  individu  untuk mempengaruhi keputusan atau terlibat dalam pengambilan  keputusan. Stres adalah respons adaptif terhadap keadaan eksternal  yang  menjadikan  penyimpangan fisik, psikologis, dan perilaku pada karyawan.
   Budaya organisasi adalah norma- norma dan nilai - nilai yang mengarahkan perilaku anggota organisasi. Setiap anggota akan berperilaku sesuai dengan budaya yang akan berlaku agar diterima oleh lingkungannya. Budaya organisasi adalah apa yang karyawan rasakan dan bagaimana persepsi ini menciptakan suatu pola teladan kepercayaan, nilai-nilai dan harapan. Budaya organisasi diperlukan dalam suatu perusahaan sebagai sistem nilai yang membentuk aturan atau pedoman dalam berfikir dan bertindak para karyawan untuk mencapai tujuan. Budaya organisasi yang tumbuh dan terpelihara dengan baik akan mampu memacu organisasi ke arah perkembangan yang lebih baik, dengan kata lain kinerja karyawan juga akan ikut meningkat seiring tumbuhnya nilai-nilai dari budaya yang mendukung kinerja karyawan dan tujuan organisasi.
   Budaya  memiliki  dampak  langsung  terhadap kepuasan  kerja  karyawan  karena  dengan memberikan  imbalan  dan  manfaat distribusi lebih  tinggi  akan  meningkatkan  kepuasan karyawan   yang   diikuti   oleh   organisasi. Perubahan dalam  budaya  organisasi mempengaruhi  kepuasan  kerja  karyawan  dan juga  perubahan  perilaku  dan  sikap  mereka. Budaya mendukung organisasi meningkatkan  tingkat kepuasan  karyawan  dan  mengurangi  rasio turn over dari organisasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Paramarta & Astika (2020), Eka dkk (2019) menyatakan bahwa semakin tingginya budaya organisasi seorang pegawai maka secara persial berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebutuhan pelanggan lebih diutamakan dari pada kebutuhan internal perusahaan, memberikan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan kerja pegawai, diberikannya kebebasan dan fleksibilitas untuk melakukan hal hal baru yang dapat memperbaiki perusahaan ke arah yang lebih baik dan melakukan komunikasi dalam perbaikan proses dan pelayanan dalam rangka meningkatkan kualitas tanpa menunggu adanya permasalahan yang muncul budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai.