Mohon tunggu...
Sisxa Regiana Q. K
Sisxa Regiana Q. K Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Jember

Saya adalah seorang mahasiswa Ekonomi Pembangunan dengan minat mendalam pada ekonomi moneter. Saya tertarik untuk memahami bagaimana kebijakan moneter dan fiskal dapat memengaruhi stabilitas ekonomi dan pertumbuhan jangka panjang, serta dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Inklusi Keuangan Perkuat Stabilitas Keuangan Indonesia: Tantangan dan Peluang

4 November 2024   21:27 Diperbarui: 13 November 2024   08:11 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inklusi keuangan bertujuan memberikan akses layanan keuangan formal kepada seluruh lapisan masyarakat, tidak hanya memfasilitasi kegiatan ekonomi tetapi juga memainkan peran vital dalam mengurangi kemiskinan dan ketimpangan. Inklusi keuangan dapat juga dikatakan sebagai fondasi krusial bagi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan merata. Inklusi keuangan memungkinkan individu dan usaha kecil, yang mungkin sebelumnya terpinggirkan dari sistem perbankan, untuk mengakses kredit, tabungan, dan asuransi. Ini membuka jalan bagi mereka untuk mengembangkan usaha, menabung untuk masa depan, dan melindungi diri dari risiko finansial. Dalam jangka panjang, akses ini dapat meningkatkan produktivitas dan mobilitas ekonomi, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil dan inklusif.

Selain itu, inklusi keuangan berperan penting dalam menciptakan stabilitas sistem keuangan. Dengan memperluas basis pengguna layanan keuangan formal, risiko konsentrasi berkurang, dan ketahanan terhadap gejolak ekonomi meningkat. Misalnya, ketika lebih banyak orang dapat mengakses layanan keuangan, dana yang dihimpun oleh bank atau lembaga keuangan lainnya akan lebih tersebar di seluruh masyarakat. Ini membuat sistem keuangan lebih tahan terhadap risiko default besar-besaran yang mungkin terjadi dalam kelompok atau sektor tertentu. Tidak kalah penting, inklusi keuangan juga berkontribusi pada peningkatan literasi dan edukasi keuangan masyarakat. Melalui perluasan akses, masyarakat belajar tentang cara mengelola keuangan, meminjam secara bertanggung jawab, dan mengelola risiko.

Inklusi keuangan dan stabilitas sistem keuangan memiliki hubungan yang erat dan saling memperkuat. Inklusi keuangan yang lebih luas dapat menjadi pilar utama dalam menjaga stabilitas sistem keuangan karena beberapa alasan mendasar.

Pertama, inklusi keuangan memperluas basis partisipan dalam sistem keuangan. Dengan semakin banyak individu dan usaha kecil yang mengakses layanan keuangan formal, risiko konsentrasi dana pada segelintir kelompok atau sektor ekonomi tertentu bisa berkurang. Hal ini penting karena risiko sistemik sering kali muncul ketika dana atau kredit terlalu terpusat di segmen tertentu yang rentan terhadap guncangan ekonomi.

Selain itu, inklusi keuangan juga meningkatkan ketahanan ekonomi masyarakat secara keseluruhan. Ketika individu memiliki akses terhadap tabungan, kredit, dan asuransi, mereka memiliki lebih banyak alat untuk mengelola risiko pribadi, seperti kehilangan pekerjaan, bencana alam, atau kebutuhan mendadak lainnya. Ketahanan ini berdampak pada stabilitas sistem keuangan karena masyarakat yang memiliki akses terhadap layanan keuangan lebih kecil kemungkinannya untuk tergantung pada bantuan darurat atau intervensi keuangan saat terjadi krisis, sehingga beban terhadap sistem berkurang.

Inklusi keuangan juga dapat mengurangi ketimpangan ekonomi, yang pada gilirannya mendukung stabilitas sosial dan ekonomi. Ketimpangan ekonomi yang tinggi dapat memicu ketidakstabilan sosial dan berpotensi memengaruhi stabilitas keuangan. Dengan memperluas akses ke layanan keuangan, peluang ekonomi menjadi lebih terbuka untuk semua lapisan masyarakat. Hal ini dapat memperkecil kesenjangan antara kelompok ekonomi yang berbeda dan menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Peran fintech dan teknologi digital dalam mendorong inklusi keuangan juga menjadi faktor penting dalam stabilitas keuangan. Dengan adanya teknologi yang memperluas akses keuangan hingga ke daerah-daerah terpencil, basis pengguna keuangan menjadi lebih inklusif dan terdiversifikasi. Digitalisasi ini membantu lembaga keuangan memantau risiko secara lebih akurat, meningkatkan efisiensi operasional, dan mempercepat respons terhadap perubahan ekonomi. Inklusi keuangan juga perlu diiringi dengan regulasi yang tepat. Pertumbuhan inklusi keuangan yang cepat tanpa pengawasan dan regulasi yang baik bisa meningkatkan risiko, terutama terkait dengan kredit macet atau kejahatan keuangan. Karena itu, otoritas keuangan harus menjaga keseimbangan antara memperluas akses dan memastikan keamanan serta kesehatan sistem keuangan secara keseluruhan.

Ketahanan ekonomi yang kuat memerlukan partisipasi ekonomi yang luas dan stabil, dan inklusi keuangan berperan penting dalam mencapai hal ini. Inklusi keuangan memperkuat ketahanan ekonomi nasional dengan memberdayakan individu dan rumah tangga untuk mengelola risiko keuangan mereka. Akses ke tabungan, kredit, asuransi, dan investasi memberi masyarakat alat untuk merencanakan masa depan dan menghadapi situasi darurat, seperti biaya medis, kehilangan pekerjaan, atau bencana alam. Dengan adanya cadangan keuangan yang lebih baik, rumah tangga lebih tahan terhadap guncangan ekonomi dan tidak terlalu bergantung pada bantuan eksternal ketika mengalami kesulitan.

Selain itu, inklusi keuangan memberikan dampak positif pada ketahanan sektor usaha, terutama UMKM. UMKM adalah tulang punggung perekonomian Indonesia, tetapi sering kali kesulitan mengakses pendanaan formal. Dengan memperluas akses ke kredit dan layanan keuangan lainnya, UMKM dapat meningkatkan kapasitas produksi, berinvestasi dalam teknologi atau pelatihan, dan mengembangkan pasar. Ketika UMKM tumbuh, mereka menciptakan lebih banyak lapangan kerja, mengurangi pengangguran, dan memperkuat struktur ekonomi domestik. Ini berarti bahwa perekonomian nasional menjadi lebih tangguh dalam menghadapi perlambatan atau krisis global karena ada sektor domestik yang kuat dan stabil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun